Persahabatan adalah yang segalanya dalam hidupnya saat ini, berkuliah di salah satu Universitas besar dan terkenal di dunia adalah impiannya sejak dahulu. Bersama dengan 7 sahabat lainnya yang setanah air di sinilah dirinya berada, Oxford University.
Bangunan tua dengan seribu rahasianya, banyak rumor tersebar kalau setiap tahun akan terbuka sebuah pintu ajaib yang akan menarik beberapa mahasiswa ke dunia Fantasi yang tidak diketahui lokasi pastinya.
Mendengar rumor tersebut mereka berdelapan sepakat untuk mencari tau dan ingin membuktikan kebenarannya, apakah memang benar tentang rumor tersebut atau memang hanyalah rumor angin?
Yuk kepoin ceritanya di sini!
[JANGAN LUPA LIKE, SHARE, DAN KOMEN]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal Yang Sama.
Enjoy!
Mereka sampai di kamar asrama, setelah memastikan semuanya masuk Danelyn langsung menutup pintu dan menguncinya. Leyna dan Desya saling berpandangan dengan pertanyaan yang sama, apa yang terjadi pada Danelyn?
"Lu kenapa tiba- tiba narik gua, Lyn?" Desya melipat kedua tangannya di depan dada saat Danelyn menghampiri sesudah mengunci pintu.
"Ada 2 murid yang gua lihat di belakang kita, mereka sembunyi di salah satu tiang entahlah firasat gua merasa kalau mereka menguping .... Dan benda terbang yang lu liat tadi itu Peri, gua ngeliat juga tapi gua mikir mungkin salah liat." penjelasan singkat Danelyn membuat mereka semua saling berpandangan.
"Oke gua makin yakin kalau memang kita yang mendapat giliran untuk ke Dunia Fantasi," Meisie memijit pelipisnya pelan lalu berjalan menuju ke ranjangnya.
"Bagaimana kalau kita bicarakan ini dengan para pria? Mungkin mereka juga dapat giliran ini hanya saja belum mau memberitahu ke kita-kita?" ucapan Ryah ada benarnya juga mungkin jika mereka menanyakan solusi atau menceritakan hal ini kepada yang pria akan menemukan jalan keluar.
Semuanya mengangguk sepakat dan mengakhiri pembicaraan seputar topik yang berkaitan dengan 'Dunia Fantasi'. Saat lampu utama kamar telah dimatikan hanya lampu tidur milik Desya yang masih dibiarkannya menyala, gadis itu sedang membaca buku TREQUENIX yang sempat dipinjamnya dari Danelyn.
"Negeri yang konon katanya dihuni oleh 4 ekor Naga yang memiliki kekuatan dari sumber daya yang sangat berbeda dari Negeri manapun. Sumber daya tersebut adalah Logam, Kristal, Pasir, dan Racun ....?" Setiap membaca sumber daya yang disebutkan tersebut dahi Desya mengkerut, saat membaca sumber daya terakhir matanya membulat sempurna.
"Bagaimana bisa ada sebuah negeri yang memiliki sumber daya seaneh itu ...." Kepalanya menggeleng sesaat lalu melanjutkan membaca, "Kemunculan 4 ekor Naga tersebut adalah karena melimpahnya 4 sumber daya Logam, Kristal, Pasir, dan Racun di TREQUENIX mengharuskan para Naga untuk menjaga perdamaian negeri dan mempertahankan sumber kekuatannya,"
"Awalnya negeri tersebut hanyalah hamparan pasir gurun yang ditumbuhi berbagai tanaman dan Oasis-nya adalah kolam air racun. Jauh di bawah tanah adalah sumber dari Logam yang sangat melimpah berdekatan bahkan berdampingan dengan Kristal, bertahun-tahun bahkan hampir berabad-abad TREQUENIX seperti itu hingga munculnya seekor Naga Betina yang disebut-sebut sebagai Naga Penyeimbang,"
"Kemunculan Naga tersebut menimbulkan perubahan 100% pada TREQUENIX, muncul berbagai sumber daya baru yang perlahan-lahan menambah kekayaan alam negeri. Keempat Naga yang menjadi penjaga tersebut awalnya sangat tidak menerima hal itu terjadi bahkan menganggapnya sebagai kerusakan. Sempat terjadi peperangan antara 5 Naga, peperangan yang sempat mengacau berantakan negeri,"
"Tapi saat mendekati akhir peperangan konon Metal Dragon menengahi dan memutuskan menyudahi semuanya saat menyadari kalau Naga yang saat ini berhadapan dengan mereka adalah Naga Betina, Naga yang lain mengerti dan meminta maaf telah melakukan hal tersebut. Hanya sebentar saja kedamaian kembali karena tidak lama setelah peperangan muncul seorang penyihir yang datang entah dari mana dan mulai melakukan penghancuran,"
"Satu persatu sumber daya dihancurkan mulai dari sumber Racun yang disedot habis-habisan hingga Venom Dragon melemah karena kekuatannya perlahan memudar, sumber Kristal yang banyak tersembunyi di tanah dihancurkan sama halnya dengan Venom Dragon, Crystal Dragon melemah. Hanya tinggal Sand Dragon dan Metal Dragon yang masih bertahan karena sumber daya keduanya yang sangat melimpah,"
