NovelToon NovelToon
JODOH YANG TERTUNDA

JODOH YANG TERTUNDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Cinta Murni
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: ssabila

~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.


"Aku suka sama kamu"

"Tapi aku sudah menikah"

"Aku tunggu jandamu"

"Silakan saja"

Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.

Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.

Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.

Bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️

Sudah hampir tiga bulan Jessika berada di di Indonesia, namun ia belum juga bertemu dengan Dimas.

Jessika tahu di mana kantor Dimas namun tidak mungkin ia langsung datang begitu aja.

"Jess hari ini kita ada pemotretan di salah satu 9 ternama di Indonesia, lo siap-siap sekarang juga." Ucap Mike

"Perusahaan mana?" Tanya Jessika.

"Angga Group." Jawab Mike

"Hah Angga Group?"

Senyum Jessika mengembang.

Setelah penantian lama akhirnya ia bisa masuk ke perusahaan Dimas.

Semua tim mempersiapkan alat yang akan mereka bawa ke sana sedangkan Jessika hanya sibuk berdandan di depan cermin.

Dua jam kemudian mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan kantor Angga Group. Mereka semua keluar kemudian mengeluarkan propertinya.

"Selamat datang." Ucap satpam yang berjaga di depan pintu masuk.

Salah satu mereka menemui resepsionis untuk menanyakan di mana tempat pemotretannya.

"Langsung naik saja ke lantai lima." Ucap penjaga resepsionis itu.

Mike langsung mengajak teman-teman naik lift untuk sampai di lantai lima.

Pandangan Jessika sudah berlarian ke sana ke mari, ia berharap bisa bertemu Dimas hari ini.

'Ting'

Pintu lift terbuka ketika mereka sudah tiba di lantai lima. Mereka keluar dan langsung bertemu dengan seorang pria yang tengah berdiri membelakanginya litf. Pria itu terlihat seperti hendak naik lift.

"Permisi" Ucap Mike karena pria itu menghalangi jalannya.

Pria itu menoleh, Jessika langsung membelalakkan matanya.

"Dimas." Ucap Jessika.

"Jessika" Ucap Dimas

Dimas terkejut melihat Jessika ada di kantornya.

Setelah tiga tahun menghilang dari pandangannya kini Jessika kembali muncul di hadapannya.

"Dim" Sapa Jessika.

Dimas melengos tidak menggubrisnya, namun Jessika langsung menarik lengan tangannya , dengan segera Dimas menepis tangan Jessika.

"Dim aku bisa jelasin semuanya." Ucap Jessika.

"Semuanya sudah jelas tidak ada yang perlu kamu jelaskan." Jawab Dimas.

"Dim hubungan kita belum berakhir, aku bisa jelasin semuanya kita bisa memulai hubungan kita dari awal lagi." Ucap Jessika.

"Cih hubungan apa yang kamu harapkan?" Tanya Dimas tepat di depan wajah Jessika.

"Kamu pikir saya mau barang bekas pakai banyak orang? Mimpi." Ucap Dimas

"Menjauh dari hidup saya" Dimas menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya kemudian ia masuk ke dalam lift meninggalkan Jessika sendiri.

Teman-teman Jessika sudah masuk ke tempat pemotretan sedangkan Jessika masih berdiri di depan litf.

"Jess cepetan udah mau mulai ini." Ucap Mike.

Jessika langsung masuk ke tempat pemotretan dan melupakan masalah Dimas sejenak.

Di ruangannya Dimas segera memanggil Juan untuk menemuinya.

'Tok tok tok'

"Masuk" Teriak Dimas.

'Klek'

Juan membuka pintunya kembali menghampiri bosnya yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Ada apa pak?" Tanya Juan.

"Siapa yang memilih model itu?" Tanya Dimas.

"Maaf pak untuk itu saya kurang tahu, biar nanti saya tanyakan pada bidang marketing." Jawab Juan.

"Harus, Hubungi Stefi sekarang sampaikan pada dia untuk membatalkan acara pemotretan hari ini." Ucap Dimas

"Baik pak." Jawab Juan.

Juan langsung keluar dari ruangan Dimas menuju ruangan Stefi. Padahal bisa saja dia menghubungi Stefi lewat telepon namun ia memilih untuk menemuinya langsung.

Juan langsung masuk dan berjalan mendekati meja Stefi.

"Pemotretan di atas bisa dibatalin ga?" Tanya Juan to the point.

"Hah dibatalin? Emangnya kenapa?" Tanya Stefi balik.

"Perintah Pak Dimas." Jawab Juan.

Stefi menghentikan aktivitasnya kemudian ia berdiri sambil menghubungi seseorang lewat ponselnya.

"Halo, Rein"

📞"......"

"Gimana pemotretannya?" Tanya Stefi.

📞 "..."

"Sudah mau selesai?"

📞 "..."

"Ya sudah kalau gitu."

'tut..tut..tut...'

Stefi memutuskan sambungan teleponnya lalu meletakkan ponselnya di atas mejanya.

"Pemotretannya udah selesai." Jawab Stefi.

Menerima informasi itu Juan langsung menemui Dimas di ruangannya.

"Setelah hasil fotonya dikirim langsung hapus semua filenya, jangan sampai ada iklan produk kita yang menggunakan foto dia." Ucap Dimas.

"Memangnya kenapa pak?" Juan penasaran.

"Jangan banyak tanya, kamu digaji untuk berkerja." Bentak Dimas.

"Baik pak saya sampaikan sekarang juga." Ucap Juan.

Satu bentakan cukup untuk menciutkan nyali Juan.

Juan keluar dari ruangannya kemudian memanggil Stefi untuk datang ke ruangannya karena ia cepak balik terus.

