NovelToon NovelToon
Echoes Of Furry

Echoes Of Furry

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Kembar / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sweety Pearl

Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.

Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.

Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.

Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.

tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Kakek Nenek.

❁ Happy Reading ❁

Jiang Twins pulang ke rumah terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah kakek dan neneknya nanti. Mengemaskan pakaian bersih ke dalam tas dan pakaian kotor mereka akan dibereskan oleh 2 orang pelayan rumahnya.

Entah apa yang ada dipikiran Daxia tapi dia dengan sengaja memasukkan sebuah pistol ke dalam tasnya. Mengisinya dengan peluru hingga penuh lalu menyembunyikannya di bagian dasar tas sehingga tertutup oleh pakaiannya.

Setelah siap baru gadis itu menarik kopernya menuruni tangga dengan ekspresi tidak terjadi apa-apa. Guotin menunggunya di pintu depan karena hanya dia lah yang terakhir belum keluar.

"Kira-kira kegiatan apa yang bakalan kita lakuin waktu sampai kesana?" Daxia tersenyum berjalan beriringan dengan saudaranya yang kedua.

"Emm .... Mungkin kita bakalan ngadain game time? Gua dan Jiayi bakalan jadi bagian masak," keduanya terkekeh pelan, sampai ke mobil segera memasukkan barang-barang ke bagasi dan mulai melakukan perjalanan menuju rumah kakek dan neneknya yang berbeda district dengan kediaman mereka.

Sampai.

Kedatangan mereka disambut pemandangan empat sepupunya yang duduk menunggu di depan pintu. Daxia turun duluan saat mobil belum sepenuhnya berhenti dan menghampiri sepupu gadis sebayanya, Jiayi. Dipeluknya gadis itu dengan erat karena memang sudah lama tidak bertemu.

"Gua kangen banget ama lu," Jiayi tersenyum senang mendengar ucapan Daxia dan menyibakkan beberapa helai poni gadis itu ke tepi.

"Kek gua nggak kangen lu aja, gua kangen banget mau hangout bareng lu." tawa keduanya menggema dan kemudian masuk ke dalam dengan Daxia menarik kopernya yang sudah diturunkan Fangxi.

Tiga sepupu pria yang lain menghampiri empat saudara Daxia dan membantu mereka membawakan koper ke dalam. Sambil berbincang sebentar merencanakan kegiatan apa yang akan mereka lakukan selama tinggal bersama.

"Changrui gua pernah dengar katanya lu mau kuliah ke England, gak jadi?" setelah meletakkan koper di kamar, Guotin menghampiri sepupunya yang berwajah mirip dengan Qinling tapi hanya warna dan gaya rambut yang berbeda, Zhang Changrui.

"Sebenarnya jadi, kan niatnya gua mau gap-year 1 tahunan gitu. Tapi habis mempertimbangkan dengan perusahaan dengan study gua keknya gak bakalan jadi kuliah," jawab Changrui menjelaskan singkat sambil menyugar rambutnya ke belakang.

Jiayi dan Daxia datang dari arah dapur membawakan beberapa bungkus cemilan dan juga minuman kalengan, meletakkannya di atas meja tempat mereka berkumpul sekarang.

"Sayang banget sebenarnya salah satu dari kita gak ada yang bakalan kuliah. Semuanya bakalan difokuskan buat mengurus perusahaan Jianqiang, tapi ya mau gimana lagi. Lagian kepenuhan kita juga udah terpenuhi semua," Zhang Qianfang, sepupu Jiang Twins yang selalu ikonik dengan pakaian selipan berwarna kuning itu menyahut.

"Jiangqiang Jiangqiang, bersyukur sih terlahir di keluarga perusahaan besar yang sudah terkenal dan memiliki koneksi dimana-mana, tapi ...."

"Tapi gak sepenuhnya bisa merasakan kebebasan sebagaimana anak seusia kita bebas menikmati masa mudanya, itukan?" Fangxi menyahuti ucapan sepupunya, Zhang Guozi.

