Original, bukan terjemahan.
Dia, perempuan mafia yang terkenal di dunia modern, di kematian pertamanya dia masuk kedalam janda perawan dan menjadi seorang ibu tiri yang di cintai anak tirinya.
Dia membasmi klan mafia dan kematianya juga membawa ikut kepunahan klan mafia.
Tapi, jiwanya malah kembali kemasa zaman kuno, dia masuk keraga seorang wanita muda sebagai teman belajar sang Putri Mahkota.
Dia anak perempuan kepala koki istana, yang suka di bully oleh teman- teman Putri Mahkota.
Dia baru saja tenggelam, dan seorang mafia memasuki raganya. yang membuat dia hidup kembali.
Seorang pemegang senjata ingin di lecehkan, mimpi..!
Ini petualangan reinkarnasi keduanya. jadi dia sangat faham watak anak- anak manja ini.
Mari kita bermain-main tuan... Gumamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17
Sementara itu, Su Alin pulang dengan riang. Walaupun sebenarnya perbuatannya tidak benar. Tapi, karena kehidupan sebelumnya dia seorang mafia. Dia menganggap itu sebagai balas dendam termudah.
Walau dia masih memiliki rencana untuk membuat para anak ingusan itu mati kutu. Setidaknya dia menghibur dirinya sendiri, 'Itu pembayaran untuk selama ini yang mereka lakukan kepadaku.'
Karena selama dia menjadi pendamping Putri Yui. Dia tidak pernah di gaji oleh kaisar. Dan juga, pembayaran kerusakan mentalnya selama ini. Karena semenjak dia kenal putri pertama, dia selalu menjadi bahan permainan mereka.
Ketika dia sampai di desa terdekat, dari tempat dia dan ayahnya tinggal saat ini. Hari sudah menjelang pagi, dan pasar di situ sudah mulai beraktivitas. Walau masih sedikit yang datang.
Kebanyakan dari mereka adalah para pedagang, yang mulai menyusun dagangannya.
Dan juga para petani yang membawa hasil bumi yang mereka tanam. Dan para pedagang akan membeli dari mereka, sehingga nanti ada yang mereka jual.
Jadi para petani tidak menjual langsung kepada masyarakat. Melainkan melalui pedagang yang telah memiliki lapak di pasar.
Dan dan ternyata, di pagi buta begini. Sudah ada pedagang yang menjual roti kukus. Biasanya yang membeli para pedang untuk serapan mereka di pagi hari.
Jika matahari telah terbit, biasanya mereka tidak memiliki kesempatan untuk membelinya. Karena orang yang belanja telah berdatangan.
Su Alin juga mengambil kesempatan ini. Dia membeli beberapa roti kukus. Dan juga membeli beberapa keperluan dapur mereka. Seperti peralatan masak dan makan.
Kalau untuk sayuran dan daging, dia tidak membelinya. Karena dia bisa mendapatkan itu di hutan dekat tempat tinggal mereka.
Dia pulang menaiki kuda yang dia pakai tadi malam. Dan dia telah membayar kepada orang yang dia sewa kemarin.
Dia langsung menuju ke pondok, tempat ayahnya beristirahat.
Dan ternyata, ayahnya belum juga bangun. Walau cahaya matahari sudah mulai tampak di ufuk timur.
Sebelum ayahnya bangun. Dia merebahkan dirinya di teras pondok itu. Kelelahan semalaman bekerja, dia langsung pulas tertidur.
Ketika ayahnya bangun di pagi hari, dia mendapati putrinya tertidur di teras pondok itu. Dan di sebelahnya telah ada roti kukus dan peralatan dapur.
'Apakah Alin sudah ke pasar pagi-pagi sekali?' Gumamnya dalam hati.
Karena merasa lapar, dia memakan beberapa roti kukus tersebut. Setelahnya pria paruh baya itu membawa peralatan dapur ke bawah.
Dia mulai memasak air. 'Meminum teh di pagi hari akan sangat menyenangkan.' Pikirannya. Karena Su Alin membeli beberapa kotak teh hijau.
Walaupun hari beranjak siang, tapi ayahnya tidak membangunkan Su Alin. Karena, ayahnya menduga bahwa putrinya ini tidak tertidur di malam hari. Sebaiknya dia menunggu sampai putrinya itu terbangun sendiri.
Tidak berapa lama kemudian. Su Alin benar-benar terbangun. Dia langsung mengingat untuk bertemu dengan kepala desa.
Tentu saja kepala desa yang terdekat dari lokasi mereka. Karena dia yakin, bahwa tempat yang mereka dirikan pondok, adalah milik desa tersebut.
"Ayah.." Itu kata pertama yang di ucapkan Su Alin setelah dia terbangun. Karena dia melihat ayahnya duduk santai di dekat kakinya, dengan bersandar di dinding penyekat antara ruang dalam dan teras pondok tersebut.
Ternyata ayahnya lagi santai minum teh, sambil memandang pemandangan di depannya. Di tambah suara air sungai yang tidak begitu deras.
"Sudah bangun?" Ayahnya menoleh ke arah Su Alin.
"Ini minum teh." Sambung ayahnya lagi, sambil menyodorkan mug kecil yang berisi teh yang baru dia seduh.
semangat thor /Determined/
double update thorr