NovelToon NovelToon
Xu Yiran

Xu Yiran

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Dunia Lain / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Xu Yiran, seorang pemuda lumpuh di bumi yang hanya bisa bermimpi menjadi petarung MMA, mendapati hidupnya berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan. Namun, takdir membawanya terlahir kembali di dunia brutal di mana kekuatan adalah segalanya. Ia terbangun di tubuh pemuda lain bernama Xu Yiran, satu-satunya yang tersisa dari pembantaian desanya oleh Sekte Seribu Bunga. Dipenuhi dendam dan tekad baja, Xu Yiran memanfaatkan pengetahuan seni bela diri modernnya untuk menciptakan gaya bertarung unik dalam kultivasi. Dengan setiap langkah, ia mendekati balas dendam dan memulai perjalanan menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Aneh

Xu Yiran dan Fangzhao bergerak dengan kecepatan tinggi, melintasi dataran luas menuju wilayah selatan Kekaisaran Qing. Angin dingin menyapu wajah Xu Yiran, tapi ia tetap melangkah tanpa ragu. Fangzhao, dalam wujud kecilnya, berlari di sampingnya dengan gerakan lincah.

“Fangzhao, aku ingin kau menekan auramu sebanyak mungkin,” ujar Xu Yiran sambil melirik ke arah serigala kecil itu. “Jangan sampai orang-orang menyadari siapa kau sebenarnya. Jika perlu, buat dirimu terlihat seperti binatang roh tahap Pemadatan Inti.”

Fangzhao mendengus pelan. “Apa? Kau ingin aku merendahkan diri sejauh itu? Aku ini binatang roh tingkat Penguasa Kehidupan, Tuan. Bahkan menekan auraku saja sudah cukup memalukan.”

Xu Yiran menghentikan langkahnya, menatap Fangzhao dengan mata tajam. “Kalau kau tidak melakukannya, kita akan menarik perhatian yang tidak perlu. Kau pikir aku ingin repot-repot menghadapi pemburu atau kultivator rakus setiap kali kita melewati desa atau kota?”

Fangzhao merinding di bawah tatapan itu, lalu mengalihkan pandangannya. “Baiklah, baiklah. Aku akan melakukannya.” Ia menghela napas, lalu auranya yang tadinya terasa seperti kultivator tahap penyatuan roh mulai menurun drastis. Dalam hitungan detik, Fangzhao tampak seperti binatang roh biasa.

Xu Yiran mengangguk puas. “Bagus. Dan satu hal lagi, jika kita melewati desa atau kota, kau harus berakting seperti anjing biasa. Tidak ada bicara, tidak ada aura, hanya menggonggong jika perlu.”

Fangzhao menatapnya dengan ekspresi terkejut. “Apa aku terdengar seperti anjing bagimu, Tuan?”

Xu Yiran menyeringai kecil. “Tidak terdengar, tapi kau akan terlihat seperti satu. Itu cukup.”

Fangzhao mendengus, tetapi tidak membantah. “Baiklah, kalau itu perintahmu. Tapi kau berhutang sesuatu padaku setelah ini.”

Xu Yiran mengabaikan keluhan Fangzhao dan melanjutkan perjalanan. Mereka bergerak lebih cepat, melintasi perbatasan Kekaisaran Qing tanpa masalah berarti. Jalanan mulai berubah, dari dataran terbuka menjadi jalur berbatu yang dikelilingi hutan lebat.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka tiba di sebuah bukit kecil yang memungkinkan pandangan luas ke desa-desa yang tersebar di bawahnya. Xu Yiran berhenti sejenak, memandangi pemandangan di hadapannya.

“Kita akan melewati desa itu,” ujar Xu Yiran sambil menunjuk ke salah satu desa di kejauhan. “Pastikan kau ingat instruksiku.”

Fangzhao, yang kini terlihat seperti anjing kecil berbulu perak, mengibaskan ekornya. “Ya, ya, aku tahu. Aku ini aktor yang hebat, Tuan. Kau tidak akan kecewa.”

Xu Yiran menatap Fangzhao dengan tatapan skeptis. “Kita lihat saja.”

Mereka berdua lalu mulai menuruni bukit, menuju desa yang terlihat tenang. Xu Yiran mempercepat langkahnya, sementara Fangzhao mengikuti di belakang dengan gerakan yang benar-benar menyerupai seekor anjing kecil.

Saat mereka mendekati gerbang desa, beberapa penduduk menoleh untuk melihat mereka. Xu Yiran tetap tenang, sementara Fangzhao bahkan menggonggong pelan untuk menambah efek dramatis.

“Anjing kecil yang lucu,” komentar salah satu penduduk, seorang wanita tua dengan keranjang di tangannya.

Xu Yiran menahan senyum, sementara Fangzhao nyaris mendelik ke arah wanita itu. Namun, ia segera mengingat perannya dan hanya menjulurkan lidahnya seperti anjing biasa.

Xu Yiran menunduk, membisikkan sesuatu. “Kau lihat? Peranmu sempurna.”

Fangzhao bergumam pelan, “Kau akan membayarnya suatu hari nanti, Tuan.”