Semuanya mengangguk setuju, Daxia meneguk minuman sodanya hingga tandas kemudian meremuk kalengnya, "Dimanapun kita berada bakalan disorot kamera .... Ke perusahaan disorot, datang ke acara formal disorot, kemanapun lah. Cape banget ngehadapin para wartawan yang selalu bertanya tentang strategi kedepannya para pewaris perusahaan,"

"Ngomongin tentang wartawan .... Lu pada mau tau gak kebodohan Changrui kemarin nemenin gua," semua sorot mata langsung menoleh ke arah Jiayi yang duduk di atas sandaran kursi berdampingan dengan Daxia.

Changrui yang baru menyadari ucapan adik kembarnya itu langsung bangun menarik kaki adiknya tersebut dan menutup mulutnya, "Jangan bocor dodol, image gua udah hancur dihadapan wartawan kemarin."

"Keknya sememalukan itu deh ...." Qinling menarik tubuh Changrui untuk menjauhkannya dari Jiayi bermaksud membiarkan gadis itu menceritakannya.

"Qinling goblok jangan dukung Jiayi napa sih," bagaikan anak kecil merengek seperti itulah Changrui sekarang yang memelas meminta Qinling melepaskan cengkraman tangannya di perutnya.

"Nggak sememalukan itu sih sebenarnya. Cuma dia kemarin pura-pura kesambat Sung Go Kung waktu ditanyain para wartawan. Dia bilang kalau sebenarnya perusahaan cuma mau dia buat cari kitab suci bukan menjalankan perusahaan. Semua yang denger ketawa dan dia langsung narik gua pergi gitu aja dan para wartawan gak ngejar kita lagi," jelas Jiayi cepat, Changrui terkulai pasrah tidak menyangka adiknya benar-benar menceritakan asal bunyinya tersebut.

Qinling melepaskan kaitan tangannya di perut Changrui membiarkan sepupunya itu jatuh begitu saja, lalu dia pergi kembali ke tempat duduknya di dekat Daxia, "Ntar kalau image keluarga Jianqiang berubah taulah ya siapa pelakunya,"

Sontak semuanya tertawa bersama mendengar ucapan Qinling. Changrui menutupi wajahnya yang memerah karena malu ingin memarahi adiknya habis-habisan tapi tidak mungkin karena rasa sayangnya lebih besar dari pada kesalnya.

"Oh ya guys gua sebenarnya dari tadi mau ngomongin ini," seluruh perhatian langsung mengarah ke Wenhua, "Sebenarnya ada apa dengan orang tua kita semua? Kenapa semendadak ini pergi ke Taiwan dan mereka gak ngasi tau dahulu? Kita aja tau kabar ini dari Paman Ren,"

"Loh kirain cuma gua sama Guozi yang gak tau ...." Changrui menyahut dengan wajah yang kebingungan.

"Eh kita juga gak tau loh .... Tadi pagi gua sama Changrui bangun tidur keluar kamar rumah udah sepi banget, dan kita tau kabarnya dari Paman Ren," Jiayi menyambung dan mereka semua yang ada di sana menjadi bingung.

"Iyaa yang ngasih tau kita juga Paman Ren. Dia nyusul kita di Villa katanya mau jemput dan jelaskan alasannya kenapa. Kita iyain aja dan setuju mau kesini, tapi sebelum kesini Paman bilang ke gua gak bakalan ikut ngantar karena dia ada urusan lain dan ya kita datang cuma berlima," Guotin menimpali, Fangxi menyikutnya karena dia tidak memberitahu tentang alasan Paman Ren yang tidak ikut mengantar ke rumah kakek dan nenek.

"Nah kan sebenarnya gua udah ada firasat kalau ini semua sebenarnya ada sesuatu yang ditutupin. Dari orang tua kita yang pergi dadakan tanpa ngasih tau terus kita tau kabar mereka kemana dari Paman Ren itu semua cukup membuat gua curiga, dan lagi. Kenapa kita harus tinggal bareng? Sampai kapan juga gak tau," Qinling dan Changrui setuju dengan ucapan Daxia. Sepertinya memang ada yang disembunyikan dari mereka.

