NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Early Zee

Rasanya menjadi prioritas utama bagi seseorang adalah suatu keberuntungan. Canda tawa dan bahagia selalu membersamai mereka dalam hubungan yang sehat ini, hingga membuat keduanya tidak berhenti bersyukur.

Hari demi hari kita lalui dengan berbagai cerita. Saat itu, semua masih terasa baik-baik saja. Hingga tanpa kita sadari, satu persatu masalah mulai menghiasi hubungan ini.

Awalnya kita mampu bertahan di tengah badai yang sangat kuat. Tetapi nyatanya semakin kita kuat, badai itu semakin menggila. Kiranya kita akan bisa bertahan, ternyata kita salah.

Hubungan yang sudah kita jalin dengan baik dan banyak cerita bahagia di dalamnya, dengan sangat terpaksa kita akhiri. Badai itu benar-benar sangat dahsyat! Kita tidak mampu, kita menyerah sebab lelah.

Dan syukurlah tuhan tidak tidur, kebahagiaan yang di renggut paksa oleh seseorang kini telah di kembalikan. Kisah kita kembali terukir hingga menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam ikatan pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Early Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Jeno dan Naureen akhirnya memutuskan makan malam terlebih dahulu sebelum pulang. Mereka sudah berada di baseman, hanya tersisa beberapa langkah lagi untuk sampai ke mobil Jeno.

Namun tiba-tiba langkah Naureen terhenti, ia melihat seseorang tengah memperhatikannya dari jauh. Ia tidak lihat dengan jelas siap orang itu. Tapi dari posisinya yang berdiri di depan sebuah mobil dan Naureen mengenali mobilnya, ia tahu siapa wanita itu.

"Sayang, ayo." Kata Jeno yang sudah membuka pintu mobilnya.

Naureen menoleh, namun pandangannya terus kembali ke arah wanita tadi. Jeno penasaran, dan menghampiri Naureen.

"Kamu lihat apa sayang?" Jeno ikut melihat ke arah yang sama. Namun wanita itu segera pergi tepat saat Jeno mengedarkan pandangannya.

"Em, enggak sayang. Aku... Tadi, eh..." Ucap Naureen menjadi bingung.

"Yaudah yuk sayang." Sambungnya. Ia dengan sengaja menghindari pembahasan itu. Pasalnya dia sendiri belum yakin siapa yang di lihatnya.

Jeno mulai kebingungan. Ia terus melihat ke arah sana. Tapi tidak ada apa-apa. Apa yang sebenarnya Naureen lihat, kenapa dia seperti melihat hantu?

Ah, mungkin dia memang melihat hantu.

Setelah memastikan hal itu, Jeno kembali masuk ke mobilnya. Dan mereka pun pergi.

"Sayang. Kenapa?" Tanya Jeno, memperhatikan Naureen sebentar.

Benar juga, sejak dari baseman tadi Naureen terus diam. Padahal mereka akan segera sampai di tempat mereka akan makan malam. Tapi Naureen terus membisu, seperti ada yang sedang di pikirkan. Jeno pun heran, lalu ia mengusap bahu Naureen untuk menyadarkannya.

Naureen menoleh dan seperti terkejut hanya dengan bahunya di sentuh lembut.

"Hah? Kenapa?" Kata Naureen.

"Harusnya aku yang tanya, kamu kenapa sayang? Dari tadi cuma diam." Tanya Jeno sekali lagi. Wajahnya mulai di penuhi rasa khawatir. Tidak santai sama sekali. Panik.

"Apa yang kamu lihat di baseman tadi? Hantu? Kamu lihat hantu?" Sambungnya. Ia benar-benar penasaran.

Naureen menggeleng. Ia tampak ragu untuk menjawab ke khawatiran Jeno.

"Enggak apa-apa sayang." Sahut Naureen, agak lama.

"Yakin?" Jeno memastikan.

Naureen mengangguk sekali lagi. Tapi Jeno masih bersikeras dan terus berpikir ada sesuatu yang sedang di pikirkan wanita-nya. Sepertinya bukan karena melihat hantu, jadi Jeno semakin penasaran. Tapi Naureen tidak mau jujur. Jeno hanya mengiyakan. Setidaknya beri dia waktu sebentar, dia pasti akan cerita kalau sudah siap. Begitu pikir Jeno.

Naureen menatapnya lekat-lekat. Ia bersiap untuk bicara. Jeno pun balas menatapnya, sebelum ia kembali fokus menyetir.

"Aku belum yakin soal apa yang aku lihat tadi. Aku mau cari tahu kejelasannya dulu, khawatir aku salah lihat. Setelah itu, aku akan cerita." Jelas Naureen. Ia seperti tahu apa yang sedang di pikirkan Jeno.

Lelaki itu pun mengangguk. Ia tersenyum karena sudah sedikit lega.

"Jadi bukan karena kamu lihat hantu?" Tanya Jeno, sejujurnya ia memang masih penasaran.

Naureen terkekeh.

"Bukan sayang." Katanya.

"Lagi pula kalau memang itu hantu, pasti hantunya yang takut." Sambungnya.

"Kenapa?" Tanya Jeno.

"Aku kan punya lelaki berbadan kekar ini. Si hantu jelas takut, takut di buat jadi hantu yang kedua kalinya." Sahut Naureen. Receh memang. Tetapi sukses membuat Jeno tertawa. Heran juga karena Naureen sampai terpikir hal itu dan sukses mencairkan suasana.

"Bisa-bisanya kamu terpikir hal itu sayang. Betapa hina-nya si hantu sampai di buat jadi hantu lagi." Ucap Jeno masih terkekeh.

