Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putraku!
Dibalik ruangan operasi itu, tampak suster baru saja keluar dengan terburu-buru menuju seorang pria yang duduk menunggu disana.
"Tuan...." Suster itu terhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. Bagaimana tidak, aura pria serta tatapan nya tidak bersahabat sama sekali.
"Ada apa? Bagaimana keadaan di dalam?" Tanya pria itu sambung melirik ruang operasi.
"Baik tuan, istri dan putra anda lahir dengan selamat dan sehat." Ucap suster itu dengan nada yang kecil.
"Kau bisa pergi." Suster itu cukup bingung dengan ucapan pria itu, bukankah seharusnya ada reaksi bahagia setelah mendengar berita ini? Lalu apa ini?
"Maaf tuan...."
"Kau bisa pergi, suster." Pria itu mengarahkan pandangan tajam nya membuat suster itu melangkah segera dari sana.
*******
"Astaga...." Cicit suster itu kembali memasuki ruangan operasi.
"Ada apa suster?" Tanya sang dokter yang baru saja selesai memeriksa keadaan Shera.
"Sudah kabari?" Sambung dokter yang membuat suster mengangguk cepat.
"Sudah dok, tapi suaminya.... Sangat menyeramkan. Aku sangat takut bicara padanya." Dokter jadi tersenyum kecil mendengar laporan dari susternya.
"Sudah, lupakan saja. Bawa bayinya." Suster mengangguk kecil dan melangkah menuju ranjang kecil dimana bayi yang beberapa menit itu dilahirkan.
"Sangat tampan, tapi semoga kau tidak seperti ayah mu." Ucap suster penuh harap sambil menggendongnya.
"Ini Dok. Apa nyonya Shera sudah merespon dok?"
"Sudah, karena itu aku akan berikan putranya. Pasti dia butuh kehangatan ibunya." Dokter itu mengambil alih sang bayi dan memberitahu pada Shera.
Meksipun tidak dapat bergerak banyak, tapi Shera dapat melihat bayi yang berada di gendongan dokter. "Nyonya, ini putra anda. Sangat sehat dan tampan sekali."
Sepasang mata coklat itu berbinar binar melihat bayi laki-lakinya yang tengah tertidur pulas. 'Ratu, lihat putri anda sudah lahir. Cantik sekali, kulitnya seperti raja.' Ingatan nya tertuju pada kehidupan lalunya.
"Putraku...." Perasaan haru tentu menjalar di tubuhnya, dia tidak peduli dengan tubuh yang ia tempati, tapi lihatlah! Dia kembali merasakan menjadi seorang ibu.
"Anda mau menyusui nya Nyonya?" Shera mengangguk, dan suster tentu langsung membantu Shera untuk memberikan asi pada putranya yang mulai haus.
"Suami anda masih diluar, tapi kami sudah beritahukan kepada nya." Tutur dokter dengan lembut.
'Suami? Itu bukan suami, panggilan itu tidak pantas untuk nya! Kita lihat bagaimana reaksi nya, dan jangan harap aku akan seperti Shera sebelumnya.'
"Ya dokter." Shera lebih fokus pada putranya, sungguh ia merasa sangat bahagia bisa menggendong dan menjadi seorang ibu, meksipun ada perbedaan besar di bagian suaminya. Dulu suaminya sangat penyayang, mencintainya. Tapi yang ini, sungguh sangat berbeda.
'Dia lebih cocok jadi kakak biadab ku, daripada seorang suami!'
Tunggu, Shera menatap dengan lekat putranya yang tengah menyerap makanannya saat ini. Dari kulit... Anaknya memiliki kulit sepertinya dirinya, putih susu. Tapi untuk yang lain, Shera sangat penasaran.
'Aku harap, putraku tidak memiliki wajahnya....'
"Nyonya, bayi anda akan kami bawa ke ruang bayi dulu, dan anda akan kami bawa ke ruang perawatan. Disana akan lebih baik." Shera mengangguk saja, jujur dia masih mempelajari dunia ini. Dunia yang penuh dengan alat-alat baru dan juga pengetahuan nya, Shera bukan ratu yang bodoh. Dia suka akan pengetahuan, tapi untuk dunia seperti ini dia harus mengetahuinya.
************
Sekarang Shera sudah berada di ruangan yang dikatakan oleh dokter itu. Sepasang matanya melihat sekeliling, ada jendela dengan desain yang bagus dan juga lampu yang terpasang di atap bangunan. Meksipun memiliki ingatan tubuh yang ditempatinya, tapi selebihnya Shera harus belajar sendiri.
"Bayiku dimana?" Shera bertanya pada wanita yang baru saja memasuki ruangan, sepertinya memeriksakan keadaan nya.
"Di ruangan bayi nyonya, mau saya ambilkan?"
"Iya, bisakah keranjang nya diletakkan disini saja?" Tawar Shera yang sudah suster itu menganggukkan kepalanya.
"Sebentar nyonya." Shera memandangi kepergian suster itu dari atas ranjang. Dia mencoba bergerak sedikit.
"Sepertinya obatnya membuat rasa sakit ku berkurang." Ucapnya sambil mengelus perutnya yang terasa bekas jahitan.
"Bayi....." Harapan Shera tidak terwujud, nyatanya yang datang adalah pria yang tidak diharapkan.
"Kenapa dengan wajah mu? Kau terlihat tidak senang." Ucapnya sambil mendekati Shera.
"Tentu, untuk apa merasa senang dengan sesuatu yang tidak diharapkan." Ucapan Shera langsung membuat pria itu mendelik tajam padanya.
"Sepertinya pengaruh bius masih kuat, sehingga kau berbicara seperti itu." Shera justru membalas balik tatapan tajam itu, yang membuat pria itu diam dengan penuh pertanyaan.
"Nyonya...."
"Putraku! Bawa kemari!" Sambil merentangkan tangannya, Shera menerima putranya dan tentu ikut memalingkan wajahnya juga.
"Terimakasih." Shera mengecup kening putranya yang tertidur pulas. Dan suster yang melihat pria itu lagi, langsung memilih pergi.
'Dia mengacuhkan ku? Dan beraninya dia menatap tajam diriku!' Kesal, pria itu menggerakkan tangannya ingin mengambil bayi mungil itu.... Tapi matanya justru tak percaya melihat gerakan yang dilakukan oleh Shera.
"Jangan ganggu putraku!" Ucap Shera menatap balik pria yang merupakan suaminya.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya