NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:229.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Separuh jiwa yang kembali

Matahari sudah menampakkan sinarnya, terlihat terang di langit Singapore. Seorang Jharna baru menggerjapkan matanya berusaha menyesuaikan Cahaya yang masuk melalui retinanya. Terdengar hembusan napasnya yang lega saat ternyata ia masih ada di dunia ini.

Sepanjang malam, entah berapa kali ia terbangun karena mimpi buruk yang menghantuinya. Sosok Andrew dan Cheryl menjadi pengganggu tidurnya hingga hatinya tidak merasa tenang dan nyaman. Benar adanya, bahwa bertemu kembali dengan dua orang itu memerlukan kesiapan mental yang besar. Ia sadar benar, bahwa selama Ia masih ada di dunia ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kemungkinan besar mereka akan bertemu.

Saat ini Jharna masih memikirkan, bagaimana cara mengusir bayangan orang-orang itu dari benaknya. Sosok yang menganggunya bahkan saat sedang tidur. Ia masih memikirkan, bagaimana cara membalaskan dendamnya dengan benar.

Gruukk…

Suara bising usus Jharna terdengar jelas, ia melihat jam di dindingnya dan ternyata sudah jam setengah sembilan pagi. “Astaga, aku kesiangan!” seru gadis itu. ia segera beranjak dari tempatnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

“Aduh, Kelvin pasti udah bangun. Dia pasti kelaparan. Mana aku belum sempat beli apapun lagi.” Jharna menggerutu sendiri. Pikiran tetang laki-laki itu yang pertama muncul. Padahal tidak ada kesepakatan kalau ia yang akan menyiapkan makanannya, tetapi tetap saja terasa ada yang kurang saat melewatkan hal tersebut.

Jharna mempercepat mandinya. Setelah merasa tubuhnya bersih, ia segera berpakaian dan menyisir rambutnya. Wajahnya tidak ia rias seperti biasanya. Hanya memakai tabir surya dan lip balm seperti yang pernah di sarankan Kelvin. Katanya, walaupun diam di rumah, tabir surya itu tetap di perlukan.

Setelah semuanya siap, Jharna segera keluar kamar. Matanya di buat terkejut oleh keberadaan Kelvin di dapur. Laki-laki itu terlihat lucu dengan celemeknya. Lengan bajunya ia gulung sampai ke pertengahan lengan. Entah masakan apa yang sedang ia buat, yang jelas wanginya sangat enak. Jharna sampai mengusap perutnya yang kembali berbunyi.

“Selamat pagi,” sapa Kelvin. Tidak perlu ke minimarket hanya untuk mendapatkan sapaan itu. Jharna mendapatkannya setiap hari dari Kelvin.

“Pagi, Vin. Duh maaf aku kesiangan, jadi kamu deh yang masak.” Jharna mendekat dengan rasa sesalnya. Ia melihat Kelvin sedang membuat tumisan sayuran dengan udang dan potongan kecil ayam. Pantas saja wanginya sangat enak.

“Gak apa-apa dong. Kamu duduk aja, bentar lagi masakannya mateng.” Laki-laki itu tersenyum tampan seperti biasanya.

“Aku mau bikin jus, kamu mau?” Jharna memilih melakukan kegiatan lain.

“Boleh,” sahutnya.

“Okey,” Jharna membuka kulkas dan mengambil beberapa jenis buah. Memilahnya, mana yang cocok untuk di jadikan jus di pagi hari ini. Setelah yakin, ia mengeluarkan apel dan golden kiwi untuk dijadikan jus.

Kelvin masih sibuk dengan masakannya. Ia segera menatanya di piring sementara Jharna menyelesaikan pekerjaannya membuat jus. Mereka selesai bersamaan. Keduanya sudah duduk di meja makan dan mulai menyantap sarapan menjelang makan siang itu.

“Selamat makan,” ucap Kelvin seraya mendekatkan lauknya pada Jharna.

