NovelToon NovelToon
Terhisap ke Dunia Game: 5 Nyawa untuk 1 Harta

Terhisap ke Dunia Game: 5 Nyawa untuk 1 Harta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyeberangan Dunia Lain / Game
Popularitas:435
Nilai: 5
Nama Author: Vyann

Tiga sahabat, Reza, Bima, dan Fajar, terjebak dalam sebuah misi absurd di tengah gurun pasir setelah disedot oleh portal misterius. Dengan hanya lima nyawa tersisa, mereka harus menghadapi tantangan aneh dan berbahaya untuk mencapai harta karun legendaris. Setiap kali salah satu dari mereka mati, mereka "respawn" seperti dalam permainan video, tetapi jumlah nyawa mereka berkurang, mendekatkan mereka pada nasib terjebak selamanya di gurun.

Setelah berlari dari kejaran buaya darat dan selamat dari angin puting beliung yang disebut "Angin Putri Balalinung," mereka menemukan helikopter misterius. Meskipun tidak ada yang tahu cara mengendalikannya, Bima mengambil alih dan, dengan keberanian nekat, berhasil menerbangkan mereka menjauh dari bahaya.

"Bro, lo yakin ini aman?" tanya Reza sambil gemetar, memandangi kokpit yang penuh dengan tombol.

Bima mengangguk ragu, "Kita nggak punya pilihan lain, kan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vyann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Portall di Dalam Goa

Setelah beberapa jam berlindung di dalam goa, mereka bertiga masih duduk terdiam sambil mencoba memikirkan langkah selanjutnya. Keluar dari goa jelas bukan pilihan, karena T-Rex masih mengaum dengan buas di luar, menjaga pintu keluar seperti predator yang menunggu mangsanya.

"Apa kita akan selamanya di sini? Ini nggak ada habisnya," keluh Fajar, yang berbaring di atas bebatuan. "Kita harus cari jalan keluar lain."

Bima, yang selalu bersikap tenang, berdiri dan memandang ke dalam kegelapan goa. "Satu-satunya pilihan adalah melintasi goa ini. Kita nggak bisa bertahan di sini selamanya. Mungkin di ujung goa ada jalan lain."

Reza mengangguk. "Ya, gue setuju. Kalau terus di sini, kita hanya bakal nunggu mati kelaparan. Yuk kita jalan, siapa tahu ada sesuatu di dalam."

Dengan keputusan itu, mereka mulai berjalan menelusuri kegelapan goa. Tanpa adanya cahaya, suasana semakin mencekam. Suara langkah kaki mereka bergema di dinding batu, dan sesekali terdengar suara tetesan air dari langit-langit goa.

Fajar mencoba membuat suasana lebih ringan dengan humor khasnya. "Gue udah mulai merasakan aura film horor nih. Kalau tiba-tiba ada zombie muncul, gue udah nggak kaget lagi."

Reza tersenyum tipis. "Jangan-jangan nanti ada vampir juga, lengkap deh!"

Namun, di tengah kegelapan dan sunyi itu, seberkas cahaya tiba-tiba muncul di depan mereka. Cahaya itu begitu terang sehingga untuk sesaat, mereka berpikir telah menemukan jalan keluar.

"Cahaya!" seru Fajar dengan semangat, mempercepat langkahnya. "Akhirnya, kita sampai di ujung goa!"

Namun, begitu mereka mendekat, mereka menyadari bahwa itu bukan cahaya matahari. Cahaya itu berasal dari sesuatu yang jauh lebih aneh dan tidak biasa—sebuah **portal bercahaya** berkilauan di ujung goa. Portal itu berputar lambat, memancarkan cahaya biru keemasan yang seakan memanggil mereka untuk masuk.

Reza, yang terkenal paling penasaran di antara mereka, langsung bersemangat. "Portal! Ini pasti jalan keluar kita! Ini pasti portal untuk kembali ke dunia kita!"

