NovelToon NovelToon
Legenda Buah Surgawi

Legenda Buah Surgawi

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:13M
Nilai: 4.7
Nama Author: secrednaomi

[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]

Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.

Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.

Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.

Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.

Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 20 — Kelompok Pembunuh

Zhou Yuan mengayunkan pedangnya dengan melapisi tenaga dalam yang besar, pedang itu bukanlah sebuah pusaka namun di tangan Zhou Yuan, ia bisa meningkatkan ketajamannya seperti pusaka berkualitas tinggi.

Salah satu pembunuh yang berada di ranah Alam Perunggu tidak siap ketika Zhou Yuan bergerak ke arahnya dengan pedang yang terayun.

"Teknik Pedang Air — Gelombang Ombak."

Zhou Yuan menggunakan jurus pertama dari Teknik Pedang Air, tebasan berikutnya sangat cepat dan sulit diikuti penglihatan lawannya, Zhou Yuan menebas tubuh pendekar itu dengan luka yang sangat dalam.

Pembunuh bertopeng dibelakangnya tampak terkejut dengan tindakan Zhou Yuan, mereka segera melompat mundur.

Pembunuh bertopeng itu tidak bisa melihat gerakan pedang Zhou Yuan saat tahu-tahu rekannya mengalami luka yang serius.

Pendekar yang dilukai Zhou Yuan mengalami pendarahan hebat, ia masih bernafas tetapi tidak bisa bertahan hidup lebih lama, luka di badannya tak bisa disembuhkan walau menggunakan tenaga dalam sekalipun sehingga ia hanya bisa jatuh ke tanah dengan tubuh gemetar hebat.

Ekspresi para pendekar topeng lainnya menjadi tegang, mereka melihat Zhou Yuan menggunakan Teknik Pedang Air yang terkenal di dunia persilatan.

"Hati-hati, bocah ini berbahaya! Dia bisa menggunakan teknik pedang klan Xiao..." Seru salah satu dari mereka.

Belasan pendekar bertopeng kemudian mengeluarkan senjatanya masing-masing, mereka sudah tidak menganggap Zhou Yuan anak kecil biasa lagi.

Zhou Yuan menebak mereka akan mengepungnya dan benar saja, para pendekar bertopeng itu mulai bergerak bersamaan mengepung Zhou Yuan.

Zhou Yuan menarik nafas yang dalam lalu memainkan pedangnya melawan mereka, ia menggunakan jurus Teknik Pedang Air yang bergerak seperti air yang mengalir.

Permainan pedangnya sangat lincah dan sulit di tebak, memungkinkan Zhou Yuan bisa menandingi belasan lawan-lawannya.

Tak peduli para pendekar bertopeng itu melakukan penyerbuan dari segala arah, Zhou Yuan dapat menangkis semua serangan mereka sekaligus memberikan serangan balik yang sulit dihindari.

Keterkejutan terpampang di wajah lawannya yang mengepungnya, mereka sudah menggunakan seluruh kemampuan mereka sebab itu tidak memperdulikan suara yang ditimbulkan.

Nyatanya Zhou Yuan justru dapat bertahan lebih lama, bukan hanya itu, sedikit demi sedikit Zhou Yuan membuat lawan-lawannya menjadi terdesak.

"Apa-apaan mereka, melawan anak kecil saja tidak becus!"

Tetua Kelelawar Malam tidak bisa menahan emosinya saat melihat anak buahnya tidak dapat membunuh seorang bocah.

Pertarungan tersebut membuat semakin banyak penjaga Keluarga Zhou keluar, beberapa dari mereka bahkan sudah menyadari keberadaan kelompoknya.

Tetua itu tidak punya pilihan lain selain menggunakan cara kedua, mereka akan menyerang kediaman Zhou secara terbuka.

Disisi yang berbeda, Zhou Yuan terus mengayunkan pedangnya melawan belasan pendekar bertopeng itu. Ia mulai membuat posisinya menjadi di atas angin.

Zhou Yuan kemudian mengalirkan tenaga dalam yang besar pada pedangnya sekaligus meningkatkan kecepatan ayunannya tiba-tiba.

Serangan tersebut berhasil melukai lawan-lawannya, ketika salah satu dari mereka terbunuh yang lainnya tidak menyadarinya.

Menyadari pihaknya akan kalah salah satu pendekar bertopeng yang tersisa meminta bantuan dengan bersiul kencang.

Siulan itu adalah tanda kelompok Kelelawar Malam saat sedang meminta bantuan, tidak berangsur lama ada empat pendekar bertopeng lain yang berdatangan.

"Dasar tidak berguna-! Kalian tidak sanggup hanya melawan seorang bocah-!" Pendekar bertopeng yang datang hanya bisa mengumpat melihat rekan-rekannya sudah dipenuhi banyak luka bahkan sudah ada yang terbunuh.

"Jangan tertipu dengan wajah dan usianya, kekuatannya tidak beda jauh dengan kita!" Pendekar pembunuh Alam Perunggu mengingatkan.

Empat pendekar bantuan mendengus dengan nada meremehkan, jelas mereka tidak percaya anak usia 10 tahun bisa sekuat itu.

Empat pendekar bantuan itu memiliki kekuatan lebih kuat dari pendekar bertopeng sebelumnya, kekuatannya berada di Alam Perak.