"Fangxi ...." nada suara yang terdengar dingin terlontar begitu saja dari Qinling hingga mereka yang ada di sana tidak percaya itu adalah suaranya, sang sulung mengangkat kepalanya ke arah sang adik, "Telfon orang terpercaya FORDAMEN buat nanyain hal ini. Mereka pasti tau setidaknya sedikit,"

Sang sulung mengangguk dan mengambil ponsel yang ada di sakunya kemudian berdiri menjauh mencari tempat sepi untuk mengobrol. Qinling mengambil dua kaleng kopi yang ada di atas meja sebelum beranjak pergi kembali ke kamar untuknya yang ada di lantai 2.

"Gua cuma mau bilang selama kita tinggal di sini secara barengan jangan sampai ada dari kita yang berkelahi, cek cok, atau semacamnya lah. Kita harus akur, kita gak tau sampai kapan kita bakalan tinggal bareng intinya jangan ada yang buat masalah deh ya ...." saat mengucapkan kalimat terakhir Guotin melirik ke arah Changrui karena biasanya anak itu dan adiknya Qinling lah yang akan berbuat hal.

Semua mengangguk. Daxia mengajak Jiayi untuk naik ke lantai atas karena seperti biasa mereka akan mengadakan sesi girl's talk. Tak lama kemudian Fangxi yang sudah selesai menelfon datang dan duduk berkumpul lagi.

"Mr. Huang yang jadi orang terpercaya kita itu bilang kalau dia juga nggak tau Papa dan Mama ke Taiwan, karena tadi malam sehabis rapat mereka langsung pulang gitu aja gak ada ngomong apapun lagi,"

Muncul satu lagi hal yang terasa mengganjal dan mencurigakan, Guotin memijit kepalanya pelan. Changrui memutuskan untuk menghubungi orang terpercaya keluarga EQUINOX saat itu juga. Fangxi menunggu hasil dari sepupunya.

"Gimana?" tanya Fangxi saat itu juga saat Changrui mematikan panggilan.

Sepupunya itu menggeleng, "Sama, orang terpercaya EQUINOX juga gak tau apa-apa tentang kemana Ayah dan Bunda gua,"

"Gua bakalan hubungin orang di ACCENDIO," Guozi mengusap rambutnya acak dan langsung menguhubungi orang terpercaya keluarganya dan lagi-lagi hasilnya pun sama. Orang terpercaya perusahaan juga tidak tau apapun.

"Sebenarnya kita udah gak ada jalan lain selain menghubungi orang tua kita langsung. Tapi gua takutnya bakalan menganggu mereka yang sedang kerja di sana, tapi kalau gak dihubungin kita di sini bimbang dan gelisah kenapa mereka pergi gak bilang-bilang,"

Fangxi menyandarkan tubuhnya pasrah dan menekan pelipisnya pelan. Orang tuanya tidak ada kabar semakin membuatnya pusing belum lagi latihannya untuk mengambil alih perusahaan keluarga FORDAMEN.

Wenhua pindah posisi duduk ke dekat Fangxi dan menarik kepala Gegenya itu ke pangkuannya, "Sini gua pijitin, gua yakin lu pusing banget." dengan telaten adiknya itu memijit dahi dan kepalanya, rasa pusingnya terasa sedikit tenang.

"Gini aja .... Kita tunggu sampai nanti malam, kalau sampai nanti malam memang gak ada kabar atau gak ada orang terpercaya di masing-masing keluarga yang ngasih tau sebuah kabar. Kita langsung aja hubungin orang tua kita, gua yakin kalau malam mereka semua pada senggang," Guotin dan Fangxi setuju dengan ide Guozi, tidak masalah menunggu sampai malam.

"Okelah kalau gitu." Qianfang membereskan sisa bungkus makanan setelah itu pergi menuju ke taman belakang. Mereka yang tersisa melanjutkan mengobrol sebentar.

❁ See You In The Next Part ❁

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!