Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Menangisi apa,sia sia saja karena sudah terjadi.Leta menangisi jika dirinya sudah hamil setelah Aldo menyentuh nya untuk pertama kali.

Melihat kalender lagi di laci nakas kamar nya,ia baru tersadar jika terakhir datang bulan Minggu ke tiga dua bulan lalu.Dan saat dia di gagahi oleh Aldo adalah masa subur nya.

"Kamu bahkan hamil saat memiliki suami,tapi kenapa seperti seolah olah kamu ternodai?"

Aldo stres dibuat oleh Leta,tissue berhamburan di bawah.Lelaki itu rela memunguti dan membuang nya di tempat sampah kecil di depan kamar mandi.

"Iya,kita menikah saat aku sudah hamil,berarti aku MBA kan?"

"Dan aku menikahi mu Arletaaaaa..."

Sesenggukan padahal air mata saja tidak menetes di pipinya.

"Ayolah ini sudah malam,jangan menangis terus.Orang orang mengira aku menganiaya kamu!" Aldo mendekat, mengulurkan kedua tangan nya untuk memeluk namun di tolak oleh Leta.

"Minggir!! Aku tidak suka dengan mu!"

Masih dengan sabar Aldo bahkan bersimpuh di bawah ranjang,di hadapan istrinya.

"Aku mohon sayang jangan seperti ini,aku bingung harus berbuat apa?.."

Begitu sabar nya Aldo membujuk Leta,ia bahkan tau kesalahan nya namun sudah terjadi mau bagaimana lagi.

"Harusnya kamu tidak melakukan nya kemarin!" seru Leta,ia menekan kalimat nya.

"Itu sudah terjadi,kita sama sama melakukan nya.Jika langsung menjadi bayi berarti itu anugerah,rejeki Arleta sayang.."

"Udah udah diam,aku tidak suka! Kamu tidak tahu mau ku apa!"

Arleta merebahkan tubuhnya meringkuk memunggungi Aldo yang masih bersimpuh dengan kedua lutut dan tumit untuk menahan tubuhnya yang tinggi besar.

"Kamu belum siap hamil anak ku?"

Leta diam tak menjawab.

"Atau mau di gugurkan saja?" tanya Aldo.

Leta langsung berbalik menatap Aldo.

"Jahat!!" Air mata mulai menetes basah di pipinya.

"Astaga..."

Aldo pun berdiri mendekati Leta,mau tidak mau suka tidak suka.Meski Leta meronta ingin dilepas Aldo berusaha memeluk erat istrinya.

Mengusap rambut indah Leta, susah untuk diam namun Aldo tidak menyerah.Terus mencoba memeluk dan memeluk nya erat hingga Leta bosan sendiri pasti akan diam.

Menyusut hidung nya,mulai mereda tangisan Leta.

.

.

.

"Jika masih marah dengan ku,oke tidak apa-apa.Tapi paling tidak jangan menangis terus,aku bingung harus berbuat apa sayang"

Masih dengan posisi sama,Leta menaruh kepala nya di dada Aldo.Ia tetap diam tak bersuara,hanya sesekali menyusut hidung.

"Aku pulang ke Mamah ya?!"

Dugh!!

Leta menyikut perut Aldo,lelaki itu pun terkekeh.

"Mau nya apa tidak menjawab,aku pulang tempat Mamah tidak boleh,atau aku ke Ghe.. Aaaiiihhh aaaaw sakiiit sayang!"

Leta menggigit dada Aldo keras hingga membekas dan memerah di sana.Aldo buru buru membuka kaos nya memastikan berdarah atau tidak,dan ternyata benar sedikit.

Mata Leta terbelalak melihat itu.Begitu pula Aldo, ia juga mengangkat alisnya.Jika Leta tidak melepas gigitan nya mungkin sudah keluar darah nya di sana.

"Pak Lee memasakan mu daging kan,kenapa bisa menggigit ku.Kamu gemas dengan ku hmmm?" tanya Aldo,ia mulai menggoda istrinya.

Leta menggelengkan kepala nya cepat tanpa berucap apapun.

"Kamu menyebalkan bisa bisa nya istrimu sedang hamil,ini anak mu.Masih saja berfikiran mau pergi ke wanita itu" tunjuk tunjuk perut nya sendiri.

