NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: julieta

Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.

Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.

Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.

Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....

Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.

Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....

Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?

Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SENJATA MAKAN TUAN

Melihat Lin Hao berdiri dengan gemetar diatas panggung, tuan besar Lin yang selama ini selalu menjaga citra baik diri dan keluarganya tak bisa lagi untuk diam ditempat.

Diapun mulai berdiri dari tempat duduknya kemudian berbicara dengan lantang sambil menatap tajam kearah panggung.

“ Nona muda ketiga Jiang, anak bodoh ini sangat implusif dan tanpa sadar telah menyinggungmu. Untuk itu, pejabat ini akan mewakilinya untuk meminta maaf kepadamu….”

" Karena kamu tidak bisa memanah....".

" Alangkah baiknya semua ini dihentikan sampai disini saja, karena akan sulit bagimu untuk bertanggung jawab jika ada hal buruk terjadi….”, ucapnya dengan suara dibuat selembut mungkin.

Istri tuan besar Lin sama sekali tak menyangka jika suaminya akan bertindak sejauh ini demi anak haram yang tak tahu berterimakasih seperti Lin Hao.

Justru dia ingin membuat Lin Hao kalah dan dipermalukan sehingga momentum ini bisa menjadikan alasan untuk menendangnya keluar  Lin Hao dari keluarga Lin.

Meskipun tuan besar Lin sadar jika ucapannya terkesan seperti menindas seorang gadis kecil disaat kedua orang tuanya tak ada disini, tapi ini adalah langkah yang tepat agar Lin Hao tak semakin mempermalukannya.

Jiang Xia Yan yang merupakan seorang wanita tangguh dijamannya tak sedikitpun takut dengan ancaman yang tersirat dalam ucapan tuan besar Lin.

Bahkan menggunakan nama “ pejabat ” untuk menekannya, membuat egonya bergejolak. Dan dengan dagu terangkat diapun membalas ucapan lelaki tua yang arogan itu.

“ Tuan besar Lin, baru saja saya mempertaruhkan nyawa dan anda sama sekali tak bergeming….”

“ Sekarang giliran putra anda yang mempertaruhkan nyawa, anda sudah bersikap agresif seperti ini…”

“ Perjanjian hidup dan mati sudah dibuat, bahkan tintanya juga belum mengering…”

“ Bahkan jika dia mati ditanganku sekarang, tidak akan da yang bisa menyalahkanku…”

“ Bukankah kedua belah pihak sudah setuju. Bahkan keluarga kekaisaran juga sudah bersaksi akan hal itu….”, ucap Jiang Xia yan ber api – api.

Sebelum tuan besar Lin mencela ucapannya, Jiang Xia Yan kembali berkata dengan lantang hingga membuat semua orang langsung terdiam.

“ Seseorang dipercaya karena ucapannya…”

“ Perjanjian sudah dibuat…”

“ Semua orang juga melihat dan mendengar jika putra andalah yang membuat peraturan ini sendiri…”

“ Bahkan kaisar pun tak akan bisa berbuat apapun karena perwakilan keluarga kaisar telah menjadi saksi dan menyetujuinya…”

“ Dan kenapa sekarang tuan besar Lin merasa sangat keberatan ?....”

“ Apakah anda juga bersikap seperti ini selama berada di kalangan resmi…”

“ Setelah mengetahui keputusan yang diambil salah dan tak menguntungkan bagi anda maka anda akan segera mengubah peraturan yang ada….”

“ Pantas saja bencana kelaparan dikota Zhagadong sampai saat ini masih belum bisa teratasi….”

Ucapan Jiang Xia Yan tentu saja seperti bola panas yang bergulir, terutama pada akhir kalimat yang keluar dari mulutnya.

“ Tak kusangka selain cantik, nona muda ketiga Jiang ini memiliki mulut tajam dan berbisa….”, ucap pangeran Qianfan terkekeh.

Jika adik kaisar Ming Qin tersebut masih bisa tersenyum senang, tapi lain halnya dengan keempat pangeran dan pejabat yang hadir dalam ujian tahunan ini.

Semua orang terlihat mengerutkan kening cukup dalam dan membenarkan ucapan Jiang Xia Yan.

