Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 : Aku merindukanmu
Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!
Nyxoria berlari ke taman bunganya, disana dia melihat bunga bunga bermekaran dengan sangat indah. Warna dari bunga itu sungguh mempesona. Nyxoria bahagia hanya dengan melihat bunga itu. Perlahan dia berjalan ke arah bunga itu dan duduk diantaranya.
Ayah akhirnya menyusul, dia melihat anaknya duduk diantara bunga bunga itu. Mengatur nafasnya tenang, lalu mendekatinya. Dia duduk diantara bunga itu juga. Ayah masih diam memandang langit yang cerah, dia tersenyum dan berkata. "Bukankah langit yang cerah ini menambah keindahannya?" tanya ayah.
"Tentu saja.." jawab Nyxoria, dia masih sibuk melihat bunga yang didekatnya.
"Wah langsung dijawab, itu berarti.. Nyxoria tidak akan mendiamkan ayah selama sepuluh menit dulu ya.. haha." Ayah tertawa kecil. Nyxoria memandangnya, kemudian tertawa juga.
"Aku bukan anak kecil lagi ayah!" Nyxoria tertawa, dia selalu bersyukur ayahnya akan selalu ada untuk bicara dengannya. Baginya, berbicara dengan ayahlah solusi paling ternyaman.
"Jadi.. Apa tadi itu?" tanya ayah. Dia terlihat tenang dan santai.
"Sebenarnya, itu bukanlah masalah yang besar ayah. Hanya saja keadaannya itu semakin sulit, aku tidak bisa menahannya lagi." ucap Nyxoria, dia mengatakan hal yang sebenarnya.
"Nyxoria yang ayah kenal, dia cerdas dan bijaksana, tapi.. Dia juga seorang manusia, ayah yakin ada alasan dari semua yang kamu lakukan tadi, jadi apa itu? Apa dia membuatkanmu teh dingin?" tanya ayah.
"Tidak ayah." Nyxoria menggelengkan kepalanya.
"Teh dingin bisa ku hangatkan sendiri, hanya saja.. penghinaan tidak bisa ku hapus dengan mudah, aku selalu berusaha untuk menghapusnya, tapi semakin aku menghapusnya, itu semakin rusak. Ibarat kertas yang sudah tercoret, mau dihapus sekuat tenaga pun, coretan itu membekas dan tetap meninggalkan kesan." ucap Nyxoria. Dia menundukkan wajahnya sedih.
"Maafkan aku ayah, sikapku tidak seperti biasanya, apa ini akan merusak harga diri kita sebagai seorang bangsawan?" tanyanya.
"Tidak, Tidak begitu, ayah tau beberapa dari kalangan bangsawan juga melakukan hal yang sama sepertimu, bahkan ada yang lebih parah dari yang kamu lakukan saat ini." jawab ayah.
"Jika itu penghinaan, ayah tidak akan memaafkannya, memulangkannya ke kampung halaman ialah pilihan yang tepat. Nyxoria, kamu telah melakukan hal yang benar, jadi tidak perlu meminta maaf pada ayah." ucap ayah lagi. Memberi senyuman yang hangat pada anak kesayangannnya itu.
Angin berhembus, meniup pelan helaian rambut ayah yang sudah mulai berubah putih. Nyxoria menyadari hal itu. "Ayah.." panggilnya, Nyxoria mendekat ke ayah dan menyandarkan kepalanya ke bahu ayah. "Semoga ayah dan ibu panjang umur.." doanya.
Ayah tersenyum mengusap pelan rambut anaknya itu, dia selalu melakukan yang terbaik untuk anaknya, dia tidak ingin anaknya hidup sembarangan. Dengan gelar bangsawan, dia yakin anaknya akan bahagia dan bisa bertemu dengan pria dari keluarga bangsawan yang lebih baik lagi, seperti Duke.
Keesokan harinya dimansion megah itu, Duke Ethan meminta para pelayannya untuk memasukkan hadiah hadiah itu ke bagasi mobil, dia akan mengantarnya sendiri.
Tiga hari sudah cukup lama baginya, Ethan sangat merindukan tunangannya itu, tunangan yang paling ia cintai. "Sudah selesai?" tanya Duke Ethan. "Ya!" sahut mereka. Duke tersenyum.
Dia masuk ke dalam mobil dan melesat menuju ke rumah kediaman Nyxoria, tunangannya. Rasa rindu yang menumpuk membuatnya tidak sabar dan terus menekan pedal, melaju meninggalkan mansion megah miliknya. Nyonya Amor melihat kepergiannya dengan perasaan gelisah.
'Pernikahan mereka semakin dekat.. Nyxoria, apa kau tidak mau menyerah?' tanyanya didalam hati, setelah mengetahui rahasia dari keluarga itu, dia semakin tak ingin membiarkan anaknya menikah dan berhubungan dengan keluarga itu. Bukan karena dia tidak menyukai Nyxoria, tapi keluarga itu.. Bukanlah bangsawan sejati.
Ckitt.. Suara rem mobil, Duke Ethan telah sampai. Dia turun dari mobil dengan terburu buru, membuka bagasi mobil dan kebingungan sendiri. 'Haa.. Seharusnya aku membawa satu pelayan tadi, aku ingin membuatnya kejutan padanya.' monolog Ethan didalam hati. Dia menggaruk kepalanya tidak gatal. Kebingungan.
"Hai.. Sudah datang ya, apa itu?" tanya seseorang dari belakang. Ethan tersentak dan segera menutup bagasi mobil itu, dia berbalik dan melihat orang itu. "Nyxie.." panggilnya. Dia tersenyum hangat, menarik wanita itu ke dalam pelukan, menekan pinggulnya agar semakin erat.
Nyxoria senang akan kedatangannya itu, setelah dapat kabar dari pelayannya yang mengatakan Duke datang, dia berlari terburu buru, hanya untuk menemui kekasih hatinya, Duke Ethan.
Pipi Nyxoria memerah saat menyadari sesuatu, sedikit mendorong tubuh itu menjauh darinya, namun pelukan beruang itu cukup kuat membuatnya tak berdaya, dia seakan terikat dalam jeratan benang yang tak sengaja kusut. "Aku merindukanmu.. Sungguh." ucapnya pelan, suara itu terdengar serak.
"Ya, aku juga merindukanmu.. tapi, permisi.. Kita bukan sepasang suami istri, jadi... Menjauhlah!" Nyxoria keras mendorong Ethan menjauh. Setelah berhasil bebas, dia memandang Ethan, wajahnya murung dan kecut. 'Imut sekali dia.' ucap Nyxoria didalam hati. Dia menarik pipi Ethan dan berkata. "Lakukan semuanya jika kita telah resmi menjadi suami istri, jika aku menolak, hukuman yang pantas.. Pastinya diriku." ucap Nyxoria, senyum nakal membuatnya terlihat menggemaskan.
Sedangkan Ethan tersiksa menahan dirinya, menutup sebagian wajahnya yang memerah karena memikirkan ucapan Nyxoria yang begitu menantangnya. 'Nyxie ku memang nakal..' ucap Ethan didalam hati, kemudian dia menggandeng tangan Nyxoria. "Ayo kita jalan jalan ke taman bungamu, sudah cukup lama aku tidak ke sana, bunga apa saja yang kau tanam..?"
"Banyak! Bunga mawar, bunga melati, anggrek.." jawab Nyxoria panjang lebar, dia menyebutkan satu persatu bunga bunga yang dia tanam. Ethan tertawa melihat semangat Nyxoria.
"Apapun bunganya, hanya kamu.. Bunga yang paling indah." ucap Ethan. Mereka berjalan bersama sama sambil bergandengan tangan dengan mesra.
Bahkan saat bertatapan mata, mereka malu malu dan tertawa. "Terima kasih, Ethan.. Kau telah menepatinya, janjimu.." ucap Nyxoria.
"Itu karena aku bersungguh sungguh padamu, aku ini pria sejatimu, ayo katakan padaku kau mencintaiku." ucap Ethan, mata mereka bertemu.
"Aku mencintaimu, aku sungguh mencintaimu." jawab Nyxoria.
"Katakan itu setiap hari, setiap waktu, setiap detik dan juga setiap nafasmu.. aku ingin semua ingatanmu itu hanya untuk mengingatku." ucapnya dengan senyum yang hangat.
"Aku mencintaimu, aku mencintaimu.. aku.. Hurmm! Kalau begitu pikiranku hanya akan diisi dengan kamu saja, apa bagusnya itu?" protes Nyxoria, bibir bawah maju, tanda protes.
Ethan menekan lembut bibir itu dengan jarinya, mata itu menatapnya dengan tatapan yang dalam. Seakan memintanya untuk tidak melakukan hal yang dapat membuatnya lepas kendali. "Jangan lakukan itu lagi, aku benar benar tersiksa karena harus menunggu hari pernikahan kita." ucap Ethan.
Mereka telah sampai ditaman bunga, Nyxoria melihat kesana dan kemari. Kemudian dia menatap ke mata Ethan, perlahan pandangannya turun ke hidung yang mancung juga semakin turun hingga ke bibirnya, pipi Nyxoria memerah. Dia pun mencoba mencium Duke.
Hanya saja dia tidak berhasil menciumnya, bahkan dia sudah berjinjit untuk melakukan hal itu. Kejadian yang tidak diduga itu membuat Ethan sedikit kebingungan. Kemudian dia tertawa. "Pffftt! Haha" tawanya, melihat Duke tertawa, Nyxoria merasa kesal dan malu.
Dia berbalik dan berusaha meninggalkan Ethan, tapi tangannya ditahan. Ethan menarik tangan itu, menarik ke dalam dekapannya, dia masih tertawa. "Nyxie ku yang nakal, imutnya!" ucapnya santai.
"Le-lepaskan!" pintanya dengan wajah yang memerah.
"Tidak, kamu belum selesai melakukannya.. Ayo kita lakukan lagi bersama sama.." ucap Ethan mesra.
Senyumannya sungguh mempesona, Nyxoria tak bisa mengalihkan pandangannya, kemudian melepaskan diri bersama sama, menyatu ke dalam dekapan yang hangat. Rindu akan kedekatan itu membuatnya damai. Mereka berbagi rasa yang ada. "Permen manis.." ucap Ethan. "Ya!" sahut Nyxoria.
.
.
.
Bersambung!
Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