"Perlawanan dilakukan penyihir dengan memanfaatkan Pasir yang ada melawan Sand Dragon, awalnya memang tidak berkesan apapun tapi saat penyihir menggunakan kekuatan air Sand Dragon berhasil dikalahkannya dengan mudah. Metal Dragon pergi sesaat untuk membawa Naga Betina pergi ke tempat aman, setelah memastikan Naga tersebut aman Metal Dragon kembali untuk melakukan perlawanan bersama dengan Naga yang lain, tapi malangnya 3 Naga tersebut sudah tergeletak tidak bernyawa di belakang penyihir,"
"Metal Dragon sangat amat murka hingga membangkitkan sumber kekuatannya yang terdalam, Naga menggeram sebelum langit berubah menghitam lalu sumber Logam dari dalam tanah naik ke permukaan, membungkus Metal Dragon dan merubah wujudnya jauh lebih besar. Penyihir sangat panik sehingga kehabisan akal untuk melawan saat menggunakan kekuatan api, api tersebut tidak memberikan kesan apapun pada Metal Dragon dan akhirnya penyihir tersebut lenyap bagaikan angin berhembus,"
Desya langsung menutup buku saat membaca akhir dari halaman, pikirannya seolah-olah membuatnya memang berada di negeri tersebut, melihat secara langsung peperangan para Naga dan hilangnya Penyihir secara misterius, dirinya berpikir sejenak kalau mungkin bisa saja Penyihir tersebut tidak sepenuhnya hilang atau malah kembali lagi.
Karena tidak ingin berpikir terlalu jauh buku tersebut disimpannya di bawah bantal dan langsung mematikan lampu tidur.
...****************...
Saat jam istirahat makan siang delapan gadis duduk berkumpul tak jauh dari Aula ruang makan, terdapat taman di tengah-tengah bangunan yang biasa digunakan para Mahasiswa untuk bersantai dan belajar. Tidak ada obrolan sama sekali saat itu karena masing-masing sibuk dengan mempelajari mata kuliah selanjutnya.
Hingga datangnya 6 pria teman mereka, Lloyd melompat dan berbaring di pangkuan Desya yang masih fokus membaca jurnal. Gadis itu tidak menghiraukannya karena memang sudah hafal dengan kebiasaan tersebut.
"Guys sebenarnya ada sesuatu yang mau kita omongin sama kalian .... Entahlah penting atau tidak tapi menurut kita ini akan lumayan sensitif," Frederick duduk di rerumputan dan melepaskan headphone yang sedang digunakannya.
"Coba beri kami sedikit clue apa yang ingin kalian bicarakan jadinya kami semua akan meletakkan buku yang menutup wajah kami," ucapan dari Leyna membuat Frederick dan Damian berpandangan sesaat.
"Sebenarnya tadi pagi Lloyd menemukan sebuah buku terletak di atas kasurnya yang entah dari mana datangnya dan tadi sebelum masuk kelas Clyade nemuin sebuah tongkat gitu di dalam lemarinya," Mendengar ucapan dari Damian tersebut membuat semua para gadis menutup bukunya bersamaan, Desya sampai reflek mendorong Lloyd hingga terjatuh ke tanah.
"Kalian jangan bercanda," Nada bicara yang terdengar menggertak dari Desya tersebut membuat 7 pria menggelengkan kepalanya kompak, Lloyd bangun sambil membersihkan celananya dari daun kering lalu membuka tasnya dan mengulurkan buku tersebut ke Desya.
"Kita gak pernah sekalipun membohongi kalian dan gak bakalan mungkin .... Gak ada rahasia apapun di pertemanan kita selain masalah pribadi," Alton bersorak heboh sendiri dengan ucapan tenang dari Lloyd, sementara yang lainnya hanya tersenyum simpul melihat tatapan Lloyd pada Desya.
Desya beberapa kali membolak-balikkan bagian depan dan belakang sampul memperhatikan detail kecil di buku dan mengingat kembali detail buku lain yang mirip dengan yang dipegangnya saat ini karena menurutnya ada beberapa simbol yang terasa familiar.
"Cover depannya ini gua ngerasa gak asing mirip .... Oh iya, buku TREQUENIX," Pandangannya langsung melempar ke arah Danelyn dan gadis itu segera mengeluarkan buku yang dimaksud, "Memang simbol yang sama,"
Lalu saat membaca judul yang tercetak tebal di bagian depan buku dahi Desya berkerut, "EQUETOPYS ....?" Detik setelahnya segera dibukanya halaman pertama dan yang didapatnya adalah gambar tongkat yang sama persis dengan gambar di buku TREQUENIX.
"Tongkat Ravuella ...."
Continue.
Maaf kalau terkesan menggurui ya😥 aku cuma merasa sayang karena lihat karya ini punya potensi karena udah lumayan. semangat terus, aku bakal sering mampir kok!