"Dengar kan aku,aku sudah menjelaskan semua dengan sedetail nya dan tak ada yang aku tutupi.Besok Gandi akan mendaftarkan pernikahan kita,setelah itu aku berjanji pada mamah untuk pulang.Dengan Opa,kita besok pulang dengan Opa, Opa sudah berjanji bukan akan melindungi kita?" jelas Aldo pada istrinya.

Tidak bertemu selama sepuluh hari belum lagi saat pergi bahkan Aldo belum meminta keinginan nya.Leta beruntung karena hanya dia lah wanita yang Aldo inginkan dan tak ada yang lain.

Padahal Gheani seorang model, berpakaian nya saja tidak seperti wanita lain yang tertutup.Tapi Aldo tidak tertarik sama sekali.

"Aku sudah memiliki mu,aku sudah lama menginginkan mu,hanya dengan mu Leta tidak ada yang lain.Kalau seandainya aku serakah sudah banyak wanita yang aku tiduri hanya di iming imingi uang!"

Aldo terus mencoba menjelaskan,Leta bahkan tak menimpali sedikit pun.

"Hasrat ku,gairah ku hanya dengan mu.Kamu hampir sempurna untuk ku,untuk apa aku mencari yang lain?"

Mungkin saja sedikit merayu dan menggombal namun Aldo tidak peduli,ia hanya istrinya berhenti merajuk dan memaafkan.

Mereka sudah halal dan akan rugi jika tidak terjadi apapun malam ini.Aldo lama menunggu ini dan berharap setiap hari.Ia bahkan sering berfantasi saat di rumah Mamah hanya dengan berbekal foto Leta yang memakai pakaian tidur yang kurang bahan itu.

"Sudah jangan menangis,kita tidur ya.. Sudah malam,anak ku tidak akan aku ajari begadang seperti orang tua nya,dia harus jadi anak pintar dan patuh!"

Aldo mematikan lampu utama begitu pula lama yang berada persisi di atas ranjangnya.Memastikan pintu terkunci dan jendela tertutup dengan rapat.Sementara Leta hanya diam di atas ranjang menunggu suami nya mendekat.

Terakhir Aldo mematikan lampu tidur,namun hanya bagian milik Leta saja sedangkan milik nya tidak.

Klik!!

Leta yang mematikan itu,ia tersenyum pada Aldo.Meski gelap gulita hanya pencahayaan dari lampu di atas kamar mandi senyum Leta bahkan terlihat nyata bagi Aldo.

"Aku tidur duluan!" ucap Leta,ia mulai berbalik menepuk bantal namun lengan nya di tarik oleh Aldo,otomatis dirinya berbalik menghadap Aldo.Wajah mereka saling menatap,hidung nya bahkan menempel sangat dekat.

.

.

.

Tidak menunggu lama setelah saling menatap,kedua nya terhanyut bergumul di atas ranjang yang awal nya rapih menjadi antah berantah porak poranda.

"Sakit tidak?" tanya Aldo,ia bahkan bermain dengan lembut karena takut menyakiti,namun Leta menggeleng.

"Enak tidak seperti ini?"

"Ehmmm ehhh biasa nya seperti ini kan? Aahhh" suara nya membuat Aldo gila,lelaki itu menggeleng lalu mempercepat kegiatan nya.

Kedua nya belum mencapai puncak tapi Aldo mencabut nya dari sana,ia beralih memposisikan dirinya di atas perut Leta,menunduk lalu mengecup nya.

Bermunajat di sana berharap calon anak nya akan baik baik saja,Leta justru menikmati sentuhan Aldo,tanpa tahu apa yang lelaki itu sentuh.

Akhhh!!

Aldo memasukan lagi milik nya yang sudah sangat mengeras,panjang dan besar.

Akhhhh..

"Tahan,aku akan mempercepat nya!" Leta mengangguk,dan benar saja ritme permainan bertambah,Leta bahkan seperti melayang ke langit ke tujuh.

Hari ini dilalui mereka dengan baik meski harus ber drama beberapa kali dan sempat membuat Leta bahkan diam tak ada suaranya,tapi berkat Aldo yang pantang menyerah dan Opa Malik semua bersedia membantu Leta.

"Aku mencintai mu Arleta!" ucap Aldo,kedua nya saling memeluk sebelum Aldo tersungkur.

Leta hanya mengangguk.Ia tahu jika suami nya akan mengulangi lagi nanti atau setelah subuh.

.

.

.

To be continue

_

_

Jangan lupa di like,beri hadiah,yang belum subscribe buruan di subscribe ya,dan komen..

Happy reading guys 😘