Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akmal Pulang Ke Jakarta
Tidak terdengar suara balasan orang yang menelepon, namun Mereka terlihat mengobrol dengan begitu akrab dan penuh perhatian. Bahkan mereka berjanji besok pagi akan mengunjungi restoran Pram in the country untuk mulai melakukan renovasi.
Shakila yang tadi terlihat sangat sedih sekarang sikapnya berbanding 180 derajat, dia terlihat sangat bahagia dengan mencurahkan seluruh isi hatinya kepada orang yang menelepon. Bahkan mereka menghabiskan waktu yang agak lama untuk membahas masa depan yang akan dijalani.
Setelah telepon terputus, Shakila pun menarik nafas panjang tanpa membiaskan senyum penuh kebahagiaan. khayalan indah yang akan datang membuatnya semakin bersemangat menjalani hari-hari, meski tanpa hadirnya seorang suami.
"Aku harus tidur cepat, agar tubuhku kembali segar." gumamnya sambil menaikkan selimut mematikan lampu menggantinya dengan lampu yang redup, hingga tak lama terdengar dengkuran halus yang keluar dari bibirnya. Shakila tertidur begitu lelap seperti tidak mempedulikan kejadian pahit yang sedang dialaminya.
*****
Waktu pagi hari di salah satu kampung yang berada di Kabupaten Sukabumi, suasananya terasa begitu Asri angin Bukit menerpa dari jendela jendela yang terbuka memberikan kesejukan yang begitu natural. burung-burung terdengar terus berkicau saling bersahutan dengan yang lainnya, memamerkan suara yang begitu khas menambah keindahan suasana pedesaan.
"Deri aku akan pulang sekarang, kebetulan mobilku sudah selesai diperbaiki." ujar Akmal yang menemui pengurus rumah.
"Tidak menginap lagi saja Pak? masak berkunjung cuma dua hari saja."jawab asisten rumah tangga yang terlihat agak Sedih ketika mau ditinggalkan sang majikan, karena Akmal adalah pemilik rumah yang baik dan selalu menghormatinya meski jabatannya hanya seorang pembantu.
"Inginnya Aku berlama-lama di sini. Suasana yang sejuk dengan kicauan burung yang tanpa henti membuatku ingin selalu Kembali ke tempat ini, namun untuk sekarang aku masih memiliki kesibukan dengan klinikku yang harus aku urus. mungkin ketika aku tua nanti aku akan menetap di sini meninggalkan hiruk pikuk kota Jakarta, tapi meski begitu kamu tidak usah khawatir, karena mungkin sebulan atau dua bulan sekali, aku akan tetap mengunjungi rumah ini untuk mengenang semua Masa Laluku."
"Yah saya sangat mengerti dengan kesibukan Bapak, semoga selalu diberi kesehatan dan diberikan rezeki yang melimpah."
"Ya sudah Tolong bawa Tasku ke dalam mobil!" pinta Akmal yang terlihat berat meninggalkan rumah peninggalan ibunya, namun meski begitu dia harus kembali ke Jakarta untuk menggapai kebahagiaan yang sudah ia perjuangkan dengan begitu penuh pengorbanan.
Orang yang diperintah pun mengangguk kemudian mengambil tas, lalu pergi ke dapur. setelah itu dia pun kembali dengan membawa beberapa buah durian yang sudah diikat oleh daun Aren.
"Kemarin saya bermain ke kebun kebetulan ada beberapa durian yang jatuh, saya yakin duriannya sangat matang dan manis. kebetulan Bapak berada di sini sehingga saya menyimpannya Siapa tahu saja mau dibawa?"
"Durian yang mana yang sedang berbuah?" tanya Akmal yang terlihat merasa heran.
"Yang pohon besar yang kecil-kecil belum menghasilkan buah. mumpung Bapak ada di sini Sekalian Bapak bawa saja untuk oleh-oleh, karena Bapak selalu menolak untuk datang ketika panen durian."
"Oh begitu ya sudah Kamu taruh saja dubagsi belakang."
Setelah mendapat persetujuan Deri pun keluar dari rumah diikuti oleh Akmal untuk menuju mobil yang sudah terparkir di halaman, mobil itu terlihat kembali ke seperti semula karena seperempat yang rusak sudah diganti dengan yang baru.
Deri memasukkan durian di bagasi belakang sedangkan tasnya ditaruh di kurs,i kemudian dia berdiri di samping pintu kemudi seperti masih ingin diperintah lagi oleh sang majikan karena Akmal berkunjung terlalu singkat.
"Jaga rumah dengan baik, serta kebun kamu harus mengurusnya dengan begitu teliti, karena yang menikmati semua hasilnya adalah keluargamu, aku tidak meminta sedikitpun hasil dari Kebunku."
"Baik Pak, itu sudah tanggung jawab saya."