Tanpa menunggu lebih lama, Reza dengan penuh semangat melangkah menuju portal tersebut. Bima dan Fajar, meski sedikit ragu, akhirnya mengikuti Reza. Mereka tidak punya pilihan lain selain mencoba apa yang ada di depan mereka.

Begitu mereka melangkah melewati portal, mereka merasakan sensasi aneh seolah tubuh mereka ditarik oleh kekuatan tak terlihat. Pemandangan di sekitar mereka berubah dengan cepat, seolah mereka sedang dipindahkan ke tempat lain.

Dalam hitungan detik, mereka tiba di tempat yang sama sekali berbeda. Mereka berdiri di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi. Udara di sekitar terasa segar, dengan angin lembut yang membawa aroma tumbuhan liar dan pepohonan. Desa itu tampak tenang, dengan rumah-rumah kayu sederhana yang tersebar di sepanjang lereng bukit.

"Apa ini?" tanya Fajar, bingung. "Ini... jelas bukan dunia kita."

Bima mengamati sekeliling mereka. "Kita mungkin masih dalam permainan ini. Dan gue nggak yakin kita bakal keluar semudah itu."

Tiba-tiba, terdengar suara familiar yang mereka sudah hafal di luar kepala—**Ting!** Sebuah surat turun dari langit, disertai dengan sebuah kotak kecil yang terbuka di depan mereka. Di dalam kotak itu terdapat sebuah **peta** yang tampak tua dan usang.

Reza memungut surat itu dan membacanya dengan lantang, "Cari Permata Orion."

Mereka bertiga saling berpandangan, dan Reza langsung melirik peta yang ada di tangannya. Peta itu menampilkan jalur yang berliku-liku melalui hutan, sungai, dan pegunungan menuju sebuah tempat yang dinamai 'Tempat Permata Orion.'

"Permata Orion?" gumam Fajar. "Ini pasti misi kita yang berikutnya."

"Dan kayaknya misi ini nggak akan mudah," tambah Bima. "Peta ini menunjukkan tempat yang jauh di gunung."

Reza menghela napas panjang, namun di wajahnya terlihat antusiasme yang tak bisa disembunyikan. "Yah, mau gimana lagi. Sepertinya kita harus menyelesaikan ini kalau mau keluar dari sini."

Mereka mulai menelusuri peta dan berjalan menuju arah yang ditunjukkan. Sepanjang perjalanan, mereka dikelilingi oleh pemandangan yang luar biasa indah. Pegunungan yang menjulang tinggi di kejauhan, sungai yang mengalir jernih di bawah mereka, dan padang rumput yang dipenuhi bunga-bunga liar. Meski mereka berada dalam dunia yang penuh tantangan, keindahan alam yang mengelilingi mereka membuat perjalanan terasa sedikit lebih ringan.

"Kalau ini beneran game, gue mau ngasih nilai 10 dari 10 buat grafisnya," canda Fajar sambil melihat-lihat pemandangan di sekitar.

Reza tertawa. "Sayang nggak ada mode foto. Gue pengen selfie di sini."

Bima, meski tak banyak bicara, juga tersenyum kecil mendengar candaan teman-temannya. Namun, mereka tetap waspada karena tahu bahwa tantangan berikutnya bisa muncul kapan saja.

Setelah beberapa waktu berjalan, mereka tiba di lembah yang semakin sempit, dikelilingi oleh bukit dan tebing curam. Udara semakin dingin, dan suasana mulai terasa lebih mencekam. Namun, semangat mereka masih tinggi, terutama setelah mengetahui bahwa mereka sedang menuju sesuatu yang besar.

Di akhir perjalanan ini, mereka tahu bahwa Permata Orion bukan sekadar batu biasa. Ini mungkin kunci untuk membuka jalan keluar dari dunia game yang aneh ini.

Bersambung....

1
JasmineSeroja82
Lucu Ceritanya/Facepalm/
Vyann: hehe, Makasih udh mau mampir ka/Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!