NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Kedatangan Fasya disambut dengan suka cita oleh Yulia. Menantu kesayangannya itu membawa banyak sekali oleh oleh untuknya. Dan yang paling spesial, tentu saja tas branded yang mampu membuat mata Yulia tak berkedip. Saking percayanya pada Fasya, dia sampai buta, tak tadi jika tas itu bukan asli, tapi KW.

Fasya kedapur, ditangannya ada dua buah bungkusan plastik.

"Bik Diah, Tutik, ini untuk kalian." Fasya menaruh dua bungkusan diatas meja dapur. "Kamu bukan bagian dari keluarga ini, jadi aku tidak membelikanmu oleh-oleh." Ujarnya sambil tersenyum sinis pada Nuri yang juga ada didapur.

"Terimakasih Nyonya," sahut Bi Diah dan Tutik bersamaan.

Setelah Fasya pergi, mereka ragu untuk membuka oleh oleh tersebut. Ada rasa sungkan karena Nuri tak mendapatkan oleh oleh.

"Tidak apa-apa, buka saja." Bagi Nuri, itu bukan masalah besar. Lagipula semalam dia sudah membeli banyak barang dengan Sabda. Dia menyentuh gelang ditangannya. Sesuatu dengan harga murah, tapi terasa sangat berharga baginya.

Tutik hendak membuka bingkisannya, tapi Bi Diah langsung menahan tangannya. "Nanti saja," dia memelototi Tutik. Diambilnya bungkusan milik Tutik lalu dia bawa kedalam kamar untuk disimpan. Mereka berdua memang tinggal sekamar.

"Hei kamu," tiba-tiba Yulia muncul didapur. "Buatkan 3 jus jeruk lalu bawa ke ruang tengah," titahnya pada Nuri.

Nuri mengangguk, sama sekali tak keberatan dengan perintah tersebut. Dia membuat minuman sesuai apa yang diperintahkan Yulia lalu membawanya keruang tengah. Ternyata ada Sabda juga disana, pria itu baru datang. Dia pulang lebih awal hari ini.

"Aku kangen banget sama kamu Mas," Fasya bergelayut manja dilengan Sabda sambil menyandarkan kepalanya didada bidang pria itu.

"Aku juga, sayang." Sabda mencium beberapa kali puncak kepala Fasya sambil membelai rambutnya.

"Permisi." Nuri meletakkan minuman diatas meja.

Menyadari kedatangan Nuri, Sabda hendak menguraikan pelukannya, tapi Fasya jelas tak membiarkannya. Dia malah makin mengeratkan pelukannya.

Nuri melihat kearah pergelangan tangan Sabda. Sudah tidak ada lagi gelang couple yang semalam mereka beli.

Hanya untuk hari ini saja.

Nuri teringat kata-kata Sabda. Ternyata pria itu sungguh-sungguh melakukannya. Entah dimana gelang itu sekarang, mungkin sudah dibuang oleh Sabda, tebak Nuri.

Yulia tersenyum saat memergoki Nuri menatap Sabda dan Fasya. Ini memang tujuannya menyuruh Nuri membawakan minuman. Dia ingin menunjukkan pada Nuri, jika cinta Sabda hanya untuk Fasya seorang.

"Lihatlah Sabda, Fasya membelikan ibu banyak sekali oleh oleh. Dia memang menantu idaman. Menantu yang bisa menyenangkan hati ibu." Ucap Yulia sambil melirik Nuri.

"Ibu terlalu memuji," sahut Fasya.

"Tapi kamu memang pantas dipuji. Semua yang kamu belikan adalah barang barang mewah. Hanya wanita berkelas seperti kita saja yang paham barang barang branded. Yang kelas bawah alias miskin, mana ngerti." Sekali lagi dia melirik Nuri sambil tersenyum miring. Kalimatnya mempertegas jika Nuri sama sekali tak selevel dengan mereka.

Tak tahu saja dia, kalau saat ini, Fasya sedang menertawakannya. Menertawakan kepedeannya yang bilang ngerti barang branded. Tapi kenyataanya, dia tak tahu jika barang yang saat ini dia pegang dan puja itu, adalah palsu.

"Kamu jangan khawatir Mas, aku juga punya oleh-oleh spesial buat kamu." Fasya lalu mengambil sesuatu dari dalam koper yang memang masih ada disana.