"Satu lagi kalau ada apa-apa kamu secepatnya mengabari saya! ini untuk membeli rokok." ujar Akmal sambil memberikan uang berwarna merah dua lembar.
"Terima kasih banyak Pak, Sampai ketemu lagi." jawab Deri sambil manggut memberi hormat.
Setelah berpamitan Akmal pun mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan rumah yang penuh dengan kenangan, di mana kejadian bahagia dan mengerikan masih tergambar jelas di benaknya. Akmal terus melaju mengendarai mobil bercampur dengan kendaraan-kendaraan lainnya yang berlalu-lalang di jalan
Suasana kala itu kira-kira pukul 10.00 pagi, musim hujan yang masih turun membuatnya tidak terlalu panas, memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
Setelah masuk ke area Cibadak, Akmal pun memutuskan untuk memakai jalan tol yang baru dibuka, agar Secepatnya Dia bisa sampai ke rumah. sambil ditemani Lamunan Lamunan indah bersama wanita yang sangat ia cintai yang suaminya sudah dihilangkan dengan cara ditabrak.
Akmal sudah membayangkan Bagaimana pertemuannya dengan Shakila yang begitu mengharukan, di mana Shakila menangis penuh kebahagiaan memeluknya sampai akhirnya mereka pun lepas kendali, berciuman menikmati kemenangan yang sudah mereka raih.
Khayalan khayalan baik dan kotor terus menemani perjalanan Akmal, dia sudah membayangkan kejadian ketika di bioskop akan dilanjutkan dengan kejadian yang lebih dari ciuman, di mana dia akan merasakan sentuhan-sentuhan dan belaian-pelayan hangat seorang perempuan, membuat kedua sudut bibirnya terlihat terangkat bahkan sesekali membulat menirukan orang yang sedang berciuman.
"Shakila, Shakila....! sekarang tidak akan ada lagi pengganggu dalam hubungan kita. aku dan kamu bebas melakukan apa yang kita inginkan, kita akan mengarungi bahtera keindahan dan kenikmatan yang tidak bisa diceritakan dan dilukiskan. Tunggu aku sebentar lagi akan menemuimu, menjemputmu menuju kebahagiaan yang Hakiki." gumam Akmal yang masih tetap fokus mengendalikan kemudi mobilnya.
Perjalanan yang ditemani dengan kebahagiaan dan alunan musik yang terdengar dari audio mobil, membuat Akmal tidak merasa lelah Dia terlihat bersemangat Ingin secepatnya Bertemu dengan wanita yang hadir mengganggu tidur lelapnya. hingga akhirnya Akmal pun tiba di salah satu komplek perumahan mewah dan memarkirkan Mobilnya di depan pintu gerbang salah satu rumah.
Tanpa membuang waktu Akmal pun turun dari mobil, wajahnya tetap sumringah bahkan terdengar bersiul mengisyaratkan tidak ada beban dalam kehidupannya. Akmal berjalan menuju bagasi belakang kemudian membukanya, sehingga tercium wangi khas dari durian yang sudah matang.
"Semoga kamu bahagia dengan oleh-oleh yang kubawa tapi aku yakin kamu akan lebih bahagia ketika melihatku baik-baik saja." gumam Akmal sambil mencium durian yang dibawa dari kampung halamannya.
Dengan gagah dan berani Akmal membuka pintu gerbang yang kebetulan tidak dikunci, kemudian dia berjalan mendekat ke arah pintu lalu menekan bel yang berada di sana.
Hati Akmal tiba-tiba berdebar tak karuan, jantungnya berdegup sedikit kencang Entah mengapa itu bisa terjadi Padahal dia sudah sangat menginginkan kebebasan berhubungan dengan Shakila.
"Kok tidak ada pergerakan, apa jangan-jangan dia tidak berada di rumah?" hati Akmal mulai gelisah ketika pintu tidak kunjung dibuka.
Ning Nong, Ning Nong, Ning Nong.
Akmal pun kembali memecat bel yang berada di pintu dengan mondar-mandir dia menunggu Pintu itu terbuka, namun beberapa saat menunggu pintu itu masih tertutup bahkan tidak ada suara derap Kaki yang mendekat ke arahnya.
Ning Nong, Ning Nong, Ning Nong.
Tidak Patah Arang pria introvert itu mulai kembali menekan bel pintu rumah ,samar-samar terdengar ada langkah kaki yang mendekat. membuat Akmal semakin merasa gugup namun dipenuhi kebahagiaan, dia memposisikan tubuhnya agar terlihat tetap tampan ketika bertemu dengan Shakira.
Ceklek!
Suara kunci yang putar diikuti oleh pintu yang dibuka membuat wajah Akmal seketika berubah menjadi pucat pasi, seperti tidak ada darah yang mengalir dia terdiam tidak menyangka dengan orang yang membuka pintu.
1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