Season Dua dari "Lily: Rahasia Gadis Kampung"
Briela Leonor, putri dari Raja Leonor, adalah pewaris tahta di sebuah kerajaan yang kekuasaannya melampaui presiden, menteri, dan semua gubernur. Setelah kematian suaminya, Briela memilih hidup sebagai rakyat biasa untuk melindungi anaknya, Xaviera, dari intrik politik yang mematikan.
Selama dua puluh tahun, Briela berhasil menyembunyikan identitasnya di sebuah provinsi kecil di wilayah Barat kota Riga. Kini, Xaviera telah dewasa, dan pernikahannya membawa kebahagiaan besar bagi Briela. Namun, kebahagiaan itu segera berubah menjadi mimpi buruk ketika Xaviera menjadi korban penyiksaan dan pelecehan oleh suaminya, Aron Ace.
Situasi semakin genting ketika sebuah kasus besar muncul, mengancam kestabilan negara. Briela dihadapkan pada keputusan sulit: membuka identitasnya dan kembali memimpin negara untuk menyelamatkan putrinya dan mengembalikan kedamaian, atau tetap tersembunyi dan menyaksikan kehancuran yang tak terelakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
“Terserah apa yang kau pikirkan, hari ini aku datang bukan karena uang itu, tapi aku ingin tanya. Apa yang kau lakukan kepada Xaviera?!” tanya Briela yang mulai menahan amarahnya.
Santi mengangguk paham. Dia kemudian mengatakan jika Briela sudah mengetahui segalanya. Dia mengangguk dan membenarkan apa yang Briela pikirkan tentang dirinya. Santi sudah menebak, jika kedatangan Briela saat itu akan marah karena telah memperlakukan anaknya tidak adil.
“Wanita miskin pemilik kedai, bermimpi menjadi seorang nyonya dengan menikahkan anaknya kedalam keluarga Ace, ha ha ha. Dia tidak sadar diri…”
Santi kemudian dengan sinisnya meminta Briela menatap wanita yang mengenakan gaun berwarna merah cerah mengenakan berlian dan berdiri anggun berbincang dengan beberapa keluarga terhormat.
“Lihat dia, wanita yang sangat anggun dan pintar. Penerus Track Group terbesar di wilayah barat. Hanya dia yang pantas menjadi nyonya Ace, dan aku bersyukur dia menjadi kakak iparku, sedangkan kau ingin memanjat dengan licik ke dalam puncak kekuasaan,” ucap Santi dengan lantang dan juga serius.
Istri Alden Ace yang tadinya ingin mengabaikan keadaan itu, fokusnya sudah mulai ke arah Briela dan Santi.
“Ela, hari ini kau tidak akan keluar dari gedung Mailings ini hidup-hidup. Aku akan mengatakan semuanya tentang kedekatanmu bersama suaminya, Alden, aku yakin dia akan mematahkan kakimu,” jelas Santi.
Briela mendengar itu tersenyum sinis, dia bersidekap dan mendekati Santi.
“Benar kah? Kau akan membuktikan Alden dan aku memiliki hubungan? Kau punya bukti?”
“Kenapa? Kau takut? Ha ha ha, kau ingin memanjat tapi tidak
ingin terjatuh,” ucap Santi.
“Ha ha Alden? Dia bahkan tidak layak untuk menjadi pendampingku! Bahkan itu seujung kukunya,” ucap Briela dengan suara yang lantang.
Semua yang mendengar itu terdiam. Mata mereka terbelalak, bahkan seorang wanita berani mengatakan hal yang menghina penguasa wilayah Barat, biasanya akan mendapatkan hukuman.
Santi mendorong pundak Briela dengan telunjuknya. Dengan mata yang tajam Santi menjelaskan jika di wilayah Barat bahkan empat keluarga terhormat tunduk kepadanya sedangkan Briela begitu sangat sombong menyebut namanya begitu saja.
“Gedung Mailings ini adalah gedung termewah di wilayah ini, kau memiliki kualifikasi apa untuk masuk ke dalam gedung ini? Sadar diri lah,” ucap Santi.
Santi menjelaskan jika saat ini perjamuan termewah untuk Jenderal Barbara.semua yang hadir memiliki kelas yang tinggi, dan jika Briela bertingkah dia bisa saja melakukan kekerasan kepada Briela, mengusirnya bahkan membunuhnya jika perlu hanya dengan menggunakan ujung jarinya.
“Cepat pergi dari tempat ini atau….”