“Selamat makan,” timpal Jharna. Mereka mulai menikmati makanan dalam suasana hening. Tidak ada yang terdengar selain suara sendok yang sesekali beradu pelan dengan piring. Sekali waktu keduanya tidak sengaja bersi tatap, tetapi kemudian hanya tersenyum dan menyelesaikan makan mereka.

Selesai makan, dua orang itu terduduk di balkon. Kelvin terlihat sibuk dengan tabnya. Ia mendapat undangan seminar dari Bobby. Katanya dia di minta mengisi salah satu jam kosong, dengan materi tips menjaga kesehatan kulit agar tetap kencang dan awet muda. Kelvin menggeleng, saat ia rasa ia belum siap untuk melakukan hal ini.

“Gue kirim aja materinya buat lo ya, lo yang nyampein.” Kelvin mengirimkan sebaris pesan itu pada Bobby.

“Laah ya jangan dong bro. Justru maksudnya gue pengen lo yang nyampein. Mereka para perawat di klinik gue sama Amilny. Lo bisa santai buat ngasih materi ke mereka. Mereka bosen dapet materi tentang gigi sama kebersihan saat operasi doang.” Bobby langsung membalas.

Terlihat Kelvin yang termenung mempertimbangkan permintaan sahabatnya.

“Vin,” suara Jharna membuyarkan lamunan Kelvin.

“Ya,” laki-laki itu segera mematikan layar tabnya. Fokusya beralih seluruhnya pada Jharna.

“Aku rasa, aku mau pulang ke rumah ibuku sebelum sesi syuting bareng kak Amilny di mulai,” ucap Jharna tiba-tiba.

“Mau ku antar?” laki-laki ini selalu sigap.

Jharna menggeleng, lantas menoleh Kelvin yang ada di sampingnya. Mereka hanya terhalang meja bundar kecil di tengah-tengah mereka.

“Gak usah. Ibuku tinggal di desa, banyak nyamuk, susah signal, gak ada layanan pesan antar kalau lapar. Aku rasa gak akan cocok buat kamu.” Jharna menolaknya dengan halus. Ia tidak mau membebani Kelvin lagi.

“Aku tidak masalah dengan hal semacam itu. Tapi kalau kamu memang butuh ruang buat kamu dan ibu kamu, aku gak akan ganggu.” Ujaran kelvin selalu saja terdengar tegas dan menenangkan. Laki-laki ini seperti paham dengan kondisi yang dialami Jharna.

“Makasih Vin. Kayaknya aku memang butuh waktu buat aku dan ibuku,” aku Jharna. Laki-laki itu mengangguk paham.

Siang itu, Jharna dan Kelvin pulang ke Indonesia. Kelvin kembali ke Jakarta sementara Jharna masih harus melanjutkan perjalanannya menuju kampung halaman ibunya. Ia sengaja menggunakan bis, untuk mengenang kembali perjalanan yang sudah lama tidak pernah ia lakukan. Terakhir ia bertemu dengan sang ibu sekitar dua tahun lalu. Tepatnya saat acara pernikahan sepupu Andjani. Rupanya sudah lama sekali. Ia sangat merindukan sang ibu.

Suasana yang dingin dan sepi, kembali di rasakan Jharna. Ia tidak asing dengan hembusan angin yang lembut ini. Perkebunan sayuran yang membentang luas, berbagai macam sayuran tumbuh subur di daerah ini. Sekarang, Jharna bingung harus pergi kemana. Tidak ada pengnapan di sekitar sini. Ibunya tentu tidak akan mengenali sosok dirinya yang sekarang. Sementara hari semakin gelap dan senja sore yang sudah menguning itu perlahan tenggelam di telan malam.

Menyusuri jalanan setapak dengan sebuah tas ransel di punggungnya, Jharna melanjutkan langkahnya. Otaknya masih berpikir, apa yang akan ia jadikan alasan saat bertemu dengan sang ibu nanti. Apa yang akan mereka bicarakan?