Selama ini bencana kelaparan belum bisa teratasi karena menteri pangan Lin An selalu merubah peraturan ditengah jalan.

Tapi karena dia sangat dekat dengan kaisar Ming Qin, maka para pejabat yang lainnya tak berani untuk mengusiknya.

Kali ini ada empat pangeran dalam acara ini, tentunya mereka tak akan segan untuk mengatakan kepada ayahanda mereka masalah ini.

Lin An sama sekali tak menyangka jika usahanya untuk  menekan gadis kecil keluarga Jiang akan menjadi buah simalakama bagi dirinya sendiri.

Jika kaisar menyelidiki hal ini, bukan hanya hukuman yang menunggunya tapi kemungkinan jabatannya dicopot sangatlah besar.

Tampaknya Jiang Xia Yan masih belum puas membuat masalah dengan tuan besar Lin yang telah memancing amarahnya terlebih dahulu.

“ Melihat sikap tuan besar Lin saat ini saya jadi bertanya – tanya, apakah semua pejabat didalam kekaisaran Ming memiliki sifat seperti ini ?....”

“ Bahkan tadi keluarga kekaisaran  meragukan semangat dan daya juang para tentara dimedan perang….”

“ Apakah ini semata – mata untuk melindungi sifat para pejabat yang seperti ini ?...”,

Kata –kata yang diucapkan oleh Jiang Xia Yan sangat tajam dan beracun, membuat tubuh tuan besar Lin membeku seketika.

“ Sangat disayangkan , bangunan kokoh dapat dihancurkan oleh sarang semut yang mengerogoti tanah yang menjadi pijakannya. Bahkan ular berbisa yang bersembunyi dalam kegelapan pun tak diketahui, padahal banyak orang kuat dan pintar disekitarnya….”, ucap Jiang Xia Yan sambil menatap para pengeran dengan tatapan miris.

Hanya para pejabat dan para pangeran serta guru yang kompeten saja yang mengerti ucapan Jiang Xia Yan.

Para pejabat korup dan diam – diam berkhianat dibelakang kaisar mulai berkeringat dingin, bahkan wajah keempat pangeran pun berubah menjadi gelap.

Meski mereka tak mengatakan apapun, ayahanda kaisar pasti sudah menyusupkan mata – mata di aula ini karena penuh dengan para pejabat yang hadir.

Orang nomor satu di kekaisaran Ming tersebut sangatlah waspada beberapa tahun terakhir.

Dan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Jiang Xia Yan tentunya membuat kewaspadaannya semakin meningkat, terutama terhadap para pangeran yang memperebutkan kursi putra mahkota.

“ Mohon maaf sebelumnya…pejabat ini yang tidak mempertimbangkan setiap hal dengan detail….”, ucap tuan besar Lin sebelum akhirnya meninggalkan aula bersama istrinya dan anak sahnya, Lin Tong.

Melihat ayahnya pergi tanpa sedikitpun menoleh kepadanya membuat hati Lin Hao merasa sangat khawatir.

Meskipun dia tak mengetahui apa arti dari ucapan yang dikeluarkan oleh Jiang Xia Yan, tentunya itu bukanlah sesuatu yang bagus jika melihat ekspresi semua orang yang hadir, terutama para pejabat dan keempat pangeran menjadi masam.

Begitu Jiang Xia Yan menarik busurnya, semua orang terlihat tak berani bernafas untuk sesaat. Aura mencekam begitu terasa diaula ujian kali ini.

“ Ibu…apakah adik kelima benar – benar akan memanahnya….”, ucap Jiang Xiulin sangat cemas.

“ Tentu saja tidak, dia hanya ingin menakut – nakuti tuan muda Lin saja….”, ucap Ruo Xinxin santai.

Meski Jiang Xia Yan telah berubah banyak, Ruo Xinxin sangat yakin jika gadis kecil itu tak akan berani untuk melakukan hal sekejam itu.

Saat anak panah melesat meninggalkan busurnya dan bergerak maju kearah Lin Hao, seluruh arena menjadi sunyi senyap dalam keheningan yang ekstrim.

Panah itu jatuh keatas lantai mengeluarkan suara yang jernih dan tajam serta ada sedikit warna merah diujungnya.

