Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 34 - Tali Tak Kasat Mata
Motor yang dikendarai Ivana baru saja memasuki area kantor dan Gloria yang sejak tadi sudah menunggu langsung menghampiri. "Iv," panggil Gloria, terkesan buru-buru.
"Glo," balas Ivana pula, cukup terkejut saat melihat istri sang Presdir.
Sekarang mereka berada di area parkir perusahaan bagian depan, bukan di basement tempat para bos berada. Pertemuan mereka bisa saja dilihat oleh orang lain.
"Kenapa mendadak datang ke sini? apa ingin bertemu dengan Aston?" tanya Ivana, seraya buru-buru turun dan melepas helm yang dia pakai. Dulu mana pernah Ivana berfikir bahwa dia akan mengendarai motor seperti ini, tapi sekarang Ivana sudah ahli. Hanya perlu belajar beberapa saat dan dia langsung bisa memahaminya.
"Tidak, Aku ingin bertemu dengan kamu," balas Gloria, "Ayo masuk ke mobilku sebentar," ajak Gloria pula.
Beberapa Minggu terakhir mereka memang sering berkomunikasi melalui sambungan telepon. Awal mulanya saat Ivana mengatakan pada Gloria bahwa dia tidak lagi tinggal di apartemen Aston.
Mendengar kabar itu Gloria senang sekali, lantas berpikir pasti sebentar lagi dia bisa mendapatkan sang suami. Tapi hingga hari terus berganti Aston tetap tidak menunjukkan perubahan.
Pria itu bahkan masih saja tidak pulang ke rumah dan masih betah berada di apartemen.
Sementara waktu yang Gloria miliki semakin sedikit, kini hanya tinggal 3 bulan lagi sebelum Aston akan menceraikannya.
"Ada apa?" tanya Ivana setelah mereka sama-sama masuk ke dalam mobil. Sekarang memang sudah tidak ada canggung lagi diantara keduanya, sudah seperti sahabat.
Setidaknya seperti inilah yang diyakini oleh Ivana, meskipun sebenarnya tidak bagi Gloria.
Gloria hanya mencari celah, berusaha memanfaatkan Ivana untuk mendapatkan Aston.
"Waktuku sudah tidak banyak lagi sebelum Aston berniat untuk menceraikan aku, tapi sampai sekarang dia masih saja tidak peduli. Aku bingung Iv, Aku tidak tahu harus melakukan apalagi," ucap Gloria, langsung mengadu.
"Apa tidak bisa meminta bantuan ibu mertuamu, katamu beliau sangat baik."
"Aston bisa marah besar jika aku menghubungi mommy Arra."
"Iya juga, tapi mau bagaimana? Aku juga bingung."
"Kapan Aston terakhir menyentuh mu?"
"Apa kamu siap mendengarnya?"
"Katakan saja."
"Dua hari lalu."
"Astaga, kenapa dia tidak pernah merasa bosan."
"Maafkan aku, Glo."
"Tidak perlu meminta maaf seperti itu, ini bukan salahmu. Aston saja yang tidak tahu diri, dia punya istri tapi tidak pernah disentuh, malah memilihmu untuk jadi wanita simpanannya."
"Jadi apa rencanamu sekarang?"
"Sedang aku pikirkan," balas Gloria dengan mengusap wajahnya frustasi. Di dalam benaknya dia hanya butuh satu kali agar Aston menyentuhnya, namun untuk melakukan itu saja rasanya sulit sekali.
Sudah buntu harus bagaimana akhirnya Gloria menatap Ivana. "Bantu aku sekali saja, Iv. Bantu aku agar Aston bersedia berhubungan dengan ku. Aku yakin setelah itu aku akan hamil, jika aku hamil Aston tidak mungkin menceraikan aku, mungkin dia akan berusaha untuk mencintai aku," pinta Gloria.
Ivana terdiam sesaat, menelan ludahnya dengan susah payah. Rencana itu memang terdengar sangat pas, namun cukup membuat dadanya sedikit sesak.
Namun Ivana kemudian menganggukkan kepalanya tanda setuju, hubungannya dan Aston memang harus diakhiri, untuk memutus tali yang tak kasat mata ini, tali namun mengikat begitu kuat.
"Bagaimana caranya?" tanya Ivana lirih.
"Dimana kalian sering bercinta?"
"Di apartemen atau jika tidak di kantornya."
"Aturlah saat di apartemen, Aku akan merias diriku seperti kamu, menggunakan parfum mu, menggunakan bajumu. Saat kalian hendak bercinta matikan lampu, aku yang akan menggantikanmu."
Deg! jagung Ivana sontak berdegup, belum apa-apa sudah sangat takut. Langsung meyakini Aston pasti akan paham.
"Ini sangat beresiko Glo, aku takut."
"Serahkan saja semuanya padaku Iv, ku pastikan Aston tidak akan menyadarinya."
nyimak 🙏
semuanya aku suka..
di kisah kali ini merupakan spin off kisah Aylin dan Aland ya kak..
di sana Ivana jadi antagonis, tapi akhirnya di sini berubah jadi protagonis nya..
cukup sepadan hukuman yg diterima Ivana..
akhirnya dia bisa berubah menjadi lebih baik lagi..
begitu pula Aston, akhirnya dia sadar jg kalau sebenarnya dia mencintai Ivana..
finally happy ending, saya suka.. saya suka..
lanjut kisah Gionino..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat dalam berkarya dan semoga sukses selalu.. 💪🏻😘😍🥰🤩