Langkah Jharna sebentar terhenti di depan sebuah ladang luas yang sedang di tanami kol dan sawi. Seingat Jharna, ladang ini milik orang tuanya. Di tempat ini dulu Jharna membantu sang ibu memanen sayuran. Kilatan ingatan saat ia tertawa-tawa di ladang ini kembali mengisi pikirannya. Rasa makanan yang selalu lebih enak saat di makan di ladang pun, seolah menari-nari di lidah Jharna. Dadanya mendadak sesak, saat membayangkan semua itu.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Jharna meneruskan langkahnya. Ia menggunakan senter di ponselnya untuk menerangi jalannya. Daerah ini sepi sekali, tidak ada kendaraan yang berlalu lalang seperti halnya di Jakarta atau Singapore. Orang-orang pasti sudah berada di rumah dan sedang beristirahat setelah seharian kelelahan bekerja.

Di depan sebuah pelataran rumah yang sederhana, Jharna menghentikan langkahnya. Dadanya berdesir ngilu saat melihat seorang wanita sedang sibuk mencuci sayuran di yang baru di panennya. Dua wadah besar sayuran harus ia bersihkan karena dini hari nanti tengkulak akan mengambilnya untuk ia jual ke pasar. Tiba-tiba saja, air mata Jharna menetes tanpa di minta melihat sosok wanita yang sudah tidak muda lagi. Ia menyusut keringatnya dengan lengannya, ia masihbaju dinasnya yang compangg camping bekas memanen sayuran di sawah. Rasanya Jharna ingin berlari dan memeluk sang ibu yang begitu ia rindukan.

“Gimana kabar ibu? Apa ibu masih mengingatku?” batin Jharna dengan perasaan yang sangat sakit. Ia membayangkan setiap harinya wanita ini mengerjakan pekerjaan yang sama. Bekerja keras membantig tulang seorang diri. Sudah belasan tahun ia tinggal sendiri setelah suaminya meninggal tiba-tiba di ladang. Saat itu usia Andjani pun masih belia, ia hanya tahu kalau orang tuanya telah meninggal, namun tidak memahami kalau kehilangan seseorang itu begitu memilukan.

Dengan langkah yang gemetar, Jharna menghampiri sang ibu. Ia menahan tangisnya dalam-dalam. Perlahan sang ibu mengangkat kepalanya yang semula hanya menunduk saat melihat bayangan seseorang berdiri di hadapannya.

“Selamat malam, Bu.” Suara Jharna sempat tercekat, saat melihat lingkar mata yang sudah dipenuhi kerutan itu. Mata bulatnya terlihat sangat lelah, keriput di wajahnya sudah terlihat jelas.

“Selamat malam. Mau nyari siapa?” suara wanita itu begitu halus, mengingatatkan Jharna pada saat wanita ini meninabobokannya dan menasihatinya dengan banyak kalimat bijak.

“Sa-saya tersesat Bu. Apa saya bisa menumpang semalam di sini?” tanya Jharna. Ia beralasan sekenanya.

Wanita itu melihat ke sekitar Jharna dan tidak ada orang lain yang membersamainya. “Boleh, masuklah. Udara sangat dingin.” Wanita itu segera beranjak. Kakinya terlihat gemetar karena terlalu lama berjongkok.

Tanpa sadar Jharna segera menghampiri sang ibu dan memeluknya dengan erat. Ia tidak bisa menahan air matanya hingga terisak di pelukan wanita itu. Wanita itu hanya bisa tercengang, kaget dan bingung dengan sikap wanita asing ini.

“Terima kasih ibu sudah mau menampung saya. Kalau tidak ada ibu, saya tidak tau harus pergi kemana lagi,” ucap Jharna di selingi isakan tangis yang tidak bisa tahan. Ia terpaksa berbohong, karena kejujuran hanya akan membuat sang ibu semakin bingung. Belum saatnya ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

“I-iya, tidak perlu menangis. Ayo kita masuk,” ajak wanita itu. suaranya ikut bergetar dan ia merasakan perasaan yang tidak asing saat Jharna memeluknya. Andai ia tahu siapa wanita yang saat ini sedang ia peluk, apa yang akan ia lakukan?

***

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!