NovelToon NovelToon
Titik Koordinat Mimpi

Titik Koordinat Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harti R3

Zefanya Alessandra merupakan salah satu mahasiswi di Kota Malang. Setiap harinya ia selalu bermimpi buruk dalam tidurnya. Menangisi seseorang yang tak pernah ia temui. Biantara Wisam dosen tampan pengganti yang berada dalam mimpinya. Mimpi mereka seperti terkoneksi satu sama lain. Keduanya memiliki mimpi yang saling berkaitan. Obat penenang adalah satu-satunya cara agar mereka mampu tidur dengan tenang. Anehnya, setiap kali mereka berinteraksi mimpi buruk itu bak hilang ditelan malam.
Hingga sampai saat masa mengabdinya usai, Bian harus kembali ke luar negeri untuk menyelesaikan studinya dan juga merintis bisnis. Saat keberangkatan, pesawat yang diduga ditumpangi Bian kecelakaan hingga menyebabkan semua awak tewas. Semenjak hari itu Zefanya selalu bergantung pada obat penenang untuk bisa hidup normal. Mimpi kecelakaan pesawat itu selalu hadir dalam tidurnya.
Akankah harapan Zefanya untuk tetap bertemu Bian akan terwujud? Ataukah semua harapannya hanya sebatas mimpi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harti R3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Felicia Kepo

“Thanks ya mas udah dibantu.” Kata Bian menyerahkan sejumlah uang.

“Tadi pacarnya mas? Cantik lho sumpah apalagi pas senyum beuh kaya bidadari.” Ucap pengamen tadi seraya membayangkan wajah Zizi.

“Uangnya gak mau?” tanya Zizi ketus.

“Yeee si mas mah gitu. Tapi kenapa gak dikasih langsung sih mas?”

Bian terdiam.

“Yeee si mas malah bengong. Udah ah saya mau muter lagi mas. Makasih ya uangnya. Mbaknya cantik.” Ucap pengamen tersebut seraya berjalan dan mulai menyanyikan lagu di tempat lain.

Bian kembali melihat Zizi yang masih saja asyik dengan bucket bunga mawarnya. Terlihat dia mengabadikannya memakai kamera. Senyum pun terbit di bibir Bian. Suka? Tentu saja. Ia mulai terpikat dengan Zizi. Namun entah mengapa hatinya belum siap mengatakan. Ia tersadar merintis bisnis sembari menyelesaikan  pendidikan tidaklah mudah. Ia takut akan terlalu sibuk dan nantinya hanya mengecewakan Zizi. Mungkin mengagumi lebih baik untuk saat ini. Semoga takdir berkata lain di masa yang akan datang.

Zizi mulai mengemas barang-barangnya satu persatu. Bian pun sontak meninggalkan warung untuk mengambil mobil. Pulang duluan? Mana mungkin. Ia akan membuntuti Zizi dari jauh. Timbul perasaan ingin menjaga dari lubuk hati yang paling dalam. Bian berhenti di dekat pintu masuk pantai agar tidak diketahui Zizi. Selang beberapa waktu, Zizi pun keluar menggunakan motornya.

Tadi pacarnya mas? Tapi kenapa gak dikasih langsung sih mas?

Pertanyaan pengamen tadi masih saja terngiang-ngiang dikepalanya. Ia hanya memandangi Zizi dari jauh yang tengah berkendara di depannya.

Mbaknya cantik.

“Iya dia memang cantik. Jantung pun selalu gak aman kalo deket dia. Tapi, untuk saat ini aku merasa belum pantas untuk seorang Zizi.” Monolognya.

Jalanan yang lengang, membuat jarak terasa lebih cepat ditempuh. Mereka sudah sampai di kota tempat mereka tinggal. Bian yang masih memiliki pekerjaan, membiarkan Zizi belok ke arah kostnya. Sementara dia harus bertemu klien di kafe yang lumayan dekat dengan pusat kota.

“Hah akhirnya sampai juga di kost.”

Ia pun pergi mandi dan mengganti semua pakaiannya.

“Seger banget.”

Ia lalu merebahkan tubuhnya ke kasur. Ah iya dia teringat bucket bunga mawar tadi. Mengambil bucket di tasnya dan juga ponsel. Seharian ia tak membuka ponselnya. Ada 1 panggilan tak terjawab. Pak Bian.

“Ngapain Pak Bian telpon pagi-pagi? Ini udah jam 3 sore.”

[Bapak ngapain telpon saya? Maaf baru pegang hp seharian. Ada kepentingan kah?]

Ting! Notifikasi whatsapp terbit di ponsel Bian. Ia sengaja mengabaikannya, mengingat ia sedang bersama klien.

“Gak dibales? Sibuk kali.”

Zizi memainkan bucket bunga mawar dan melihatnya dengan penuh bahagia. Baru kali ini ia mendapat bucket bunga mawar yang indah. Ia pun mencari wadah dan mengisinya air untuk menaruh bunga mawar segar itu. Menaruhnya di meja. Kemudian ia melihat hasil tangkapan kameranya tadi.

“Waah keren ya. Lain kali gue mau nginep di villa itu ah.”