Nuri sama sekali tak berminat melihat oleh oleh tersebut. Dia lebih memilih kembali kedapur.

"Taraa..." Fasya membuka kotak yang baru saja dia ambil dari koper. Ternyata kotak tersebut berisi dasi mahal. "Suka tidak?" Khusus untuk Sabda, Fasya tak berani membelikan barang murahan. Dia tahu jika suaminya itu sudah terbiasa dengan barang mewah sejak kecil.

Sabda tersenyum lalu melihat lihat dasi tersebut. "Mana pernah aku tak menyukai hadiahmu. Kau terlalu sempurna untuk tahu apa saja yang aku suka." Sabda lalu mendekatkan bibirnya ketelinga Fasya."Tapi saat ini, bukan hadiah ini yang aku inginkan. Aku ingin sesuatu yang lebih spesial. Aku tunggu dikamar." Setelah membisikkan kalimat itu, Sabda beranjak lalu naik kekamarnya.

Wajah Fasya seketika pucat. Dia tak mengira jika Sabda sudah minta jatah saat dia baru sampai. Dia sedang tak ingin melakukannya saat ini. Bukan karena lelah, melainkan karena Ringgo meninggalkan bekas merah didadanya.

Meski Fasya ragu, tapi dia tak boleh membuat Sabda menunggu lama. Dia pamit pada Yulia lalu menyusul suaminya kedalam kamar.

"Aku sangat merindukanmu sayang," Sabda langsung mendekap Fasya dari belakang saat wanita itu baru saja memasuki kamar. Diciuminya leher Fasya sampai istrinya itu menggeliat kegelian.

Jika biasanya Fasya suka sekali dimanjakan seperti ini, kali ini, jantungnya berdebar kencang karena takut. Takut scandal yang dia buat terbongkar sebelum mendatangkan hasil.

"Mas, aku capek," Fasya beralasan. "Badanku juga lengket semua, pengen mandi dulu."

Sabda melepaskan pelukannya lalu membalikkan badan Fasya. Ditangkupnya kedua pipi istrinya tersebut lalu didaratkan ciuman lembut dibibirnya.

"Kita mandi bersama," ajaknya. "Kita sudah lama sekali tak melakukan itu. Aku rindu punggung dan dadaku mendapatkan gosokan dari tangan halusmu." Lanjutnya sambil meraih tangan Fasya lalu mendaratkan ciuman dipunggung tangannya.

Tenggorokan Fasya langsung tercekat. Dia tak mengira jika alasannya malah membuatnya terjebak.

"Tapi aku sangat lelah Mas. Aku mau mandi cepat lalu tidur."

Sabda terlihat kecewa. Tapi sebuah kecupan singkat dibibir mampu mengembangkan senyumnya kembali. "Tenang saja, nanti malam, aku milikmu."

"Nanti malam, kupastikan kau tak akan bisa menjauh dariku sedetikpun."

"Lakukan apapun yang kau mau Mas." Fasya mengerlingkan sebelah matanya lalu melenggang menuju kamar mandi.

Jangan dipikir Fasya akan memenuhi janjinya nanti malam. Dia sudah memikirkannya matang-matang. Nanti malam, dia akan pura pura datang bulan agar Sabda gagal menyentuhnya.

1
Ela Anjani
awal kehancuran Fasya kalau dia menerima ide Ringgo, karena begitu dia hamil maka suaminya akan tau kalau dia selingkuh, karena suaminya lah yang mandul
Puput Firdianti Yuzquin
Luar biasa
Wesley Cherrylava
Menangis aku Thor membayangkan ilusi suara keluarga Sabda hadir dihari pernikahannya/Cry//Cry//Cry/
Siti Sopiah
ehhh mertua sama menantu sama seperti iblis
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
rehanul karim
Kecewa
rehanul karim
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Yati Maryati
terima kasih Thor cerita nya keren banget
yutantia 10: Sama sama kak. Jangan lupa baca karya saya yang lainnya juga
total 1 replies
Diana Tampinongkol
Luar biasa
Yati Maryati
tenang nuri kamu dijaga dan tidak akan kekurangan uang
Yati Maryati
Luar biasa
CATHANNARANNERAA
Lumayan
CATHANNARANNERAA
Luar biasa
Debby Simangunsong
Bagus
Debby Simangunsong
Pergilah dari rumah itu,lebih baik km sendiri membesarkan anakmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!