'Tok tok tok' Stefi mengetuk pintu ruangan Juan, dan tanpa jawaban dari Juan Stefi langsung masuk ke ruangan itu.

"Duduk" Perintah Juan.

Stefi duduk di kursi di hadapan Juan.

"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Stefi.

Juan langsung menyampaikan perintah dari atasannya.

Mendengar perintah Dimas, Stefi langsung mengerutkan keningnya. Tumben sekali Dimas mengurusi masalah itu, padahal biasanya Dimas selalu setuju dengan hasil iklannya.

"Kamu paham?" Tanya Juan.

"Paham pak." Jawab Stefi.

"Ingat tidak boleh ada satu foto pun yang tertinggal." Pesan Juan.

"Baik pak." Jawab Stefi.

"Bagus, kembali ke ruangan kamu." Perintah Juan

Stefi keluar dari ruangan Juan sambil berpikir mengapa Tiba-tiba Dimas bertindak seperti itu.

Saat Stefi menunggu pintu litf terbuka tak sengaja ia melihat Jessika keluar dari tempat pemotretan.

Jessika berjalan menuju ruangan yang bertuliskan CEO.

"Hah ngapain Jessika masuk ke ruangan Pak Dimas?" Tanya Stefi.

Stefi mengurungkan niatnya untuk turun ke ruangannya. Ia berjalan ke tempat pemotretan berpura-pura melihat keadaan di sana.

"Wah udah selesai ya pemotretannya?" Tanya Stefi.

"Iya bu baru aja selesai." Jawab Reina.

Stefi celingukan berpura-pura mencari modelnya.

"Loh modelnya yang mana?" Tanya Stefi.

"Modelnya sedang ke kamar mandi buk" Jawab Reina.

Stefi berdiri di depan pintu, sengaja ia tidak menutup pintu supaya bisa melihat saat Jessika keluar dari ruangan Dimas.

Dimas yang tengah sibuk dengan pekerjaannya terkejut melihat Jessika nyelonong masuk ke ruangannya.

"Ngapain kamu ke sini?" Tanya Dimas.

Stefi berjalan mendekati tempat duduk Dimas.

"Dim dengerin aku dulu Dim, aku bisa jelasin semuanya." Ucap Jessika.

"Keluar dari sini saya sudah muak melihat wajah kamu." Bentar Dimas.

Namun Jessika tidak menyerah begitu saja, ia masih berusaha supaya bisa berbicara dengan Dimas.

"Please beri aku kesempatan untuk jelasin semuanya." Ucap Jessika.

Dimas menatap jam yang menempel di dinding.

"Sepuluh menit." Ucap Dimas.

Mereka berdua duduk di sofa yang sama.

Tiba-tiba saja tangan Jessika menggenggam erat tangan Dimas.

"Kejadiannya begitu cepat Dim, aku ga bisa melawan mereka, mereka menjebak aku, aku dijebak Dim, aku dipaksa untuk melayani mereka Dim." Ucap Jessika.

Jessika mencoba menjelaskan kejadian tiga tahun lalu yang mengakibatkan hubungannya dengan Dimas kandas.

Malam itu tak sengaja Dimas diajak temannya untuk datang ke sebuah pesta yang di selenggarakan oleh orang tua temannya.

Setibanya di tempat itu kepala Dimas langsung pusing karena ia tidak tahan mencium bau alkohol.

Dimas memilih untuk memakai masker dan duduk di belakang bersama temannya yang lain.

"Ahhhhhh"

Pendengaran Dimas terganggu kala mendengar suara desahan wanita yang duduk di belakangnya.

"Dasar ga tahu malu, di tempat umum seperti ini beraninya berbuat seperti itu." Ucap Dimas pada temannya yang kebetulan juga orang Indonesia.

"Ingat bro kita tidak lagi di Indonesia, hal seperti itu sudah biasa." Jawab teman Dimas.

Tiba-tiba saja perut Dimas terasa mules. Ia berlari ke kamar mandi yang kebetulan tidak jauh dari tempatnya.

Di dalam kamar mandi pun ia kembali mendengar suara laknat itu.

"Ahhh faster."

Dimas dapat mendengar suara itu dengan jelas.

"Seperti kenal dengan suara itu." Ucap Dimas lirih.

Dimas segera menyelesaikan hajatnya di dalam kamar mandi setelah itu ia keluar dan berdiri di depan pintu kamar mandi.

Cukup lama ia berdiri di sana, hingga akhirnya pintu yang ia tunggu terbuka.

'Degh'

Jessika terkejut melihat kekasihnya ada di sana.

Dimas tersenyum kemudian pergi dari tempat itu. Semenjak kejadian itu Dimas menganggap ia sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan Jessika.

"Stop waktunya habis, silakan keluar dari ruangan saya." Ucap Dimas.

Tbc

1
Zayyin Arini Riza
Dimas juga gak mau ngalah.. 😀
Tata
😍
Tata
semangat thor
Tata
😂
Tata
semangat kak
Zayyin Arini Riza
Semangat Thor...
Eh itu yang bakal jadi ulet bulu kok banyak ya... Stefi dan Jesica.
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Purmiati Purmiati
keren kak up terus kakak
aca
tau kan mantan mu emank murahan
Purmiati Purmiati
up lagi dong kak
Reni Anjarwani
lanjut thor
Purmiati Purmiati
up lagi dong kak
lama gak up
Purmiati Purmiati
lama gk up triple dong
Reni Anjarwani
doubel up thor
nick
kenapa pas ada Allahu Akbar gue baca nya kaya orang kaget 😭
aca
makin hot/Curse//Curse/
Reni Anjarwani
lanjut thor
sabun
lanjut kk
Reni Anjarwani
lanjut
Zayyin Arini Riza
Sebentar lagi Tisya bisa menerima Dimas lahir batin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!