Xu Yiran berjalan memasuki desa dengan langkah santai, namun matanya terus memindai sekeliling, mencari sesuatu yang menarik perhatian. Desa itu kecil, hanya terdiri dari beberapa rumah kayu yang berjajar rapi di sepanjang jalan tanah. Penduduk desa tampak ramah, beberapa bahkan menyapa Xu Yiran dengan anggukan ringan, meskipun ada juga yang menatapnya dengan rasa penasaran.

Sementara itu, Fangzhao, dalam wujud anjing kecil berbulu perak, tiba-tiba menjadi pusat perhatian anak-anak desa. Mereka berkerumun di sekitarnya, tertawa riang saat Fangzhao menggonggong pelan dan menggoyangkan ekornya.

“Lihat anjingnya! Bulunya bersinar seperti perak!” seru salah satu anak kecil dengan wajah penuh antusias.

“Dia lucu sekali!” tambah anak lainnya sambil mencoba mengelus kepala Fangzhao.

Xu Yiran, yang sedang berbicara dengan seorang pedagang tua di sudut jalan, melirik ke arah Fangzhao dan hampir tertawa melihat ekspresi frustrasi di wajah kecil serigala itu. Fangzhao melirik tuannya dengan tatapan meminta pertolongan, tetapi Xu Yiran hanya mengangkat bahu, membiarkannya menikmati “peran”-nya sebagai anjing kecil yang menggemaskan.

“Jadi, Pak Tua, apa ada sesuatu yang menarik di sekitar wilayah ini?” tanya Xu Yiran, mengalihkan fokus kembali ke pedagang tua yang sedang membersihkan keranjang sayurannya.

Pria tua itu mengelus janggutnya sambil berpikir. “Menarik, ya? Hm, akhir-akhir ini banyak orang asing melewati desa ini, mereka menuju ke selatan. Katanya ada sesuatu yang terjadi di wilayah pegunungan dekat perbatasan. Tapi aku sendiri tidak tahu apa itu.”

“Orang asing? Apa mereka terlihat seperti kultivator?” Xu Yiran mempersempit pertanyaannya.

Pedagang itu mengangguk. “Ya, sebagian besar. Mereka membawa senjata, dan auranya... yah, cukup menakutkan bagi orang biasa seperti kami. Kau harus hati-hati jika melanjutkan perjalanan ke arah itu.”

Xu Yiran mengangguk sambil tersenyum tipis. “Terima kasih atas informasinya, Pak Tua. Aku akan berhati-hati.”

Setelah mengucapkan terima kasih, Xu Yiran melangkah kembali ke tengah desa. Pandangannya langsung tertuju pada Fangzhao, yang kini sedang duduk dengan enggan di tengah kerumunan anak-anak yang mencoba menyematkan bunga-bunga kecil ke bulunya.

“Fangzhao,” panggil Xu Yiran dengan nada tegas, membuat serigala kecil itu langsung bangkit dan berlari ke arahnya, mengibaskan tubuhnya untuk menyingkirkan bunga-bunga yang menempel.

“Tuan, aku mohon jangan biarkan aku melalui pengalaman memalukan seperti ini lagi,” gerutu Fangzhao dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh penduduk desa.

Xu Yiran menahan tawa sambil mengacak-acak bulu kepala Fangzhao. “Kau melakukannya dengan baik. Anak-anak itu tampaknya menyukaimu. Mungkin kau bisa mempertimbangkan karier baru sebagai hewan peliharaan.”

“Tuan, itu tidak lucu,” balas Fangzhao dengan nada datar.

Xu Yiran akhirnya mengajak Fangzhao meninggalkan desa itu setelah membeli beberapa bekal sederhana. Mereka melanjutkan perjalanan menuju selatan, meninggalkan desa kecil yang mulai terlihat samar di balik pepohonan. Meskipun informasinya masih belum terlalu jelas, Xu Yiran yakin bahwa apa pun yang menantinya di wilayah selatan akan menjadi langkah penting dalam misinya.

Perjalanan Xu Yiran dan Fangzhao terus berlanjut melewati jalan setapak yang semakin sepi. Suasana hutan perlahan berubah, pepohonan semakin rapat, dan udara terasa dingin meski matahari masih menggantung di langit. Fangzhao, yang berjalan di samping Xu Yiran dengan langkah ringan, tiba-tiba menghentikan langkahnya.

“Tuan, lihat ini,” ujar Fangzhao dengan nada waspada, menunjuk ke tanah dengan cakarnya.

Xu Yiran memperhatikan jejak samar yang tertinggal di tanah lembap itu. Bentuknya besar, tidak seperti jejak manusia, namun terlihat aneh dengan pola bercabang yang menyerupai cakar makhluk besar.

“Ini... bukan binatang roh biasa,” gumam Xu Yiran dengan alis berkerut, merasakan sesuatu yang tidak wajar dari aura yang tertinggal di sekitar jejak tersebut.

1
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih
Ardi Provision
lambang dajal ya thoor😂😂😂
saniscara patriawuha.
sikatttt manggg xuuuu....
Anonymous
mantap, lanjut thor.
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih mantaaap
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!