Dengan cepat salah satu tangan Briela sudah berada di leher Santi mencengkram leher Santi hingga gelas yang berada di tangannya terjatuh. Nafas Santi terasa berat. Dia berusaha melepaskan tangan Briela dari lehernya tapi ternyata tenaga Briela sangat kuat. Bahkan sudah mencengkram leher Santi, dia tidak bergeming sedikit pun.
“Terlalu banyak bicara itu tidak baik! Apa yang akan kau lakukan jika aku tidak ingin pergi dari ruangan ini?” ucap Briela dengan mata menajam.
Semua yang melihat adegan itu terbelalak, dia tidak percaya jika ada seseorang yang berani mengganggu keluarga Ace di kota tersebut.
Tanpa melepaskan cengkraman di leher Santi, Briela menatap semua orang di dalam ruangan tersebut.
“Aku ingin lihat, siapa yang berani menaikkan jarinya untuk mengusirku saat ini bahkan ingin mematahkan kakiku!!!” ucap Briela dengan tegas.
Aura kekuasaan Briela begitu mendominasi. Sikap yang memiliki karakter sangat jarang di miliki semua orang, bahkan jika orang tersebut memiliki kekuasaan. Semuanya terdiam.
“Be-be..ra..ninya kau!!!”
Briela mendengar itu kemudian mendekati Santi, dengan wajah bengis Briela berbisik keppada Santi.
“Kau yang sangat berani, menyakiti anakku tanpa berpikir terlebih dulu,” ucap Briela.
Nyonya Altrius mendekat dan meminta Briela melepaskan tangannya. Dia dengan sombongnya menghina Briela sebagai wanita liar yang hanya bisa membuat masalah pada acara penting tanpa berpikir tentang aturan.
Briela menghempaskan tubuh Santi hingga dia terjatuh di lantai.
“Aaaaa, dasar wanita sialan,” teriak Santi.
Briela mendekat dan menginjak kaki Santi.
“Aaaaaa…”
“Cepat katakan di mana Xaviera?!” tanya Briela dengan mata yang memerah.
“Aaaaa cepat lepaskan, lepaskan!!!” teriak Santi.
“Dibanding apa yang kau lakukan kepada anakku, ini belum sebanding!” timpal Briela dengan bengis kembali.
Santi dengan teriakan kembali memaki Briela.
“Seorang anak penjual kedai pinggiran tidak pantas untuk Aron putera tunggal keluarga Ace, jangan bermimpi, walau kau ingin bertemu anakmu pun saat ini, semuanya sudah terlambat,” ucap Santi.
Briela memindahkan kakinya ke tubuh Santi dan memberinya sebuah tendangan.
BBUUGGHHH
Huuweeekkk
Darah mengalir deras keluar dari mulut Santi.
“To-tolong…” ucap Santi.
Awalnya para tamu tidak ingin mengotori tangan mereka dengan masalah keluarga Ace, terlebih lagi mereka akan melawan keluarga miskin dan rendah. Di mata mereka itu tidaklah setingkat.
“Apa yang kau lakukan?!” ucap Nyonya Alden.
“Jangan ikut campur!!” ucap Briela yang membuat istri Alden itu terhenyak.
Briela kembali menatap tajam ke arah Santi, “Sekali lagi aku tanya, di mana anakku? Serahkan dia sekarang dan aku akan mengampuni nyawamu!” ucap Briela lantang.
“Siapa kau sangat sombong dan begitu berani?!”
Semua melirik ke arah sumber suara, di sana ada tuan Altrius. Salah satu keluarga terhormat di wilayah Barat. Wajah tuan Altrius memerah karena marah. Dia menjelaskan kepada Briela dengan tajam, bahwa saat in telah hadir empat keluarga terhormat di wilayah barat, bagaimana bisa dia berani mengacaukan acara tersebut. Terlebih lagi acara itu khusus menyambut kedatangan Jenderal Barbara.
“Sepertinya kaulah yang ingin mati. Kau mengotori pakaian istriku dan juga menghina nyonya Santi Ace, bahkan kau menyakitinya. Kau tidak harus mati, tapi kau harus mati mengenaskan!!” teriak Tuan Altrius dengan lantang.
Briela tidak berdelik. Dia bahkan tersenyum sinis tanpa terlihat takut sama sekali. Para tamu sudah saling berbisik, nyali Briela memang sangat besar, pikir mereka!
“Siapa kau?!” tanya Briela.
Tuan Altrius menarik ujung setelan jasnya dengan tegas dan menyilangkan tangannya di belakangnya. Dia memperkenalkan diri sebagai salah satu penguasa wilayah barat dari keluarga terhormat.
“Aku adalah Altrius, aku….”
“Cukup!” ucap Briela dengan menaikkan tangannya menahan ucapan tuan Altrius.