Tak lupa ia tadi mengabadikan potret bunga mawar bersama dirinya di pantai. Ia kemudian mentransfer foto ke ponselnya. Mengupload beberapa gambar ke instagram pribadinya. Ia juga menjadikan foto bucket mawar dan dirinya yang tengah duduk di kursi menjadi story whatsappnya. Menaruh caption random banget hidup gue, dikasih bucket bunga mawar asli secantik ini. Thankyou 😁

Tak berselang lama notifikasi whatsapp terbit dilayar ponsel. Bian menyukai status Anda. Ting! Pesan masuk.

[Maaf tadi kepencet.]

“Haaa? Nunggu lama balesnya gitu doang?” gumamnya sedikit heran.

Dia pun mengabaikan pesan Bian. Tak ada lagi balasan dari Bian. Ia memilih membuka laptopnya untuk mentransfer file foto dari kameranya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Felicia menelponnya.

--- Kenapa? ---

--- Loe habis jadian sama siapa? ---

--- Apaan sih. Gak ada yang jadian lho. ---

--- Bucket bunga mawar? Dari siapa? ---

--- Mana mungkin pengamen ngasih loe kaya gitu. Gue tau itu harganya mahal. ---

--- Ya mana gue tau. Emang bener gue dikasih pengamen kok. ---

--- Gue ke kost loe sekarang. Jangan keluar gue bawain martabak. ---

 

“Kenapa sih tuh anak? Kepo banget.”

Tok tok tok! Zizi membuka pintu. Ia disambut dengan Felicia yang mengoceh dan menerobos masuk. Zizi hanya menggelengkan kepala melihat sahabatnya begitu brutal masuk kostnya.

“Gak mungkin Zi sekelas pengamen bisa ngasih loe kaya gini. Ini mahal.”

“Trus gue harus bilang itu dari pacar gue?”

“Ceritain gue yang sebenarnya.” Felice menatap Zizi dengan tatapan mengintimidasi.

“Dasar loe kepo. Udah dikasih tau gak percaya.”

“Buruan!”

Zizi menghela nafas panjang. “Jadi hari ini gue ke pantai...”

“Kok gak ajak gue?!”

“Jadi kepo gak?” dengusnya kesal.

Zizi mulai menceritakan dengan sedetail-detailnya. Felicia mendengarkan dengan seksama. Wajahnya mengekspresikan ketidakpercayaan atas cerita Zizi.

“Jadi sudah puas Nona Felicia?”

“Tapi gue masih gak bisa percaya. Mungkin ada yang ngikutin loe? Gila itu mawar bukan sekedar mawar Zi.”

Felicia sibuk dengan ponselnya. Ia mencari tau harga bucket bunga mawar milik Zizi di internet. Dia sontak kaget melihat berapa harga pasaran di internet.

“Gak gak mungkin itu bener dari pengamen. Pasti ada yang nyuruh Zi. Liat ini, harganya 200 ribu. Yang ada pengamennya gak makan sehari cuma karena loe.”

“Bukan urusan gue dong, gue kan cuma dikasih.” Jawabnya merasa bodo amat sambil melahap martabak yang dibawa Felicia.

Felicia masih saja kepo tentang siapa yang memberi Zizi bucket itu. Akhirnya ia memilih ikut menonton drama yang ditonton Zizi. Meski rasa penasaran masih menghantuinya, ia memilih tak lagi membahasnya. Lagi pula, Zizi sudah menceritakan semuanya.

“Zi gue pulang dulu ya, udah jam 7 aja nih. Besok berangkat kan?”

“Iya. Berangkatlah ngapain juga di kost gak ada hiburan.”

“Okay. Gue pulang yaa”

“Hati-hati. Sampe rumah tidur jangan mikirin bucket mawar gue. Hahaha.”

“Sialan loe.”

Felicia keluar dari kawasan kost Zizi. Sementara Zizi mengemasi barangnya yang berantakan karena ulah Felicia. Ia memutuskan tidur lebih awal karena tubuhnya menunjukkan sinyal kelelahan. Namun, ia tiba-tiba teringat perkataan Felicia tentang bunga mawar itu.

Gak gak mungkin itu bener dari pengamen. Pasti ada yang nyuruh Zi. Liat ini, harganya 200 ribu. Yang ada pengamennya gak makan sehari cuma karena loe.

Benar juga kata Felicia. Bucket bunga mawar merah adalah bunga spesial. Apalagi harganya juga tak biasa. Dia mencoba mengabaikannya namun pikirannya terus bertanya-tanya. Ia kembali menggapai ponselnya yang sedang diisi daya. Melihat lagi harga bucket bunga mawar merah seperti miliknya.

“Harganya berkisar 200 rribu Ah entahlah. Sebaiknya gue tidur lebih awal.”

Zizi meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Membiarkan ponselnya mengisi daya. Sementara ia membiarkan matanya terpejam dan mengarungi alam mimpi.

1
Rami
Karya yang luar biasa. Membacanya seakan larut dalam setiap situasi. Bahagia, sedih, lucu bisa ditemukan di karya ini. Jangan lupa membacanya 🥰
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: Iya, semangat🙏✌
Rami: salam kenal juga kak, karyamu udah banyak semoga nular di aku yaa /Pray/
total 3 replies
Yume✨
Lanjutkan terus, aku bakal selalu mendukungmu!❤️
Rami
Sabar kakak, bentar lagi rilis. Jangan merana lagi yaa hihihi
Yusuo Yusup
Lanjutin thor, jangan biarkan kami merana menunggu~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!