Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
hati Senja bagai diiris sembilu,ia masih bertanya mengapa sesakit ini? Apakah ia sudah jatuh cinta dengan Abyansyah, pria dewasa berusia 15 tahun lebih tua dari dirinya itu.
Senja masih menatap ponselnya dimana terdapat sebuah potret yang baru saja dikirimkan Laras, Yah Senja memang tak menyimpan nomor wanita itu tapi ia tahu itu adalah milik Laras karena pernah menghubunginya sekali, entah apa maksud Laras memperlihatkan itu semua mungkin ia ingin agar Senja sadar kalau sebenarnya posisi yang ia tempati sekarang bukan miliknya.
Senja menatap Kaila yang menggelayut manja dalam pangkuannya, Gadis kecil yang baru saja berusia 3 tahun itu mungkin akan merasa lebih nyaman jika tinggal dengan orang tuanya yang sebenarnya, dan itu bukan dirinya tapi Larasati.
"Mami mami atid?mami atid? atid mami?" Kebiasaan Kaila adalah mengulang pertanyaan yang sama jika tidak segera mendapat respon. Gadis kecil itu seakan tahu Senja tengah menahan sakit melihat mata indahnya mengeluarkan kristal bening.
Cup, Senja mengecup pipi Kaila lembut lalu menyeka air matanya dengan telapak tangan.
"Tidak sayang, mami tidak sakit nih tetawa" Senja berpura pura tertawa, ia tak ingin Kaila bersedih dihari jadinya. Yah Gadis kecil itu dan dirinya sejak tadi bersiap dengan outfit terbaik mereka, bagaimanapun ini adalah jalan jalan pertama mereka, saking sibuknya Aby pria 33 tahun itu bahkan tak pernah mengajak Senja hanya untuk sekedar makan diluar.
Tak lama ponsel Senja berdering, nama Aby muncul dipermukaan layar.
"Halo mas" Senja mencoba terdengar biasa saja.
"Senja maaf, sepertinya siang ini kita tak bisa ke mall" Aby mengucap penuh rasa bersalah. Sebenarnya bukan Laras yang menghalangi, setelah selesai mengantar Laras dan Aleta kerumah sakit besar ia meninggalkan mereka begitu saja tanpa menunggu laras sadar.
Orang rumah sakit menghubunginya jika ada pasien gawat darurat yang harus segera dioperasi karena mengalami pendarahan dalam pada limpanya, sementara Dokter yang bertugas juga sedang ada jadwal operasi sehingga mau tak mau Aby segera kerumah sakit.
"Apa mas ada jadwal mendadak dirumah sakit?"
"Iya Senja"
'Bohong' Batin Senja tapi ia tetap tersenyum meski Aby tak melihatnya, bagi Senja Aby pasti sedang bersama Laras sekarang, dan kenapa pria itu harus berbohong.
"Ya udah gak papa mas"
"Nanti Aku ganti dengan makan malam diluar ya"
"Iya Mas"
"Senja Mas merin......"
Tut....
Aby tertawa hambar, panggilannya sudah diputus bahkan sebelum ia mengutarakan jika ia begitu merindukan Adik tiri yang kini berstatus sebagai istrinya itu.
Aby yang sudah mengenakan pakaian khas operasi hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Setelah kesalahan yang tidak ia sengaja bersama laras rasanya Aby ingin segera pulang untuk mendekap istri kecilnya itu, rasa rindu benar benar bisa membunuhnya saat ini tapi bagaimana lagi ia akan berada didalam ruang operasi selama 4 jam kedepan.
.
.
.
Didalam benaknya Senja mengakui jika saat ini ia dilanda kecemburuan, namun rasa sedihnya sebenarnya jauh lebih besar.
Mengapa Aby tidak jujur saja pada dirinya jika ia masih menginginkan Laras?mengapa pria itu harus berbohong dengan dalih ia sudah memilih Senja?
Apakah semua perlakuan Aby selama ini palsu?
Ah....Senja menghela nafas panjang, padahal ia begitu terbuai dengan Aby.
Mungkinkah Aby melakukannya karena Baruna? Yah Senja tahu Aby tak bisa menolak perkataan sang Ayah.
Senja berada di fase overthinking tingkat dewa, ia kembali melihat foto ciuman Aby dan Laras yang terlihat begitu mesra.
.
Laras memang sengaja menaruh ponselnya diposisi yang pas untuk merekam kedatangan Aby, tadinya ia hanya berharap adegan pelukan namun nyatanya semesta tengah berpihak padanya.
Rekaman video ketika ia mencium Aby sengaja ia Screenshot untuk dikirimkan kepada Senja.
"Aku seperti tak mengenalmu lagi Ras" Keluh Aleta yang berdiri menatap sahabatnya itu dengan tatapan tak percaya.
"Kenapa?" Laras hanya bisa tersenyum lalu menaruh ponselnya diatas nakas.
"Mangapa kau lakukan hal itu? tahu begitu aku memeriksa ponselmu lalu menghapus video itu" Aleta adalah orang yang membawa ponsel Laras kerumah sakit saat wanita itu tak sadarkan diri, ia juga tahu Laras merekam adegan pertemuannya dengan Aby namun Aleta tak habis fikir Laras akan melakukan hal sepicik itu pada istri Aby.
"Lalu apalagi yang harus aku lakukan saat nyawaku sama sekali tak berarti dimata Aby. Ada dia iba melihat kondisiku??Tidak Leta"
"Itu kau sadar, jadi berhenti mengejar Aby dia bahkan hanya mengantarmu sampai IGD lalu pulang menemui istrinya" Yang Aleta tahu Aby langsung pulang kerumah bukannya ke Rumah sakit.
"Trikmu terlalu murahan Ras" Tukas Aleta.
Seketika Laras menatap Aleta dengan tatapan yang sangat tajam hingga membuat sahabatnya itu bergidik ngeri.
"Murahan? Apa kau tengah mengingatkanku dengan masa laluku?" Laras sakit saat Aleta menyebutnya seperti itu, bagaimanapun orang yang paling tahu dirinya didunia ini adalah Aleta, semua rahasia yang paling ingin dimusnahkan Laras tersimpan Rapi dalam memory Aleta.
"Maafkan Aku Ras, bukan itu maksudku trikmu yang.....ah sudahlah, kau sebaiknya beristirahat"Aleta menarik selimut dan memaksa Laras berbaring " Jangan terlalu lama sakit, kau sudah terlalu lama meninggalkan pendidikan dan pekerjaanmu di Rumah sakit." Lanjut Aleta lagi, sialnya ia tetiba merasa bersalah lada Laras.