Lin Hao meraba pipinya yang terasa perih, ada darah ditelapak tangannya membuat kedua matanya terbelalak karena syok.

Semua orang yang melihat adegan tersebut hanya diam membeku tak bergeming ditempatnya.

Belum sempat Lin hao memprotes tindakan gadis tersebut tiba – tiba anak panah kedua melesat dan mengores pipi sebelah kananya hingga rasa nyerih teramat sangat terasa.

Kini kedua pipi Lih Hao mengeluarkan darah segar akibat anak panah yang dilesatkan oleh Jiang Xia Yan dengan sengaja.

Lin Hao merasa hampir gila dan menatap Jiang Xia Yan dengan rasa frustasi. Bahkan sekarang tak ada siapapun yang akan mencegah tindakan gadis itu setelah kata – kata tajam tadi dia ucapkan.

“ Nona muda ketiga Jiang benar – benar pemberani dan kuat…..”, ucap salah satu wanita yang duduk disamping Qianyi pura – pura terkejut.

“ Dia bahkan berani melukai tuan muda Lin dan mengucapkan kata – kata tajam untuk semua orang. Bukankah hal ini membuat hubungan tuan muda kedua dan ketiga Jiang menjadi canggung nantinya didalam pengadilan….”, ucapnya penuh provakasi.

Qianyi tak bisa untuk menahan amarahnya saat ini. tapi sebelum dia berbuat ulah, tindakannya telah dicegah terlebih dahulu oleh Ruo Xinxin.

“ Kakak ipar, jangan gegabah. Ini akan semakin mempersulitmu…bukankah semua pangeran mendukung keputusan ini. IDan, ini tak akan baik bagi suami kita kedepannya…”, ucap Ruo Xinxin menasehati.

Meski dia juga merasa kesal, tapi Ruo Xinxin yang bijak dalam menyikapi semua hal tak mau bertindak gegabah untuk masalah yang dalam seperti ini.

Salah berkata maka akibatnya akan fatal bagi karir suaminya didalam pemerintahan.

Anak panah ketiga melesat dengan cepat, membuat Lin Hao ketakutan hingga terkencing dicelana dan kakinya seakan meleleh seperti jelly hingga akhirnya di terduduk dilantai.

Namun sebelum Lin Hao terduduk dilantai, anak panah yang dilesatkan oleh Jiang Xia Yan telah menancap didalam apel yang kini jatuh mengelinding kelantai.

Tak memperdulikan Lin Hao yang sudah berurai air mata ketakutan, Jiang Xia Yan sambil tertawa kecil melangkah dan membungkukkan badannya.

“ Kamu kalah….”, ucap Jiang Xia yan menyeringai lebar.

Lin Hao menatap Jiang Xia Yan penuh ketakutan. Tampaknya ujian kali ini akan menjadi trauma tersendiri baginya.

1
Ainy Youenha
kenapa gak percakapannya yg dtulis tegak ya? agak menganggu si menurutku kalo percakapannya dtulis miring
safira
suka karekter mc mahal..terbaik thor..
Kemas Yustiar
sebagus apapun ceritanya kalau ngambang & tidak happy end mengecewakan pembaca, semoga author memikirkannya
Efendi Siantar
tunggulah bagian mu selir Hien
Erni Nofiyanti
salah sasaran deh
Efendi Siantar
Luar biasa
Erni Nofiyanti
tambah sangian baru lagi
Siti S
Luar biasa
Erni Nofiyanti
apa raja ming
Efendi Siantar
bisa jadi... hua ha ha haaaaaaa
Erni Nofiyanti
blm tau dia,ada kaisar jga yg demen.
Erni Nofiyanti
waduh,kaisar ngamuk lagi dah
Efendi Siantar
kenapa tdk kentongan ronda, Thor?😅😅
Anie Pailing
Luar biasa
Anie Pailing
Lumayan
Nitnot
baca aja, g usah banyak komentar, othornya keren bingit, aku suka cerita novel ini thooir, semangaaat
Nitnot
Luar biasa
Fetty Marissa Chaniago
kok mirip dengan cerita di komik sih...
Siti Masitah
feng mo tian sainganmu otw
Siti Masitah
syukurlah selamat...senjata makan bos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!