Gibran Erlangga terpaksa menikahi Arumi Nadia Karima karena perjodohan orang tuanya yang memiliki hutang budi.
Dua tahun pernikahannya Gibran selalu perhatian dan memanjakan Arumi.
Arumi mengira dirinya wanita paling beruntung, hingga suatu hari kenyataan pahit harus ia terima.
Gibran ternyata selama ini menduakan cintanya. Perhatian yang ia berikan hanya untuk menutupi perselingkuhan.
Arumi sangat kecewa dan terluka. Cintanya selama ini ternyata diabaikan Gibran. Pria itu tega menduakan dirinya.
Arumi memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Saat Arumi telah pergi barulah Gibran menyadari jika ia sangat mencintai istrinya itu.
Apakah Gibran dapat meyakinkan Arumi untuk dapat kembali pada dirinya?.
Jangan lupa tekan love sebelum melanjutkan membaca. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Alana
Arumi mmapir ke salah satu pusat perbelanjaan setelah melakukan perawatan pada tubuhnya. Dulu Gibran yang selalu menemani Arumi ke salon. Arumi jadi teringat dengan suaminya itu.
Mas Gibran mengatakan aku ini manja dan hanya sukanya dandan. Apa semua ini salah? Aku juga ingin di puji cantik oleh suami sendiri.
Arumi memilih beberapa helai pakaian, ia tak peduli jika Gibran mengatakan dirinya boros. Selama ini juga ia belanja dengan uang simpanan sendiri.
Gaji Gibran yang diberikan papa Arumi dari memimpin perusahaan jarang Arumi minta. Arumi tak pernah mau tahu buat apa uang gajinya Gibran.
Gibran hanya mengeluarkan buat belanja dapur. Semua kebutuhan Arumi, ia memakai uang simpanan dari hasil sahamnya di perusahaan.
Arumi berpikir tanggungan Gibran masih banyak, kedua orang tuanya, kakaknya yang janda dan adiknya yang masih kuliah.
Arumi termenung saat melihat tas belanjaan udah penuh dengan baju yang dipilihnya. Arumi ragu sejenak saat akan menuju kasir.
Apa benar diriku terlalu boros. Tapi aku selalu membagi pakaian layakku saat membeli pakaian baru lagi. Aku tak pernah menumpuk pakaian. Setiap beli baru, pakaian di lemari aku berikan pada yang lebih membutuhkan.
Aku bukan saja memberi pakaian bekasku, tapi membelikan mereka pakaian baru juga sering aku lakukan.
Arumi memantapkan langkahnya menuju kasir. Total belanjaannya mencapai lima juta. Arumi mengambil dompet dari tasnya dan mengeluarkan kartu buat membayar, tapi tangannya ditahan seseorang.
"Biar aku aja yang bayar sekalian," ucap orang itu. Arumi memandang ke arah asal suara.
"Shaka ...."
"Aku bayar sekalian pakaianku."
"Nggak usah, banyak belanjaanku."
"Sebanyak apa sih?"
"Tapi aku nggak enak nih, masa kamu yang bayar."
"Di beri micin aja biar enak."
"Kamu nih, ada-ada aja."
Arumi awalnya berkeras tak mau di bayar. Atas bujukan Shaka akhirnya ia luluh. Arumi juga tidak ingin lama-lama berdebat. Pembeli yang antri dibelakang dirinya berdeham tanda tak suka.
Setelah melakukan pembayaran pakaian Arumi dan dirinya, Shaka mengajak Arumi ke kafe ada di dalam mal itu.
Tadi telah disepakati jika Arumi yang akan mentraktir makan sebagai balasan Shaka yang telah membayar pakaiannya.
Arumi dan Shaka memilih ruangan VIP. Mereka tak ingin ada teman satu sekolah melihat mereka dan pasti akan menjadi gosip karena Arumi yang telah berkeluarga.
"Kamu saat ini menetap di Bandung," ucap Arumi memulai percakapan.
"Bolak balik Jakarta Bandung, buat cari sesuap nasi."
"Serta sebongkah berlian," ujar Arumi.
"Kamu bisa aja. Kamu tinggal di Jakarta'kan?"
"Yup, napa?" tanya Arumi
"Kanapa kita tak pernah ketemu ya?" gumam Shaka yang masih dapat ditangkap Arumi suaranya.
"Kamu mungkin yang selalu sembunyi. Buktinya kamu tak pernah mau ikut Reuni selama ini. Tumben banget tahun ini ikut."
"Aku takut bertemu seseorang.Setelah aku pikir, tak ada gunanya aku terus menghindar, akhirnya aku memutuskan hadir tahun ini."
"Seseorang? Takut bertemu? kenapa?"
Shaka hanya tersenyum mendengar pertanyaan wanita itu.
Kamu Arumi, kamu yang aku hindari. Aku takut, jika aku bertemu kamu, rasa cinta itu kembali ada. Aku takut makin sulit bagiku melupakan dirimu.
"Sebenarnya bukan takut, tapi lebih tepatnya aku menghindari bertemu seseorang."
"Oh ...." Hanya itu kata yang keluar dari mulut Arumi.
Tidak terasa Arumi dan Shaka berbincang hingga dua jam. Saat mau magrib Arumi pamit untuk kembali ke hotel.
Shaka menawarkan diri untuk mengantar. Awalnya kembali Arumi menolak niat baik Shaka, tapi karena desakan dari pria itu akhirnya Arumi setuju.
Saat melangkah menuju mobil Shaka yang parkir di basemant, Arumi bertemu dengan seorang gadis remaja. Adik bungsunya Gibran.
"Mbak Arumi," teriak gadis itu mendekati Arumi dan Shaka. Arumi kaget melihat Alana adik bungsu Gibran yang mendekati dirinya.
"Mbak Arumi sama siapa? Mana mas Gibran?"
"Kenalkan ini teman sekolah Mbak dulu. Tadi tak sengaja bertemu di sini."
"Mas Gibran mana?"
"Mbak sebenarnya ke Bandung untuk menghadiri reuni. Mas Gibran sibuk jadi tak bisa menemani mbak."
"Oh, gitu ya."
Alana adik bungsu Gibran saat ini kuliah di kota Bandung. Ini jugalah yang dihindari Arumi tadi, makanya lebih memilih ruangan VIP di kafe tadi.
Ponsel di tangan Alana berdering, ia melihat ke layar dan tertera nama Gibran.
"Panjang umur, mas Gibran telepon nih."
Mendengar ucapan Alana membuat Arumi kaget.
Bersambung
Sambil menunggu novel ini update, bisa mampir ke novel teman mama dibawah ini. Tak kalah seru juga, loh.
makin menarik alur ceritanya..😁😁😁
GIBRAN YG SALAH, GIBRAN YG MARAH 😡😡.
tapi cinta mu pada Arumi tak bisa di paksakan.
lebih baik sama Alana saja😉