Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.Kejutan Dari Abra
["Apa anakku sudah tidur?"] ~08xxxx.
Namira yang juga tidak bisa tidur memilih berselancar didunia maya dan saat asik berselancar dimedia sosial.
Namira cukup kaget saat mendapatkan sebuah pesan dari nomor tidak dia kenali. Namira hanya diam manatap bingung pada isi pesan yang masuk itu.
Lalu pesan kedua pun kembali masuk yang membuat Namira kian terkesiap. Dia tidak menduga jika pesan yang dia terima malam ini berasal dari Abra.
["Ini aku, Abraham. Kenapa hanya dibaca dan tidak di balas? Aku sudah menghubungi anakku tapi tidak ada jawaban,"] ~08xxxx.
["Ah, maaf tuan. Darren sudah tidur, apa ada pesan? Biar nanti saya sampaikan padanya saat Darren bangun nanti,"] ~Namira.
["Tidak ada, aku hanya ingin memastika saja. Apa dia bisa tidur? Dia adalah anak yang cukup pemilih. Aku hanya khawatir dia tidak bisa tidur ditempat baru,"] ~08xxxx.
["Darren sudah tidur, bahkan tidak rewel sama sekali,"] ~Namira.
Abra tersenyum tipis saat melihat foto Darren yang tampak terlelap damai dan tenang di atas kasur berselimutkan selimut milik Namira.
["Ternyata ikatan batin tidak pernah bisa dibohongi. Bahkan dia bisa nyenyak ditempat baru saat bersama ibunya,"] ~ Ayah Darren.
Deg...
Namira tertegun saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Abra padanya sebagai balasan dari kiriman foto Darren yang tengah tertidur yang tadi dia kirimkan.
["Apa dia sudah mau bicara? Apa yang sebenarnya terjadi padanya?"] ~ Ayah Darren.
["Belum, apa tidak sebaiknya anda memasang cctv dirumah. Maaf bukan mau menuduh orang yang ada rumah anda tuan. Hanya saja, kemarin Darren dapat perlakuan kurang baik dari art anda. Apa anda tidak pernah mencurigainya selama ini? Apa tidak ada tanda tanda jika ada sesuatu yang aneh saat Darren dirumah?"] ~ Namira.
["Rumahku sudah terpasang cctv, tapi aku belum sempat memeriksanya. Tolong titip dia, usahakan agar dia bicara siapa yang sudah berani menyentuhnya. Aku pastikan orang itu akan mendapatkan hal serupa dengan anakku,"] ~ Ayah Darren.
Deg...
Namira kembali dibuat tertegun saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Abra padanya. Namira tidak menyangka jika Abra akan sangat menyayangi Darren meski anak itu tidak terlahir dari wanita yang dia cintai.
["Tentu, akan aku pastikan dia aman saat bersama ku,"] ~ Namira.
Keduanya pun menutup perbincangan itu dengan sama sama menyelami hati masing masing. Entah mengapa saat ini ada sesuatu yang aneh yang dirasakan oleh hati masing masing.
Berdebar, itulah yang saat ini baik Abra mau pun Namira rasakan. Bahkan Namira sampai mengusap ngusap dadanya demi menetralkan sesuatu yang di berdebar didalam sana.
Sementara Abra, memilih masuk kedalam kamar mandi untuk berendam demi menenangkan rasa yang bergemuruh didalam dada nya itu.
***
***
Namira tertegun saat melihat sebuah mobil mewah datang memasuki halaman rumahnya, lalu memarkir tepat didepan rumah sederhana miliknya itu.
"Papah," seru Darren saat melihat sang ayah turun dari mobil lalu berjalan mendekat ke arah Namira dan juga Darren yang berdiri di teras guna bersiap untuk pergi jalan jalan ke Puncak, Bogor.
Anak laki laki itu berlari mendekati dan berhambur kedalam pelukkan sang ayah yang saat itu terlihat begitu menawan dalam balutan baju santai.
Kaos polo yang dipadu padankan dengan celana chino selutut, membuat siapapun yang melihatnya akan dibuat terpana.
Begitu pun dengan Namira yang terkesima begitu melihat Abra keluar dari mobil itu, lalu berjalan mendekat ke arah nya.
"Ayo naik, mumpung masih pagi. Biar tidak terkena macet di jalan," titahnya dingin yang langsung meraih tas yang ada didepan
Pria bertubuh tegap itu berjalan santai mendekati Namira, dengan membawa Darren di dalam gendongan nya.
"Hah? Maksudnya?"
"Aku akan mengantarkan kemana pun kalian akan pergi," jawabnya santai.
Sementara Namira sendiri masih diam terpaku menatap Abra yang sibuk memasukkan tas yang berisi perbekalan yang akan Namira bawa dan juga menempatkan putranya Darren agar bisa duduk dengan nyaman di jok bagian belakang.
.
...*****...
"*Mohon maaf jika seminggu kedepan akan slow respon. Berhubung Othor masih di kampung halaman, Othor juga masih sibuk menyiapkan persiapan pernikanan keponakan.
Harap dimaklum ya, setelah acara pernikahan selesai insya Allah Othor akan up secara normal kembali. 🙏🙏🙏*,"