Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Awal yang Baru
Di atas tempat tidurnya, Gilda yang sekarang sudah menjadi Scarlett sedang memikirkan bagaimana kehidupannya selanjutnya. Gilda akan mengubah takdir kehidupan Scarlett. Lagi pula jika dipikir-pikir sifat Scarlett dengan dirinya tidak jauh beda. Jadi dia tidak akan kesulitan untuk menjalankan peran itu. Ia akan mengubah sedikit alur ceritanya hingga dia tidak akan mati lagi.
Gilda akan memulai kehidupan yang baru. Gilda akan menjadi Scarlett si antagonis yang baru. penentang si tokoh utama. Dia pernah mendengar bahwa protagonis tidak harus baik dan antagonis tidak harus jahat. Sudut pandang kitalah yang menentukan akan jadi apa seseorang di hidup kita. Selain itu, tidak ada yang sepenuhnya benar maupun salah. Semua orang pernah berbuat baik dan jahat, hanya intensitasnya yang membedakan.
Tapi kali ini Dia tidak ingin seperti Scarlett yang bodoh. Melakukan segalanya hanya demi pria yang tidak mencintainya. Memangnya hanya ada satu pria saja di dunia ini.
Lamunan Gilda buyar saat mendengar pintu kamarnya terbuka. Seorang pria paruh baya datang menghampirinya. Ekspresinya yang datar dengan tatapan yang sulit di artikan. Gilda mengenal siapa pria itu karena melihat foto Scarlett bersama Wilson yang ada di kamarnya.
"Bagaimana keadaan mu?" tanya laki-laki itu. Wilson, ayah dari Scarlett berdiri di tepi ranjang putrinya dengan kedua tangan ia masukkan ke dalam saku celananya. Wilson baru saja kembali ke rumah setelah menghadiri acara ulang tahun pernikahan temannya. Doris sudah mengabarinya tadi sore. Wilson senang mendengar putrinya sudah sadar.
"Sedikit lebih baik," ucap Scarlett singkat.
"Daddy harap kamu lebih berhati-hati kedepannya. Lanjutkan istirahat mu," ucap Wilson pergi meninggalkan putrinya.
"Apa ini, kenapa aku ingin menangis, hatiku rasanya sakit sekali," batin Gilda merasakan sesak di dadanya.
"Apa mungkin Scarlett selalu seperti ini saat berdekatan dengan ayahnya. Dia merindukan sosok ayahnya yang dulu." Gilda tahu hubungan ayah dan putrinya itu tidak baik di tahun-tahun terakhir ini. Sejak Scarlett sering membuat masalah. Tapi kali ini Gila akan mencoba memperbaikinya. Bagaimanapun juga pria itu adalah ayahnya sekarang.
Tiga hari kemudian kondisi Scarlett semakin membaik. Ia sudah bisa menggerakkan salah satu tangannya yang terkilir dengan baik. Ia juga bisa berjalan dengan baik meskipun belum bisa lepas dari tingkatnya. Scarlett keluar dari kamarnya. Rumah mereka hanya satu lantai saja, namun ukurannya sangat luas.
"Scarlett.." Elizya saudara tiri Scarlett tiba-tiba menghampirinya dan memeluknya. Dibelakangnya seorang pria mendekati mereka.
"Aku tebak wanita ini pasti Elizya," batin Scarlett. 3 hari ini mereka tidak bertemu sama sekali. Doris bilang Elizya sedang pergi bersama Felix ke kasihnya ke luar kota. Felix, pria yang sangat di cintai oleh Scarlett. Teman masa kecilnya. Sayangnya pria itu mencintai Elizya dan Scarlett dengan bodohnya berusaha memaksakan cintanya. Tapi kali ini, Scarlett yang baru tidak akan melakukannya. Meskipun saat ini hatinya meronta-ronta untuk memeluk Felix.
"Elizya, kamu membuat ku sesak bodoh.." kata Scarlett tidak berbohong.
Elizya melepaskan pelukannya, " maaf, aku hanya merindukan mu," ucap Elizya merasa bersalah. Dan seperti biasa Scarlett akan bersikap acuh pada Elizya. Scarlett berjalan menjauh dari mereka.
"Scarlett, apa kamu tidak bisa bersikap sedikit lebih baik, Elizya lah yang sudah menolong mu," kata Felix tidak suka dengan sikap angkuh Scarlett.