Zhou Yuan yang melihat lawan-lawannya menggenggam pedangnya lebih erat, ia sudah menebak situasi ini akan terjadi.

Salah satu dari empat pendekar Alam Perak kemudian maju dan menyerang Zhou Yuan, pendekar itu siap membunuh Zhou Yuan dalam sekali serangan tetapi sayangnya Zhou Yuan sudah menebak siasatnya.

Tanpa basa-basi Zhou Yuan menggunakan Teknik Pedang Air jurus keduanya.

"Teknik Pedang Air — Tebasan Tetesan Hujan!"

Dengan pedangnya yang terayun mengenai udara kosong, pedang Zhou Yuan menciptakan pisau angin dari jarak jauh.

Pendekar Alam Perak itu sama sekali tidak siap dengan serangan Zhou Yuan, belum lagi ia sangat dekat dengan lawannya membuatnya tidak mungkin menghindar pisau angin tersebut.

Pisau angin yang dilepaskan Zhou Yuan seketika memotong kepala pendekar Alam Perak itu seperti tahu, tubuhnya ambruk ke tanah dengan kepala yang sudah menggelinding.

Tiga pendekar Alam Perak serta belasan pendekar Alam Perunggu yang tersisa menarik nafasnya dingin, mereka sama sekali tidak percaya dengan pemandangan di depannya.

"Kita harus kubur anak ini secepatnya, dia bocah yang berbahaya-!" Tiga pendekar Alam Perak kemudian menyuruh semuanya mengepung Zhou Yuan bersama-sama lagi.

Mereka sepakat jika Zhou Yuan belum diatasi saat ini maka ia bisa menghabisi rekan-rekan mereka yang lain.

Belasan pendekar Alam Perunggu dan tiga Alam Perak kemudian menyerang Zhou Yuan bersama-sama, tidak membiarkan Zhou Yuan mengambil nafas walau sesaat.

Sayangnya Zhou Yuan belum menggunakan seluruh kekuatannya saat ini, biarpun dia melawan belasan orang dewasa yang mengepungnya Zhou Yuan masih tetap terlihat tenang.

Tiga pendekar Alam Perak yang menyerangnya berada di tahap menengah sementara Zhou Yuan berada di puncaknya membuat mereka bukan tandingan Zhou Yuan sejak awal.

Dengan kemampuan pedangnya yang tinggi Zhou Yuan bergerak cepat melawan mereka semua. Permainan pedangnya sangat lincah dan menyerang ke berbagai sisi secara merata.

"Bagaimana bocah ini bisa memainkan pedang semahir ini!?" Salah satu pendekar Alam perak mengumpat histeris.

Para pendekar bertopeng itu kesulitan menyerang Zhou Yuan karena dua faktor, pertama karena kemampuan pedang Zhou Yuan yang tinggi dan kedua karena tubuh lawannya yang seorang bocah, membuat posisi mereka tidak diuntungkan.

Permainan pedang Zhou Yuan perlahan-lahan mulai menghabisi pendekar yang mengepungnya, dalam waktu beberapa menit saja para pendekar yang mengepungnya mulai tumbang satu persatu.

Melihat rekannya semakin sedikit, pendekar bertopeng yang tersisa berniat kabur apalagi setelah melihat tiga Alam Perak yang membantunya sudah terbunuh semuanya.

Zhou Yuan mengerti niat mereka dan tidak membiarkan itu terjadi, ia menaikan tempo kecepatan pedangnya untuk menghabisi mereka yang tersisa.

Seperti dugaannya, Zhou Yuan tidak merasakan apapun setelah membunuh sebanyak ini, hatinya tetap tenang dan tidak merasakan rasa bersalah sedikitpun.

Ketika Zhou Yuan berhasil membunuh pendekar bertopeng yang terakhir, ia mendengar suara pertarungan di seluruh kediaman Keluarga Zhou.

Zhou Yuan kembali melihat ke tempat yang paling tinggi sambil melihat situasi saat ini, Zhou Yuan bisa melihat para penjaga keluarganya mulai bertarung melawan kelompok pembunuh.

Kelompok pembunuh jelas memiliki jumlah yang hampir sama dengan para petugas Keluarga Zhou, hanya saja mereka diposisi yang siap menyerang membuat pihaknya lebih unggul dari pihak Keluarga Zhou.

1
Pebri Reja ginting
halllh...kira beneran...../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Retno Palupi
wah Yuan semakin kaya
Retno Palupi
oh pedang emas
Retno Palupi
apa orang ini jg dulu makan buah surgawi?
Retno Palupi
lanjut
reflis guci
sedap maknyos.mantab. sulit untuk mengucabkan nya .yg panting super zuper.
Retno Palupi
harta perampok yang di bunuh tidak diambil?
Retno Palupi
jangan dibunuh dong dilumpuhkan dulu baru diluruskan masalah nya
Retno Palupi
auto kaya raya kan Yuen
Retno Palupi
kasian y penduduk desa
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
lanjut kak
Retno Palupi
berarti tambah satu cewek lagi yg jd murid Yuan
Retno Palupi
berarti di dunia nya zou Yuan dianggap mati ya
Retno Palupi
kenapa g mau berlatih sih?
Retno Palupi
oh... bisa pulang lagi tidak ya?
Retno Palupi
jujur aja Yuan
Retno Palupi
syukurlah semua selamat
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
lanjut, bagaimana nasib Zhou Yuan dan gadis 3 nya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!