"Kan kamu sendiri yang bilang kalau kamu akan selalu jadi pelindung buat aku. Jadi sekalipun hantu yang gangguin aku, kamu enggak akan tinggal diam kan?" Celoteh Naureen dengan gaya khas-nya. Dia selalu antusias saat bercerita dan mendengar cerita. Terlebih dengan Jeno.

"Hantu itu kan transparan sayang. Gimana caranya aku bisa melawan mereka? Apalagi sampai buat mereka jadi hantu lagi."

"Pakai trik lain dong."

"Contohnya?"

"Kalau hantunya cewek, kamu kasih aja kedipan maut kamu itu. Aku aja meleleh, apalagi hantu sayang? Bisa lebur mereka." Naureen benar-benar menghayati setiap kata yang ia ucapkan. Eskpresinya mengikuti tema pembicaraan.

"Kalau cowok?" Tanya Jeno. Ia malah menikmati halunisasi dan guyonan kekasihnya. Itu hal langka. Pasangan lain belum tentu mau saling mendengar celotehan absurd dari pasangannya. Jeno sangat menyukai hal unik seperti ini. Terlebih adalah Naureen yang menciptakan.

"Gampang sayang. Cari tahu aja siapa pacarnya. Terus kamu rebut aja pacarnya. Nanti dia pasti frustasi setelah di tinggal pacarnya, akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya."

"Tapi sayang. Kamu enggak apa-apa kalau aku sampai harus merebut pacar si hantu itu?"

Naureen terdiam. Ia sedang berpikir. Wajahnya menggemaskan sekali saat sedang berpikir. Jeno semakin menggila, wanita-nya kelewat cantik sampai di saat seperti itu pun masih tetap membuatnya terpesona.

"Enggak apa-apa sayang. Tapi kamu harus cepat-cepat tinggalin dia. Jangan sampai berlarut." Kata Naureen.

Ah, Naureen ini memang menggemaskan. Hanya dengan halusinasinya saja bisa membuat Jeno tertawa lepas. Apalagi ekspresinya sangat mendukung. Naureen juga terlalu menghayati. Jeno hampir mencubit pipinya kalau dia tidak harus memarkirkan mobilnya.

Ya, mereka sudah sampai dan segera masuk untuk makan malam. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dengan tawa yang masih tersisa.

...***...

Keesokan harinya, Naureen sudah bersama Fey. Mereka sedang menikmati kopi dengan roti lapis seperti biasanya. Mereka di rooftop, menikmati suasana pagi yang masih terasa sejuk.

"Nauu. Nauuu. Naureen!" Seorang lelaki berlari ke arahnya. Naureen menoleh dengan tatapan malas.

"Ck!" Naureen berdecak kesal.

"Biasa aja Sen! Biasa aja please." Sambungnya, malas. Sean memang paling juara kalau soal kehebohan, melebihi Fey.

"Lo cuma di suruh cari tahu soal mobil aja heboh banget, heran." Celetuk Fey dengan tatapan sinis.

"Ini misi Fey. Dan gue berhasil!" Kata Sean, sangat semangat.

"Lebay!" Seru Fey.

"Udah-udah! Siapa yang punya mobil itu?" Tanya Naureen.

Mobil. Naureen sedang mencari tahu pemilik mobil terkait kejadian kemarin. Kejadian aneh yang membuatnya sangat penasaran. Sebenarnya sudah jelas mobil kemarin milik wanita itu. Naureen hanya ingin memastikan kalau apa yang ia lihat kemarin benar adanya.

"Itu mobil bu Mira." Sahut Sean. Perkataannya berhasil membuat mata Naureen melebar.

"Bu Mira? Lo yakin?" Tanya Naureen, memastikan.

"Di kantor ini enggak ada lagi yang punya mobil itu kecuali Bu Mira. Lagi pula tadi pas banget, bu Mira baru datang dan keluar dari mobil itu." Jelas Sean. Ia di perintah Naureen untuk berjaga di baseman dan mencari tahu perihal mobil itu. Sean pun berjaga disana selama hampir tiga puluh menit.

Naureen kembali terdiam. Ia jelas sedang memikirkan hari itu. Apa yang sebenarnya Mira lakukan disana. Dan kenapa Mira memperhatikan Naureen sampai seperti itu. Kepalanya di penuhi pertanyaan-pertanyaan yang kritis. Karena hal itu sangat janggal menurutnya.

"Buat apa lo cari tahu soal mobil bu Mira?" Tanya Fey penasaran.

"Kemarin, dia berdiri di depan mobilnya, gue tahu itu bu Mira. Tapi gue butuh sesuatu buat meyakinkan kalau gue enggak salah lihat." Sahut Naureen.

"Dia berdiri, diam. Pandangannya lurus ke arah gue sama Jeno." Sambungnya.

"Disitu enggak ada orang lain lagi. Jadi gue balik perhatiin dia. Tapi..."

"Tapi apa?" Tanya Sean.

"Tapi dia langsung pergi pas Jeno lihat ke arah dia." Sahut Naureen.

Sean dan Fey ikut terdiam. Mereka memikirkan hal yang sama dengan Naureen.

"Dia menghindar begitu ada pak Jeno?" Tanya Sean.

Naureen mengangguk.

"Kayaknya bu Mira suka deh sama Pak Jeno." Celetuk Fey. Naureen langsung menoleh. Ia geram mendengarnya.

"Iya betul tuh. Dia lihatin lo karena enggak suka lo dekat-dekat sama pak Jeno. Nyatanya dia menghindar begitu ada pak Jeno." Seru Sean. Penjelasannya memang masuk akal.

"Huh." Naureen menghembuskan nafas kasar.

Fey melihat Naureen yang tampak kesal mengetahui hal itu. Ia terus memperhatikan temannya dengan seksama.

"Lo enggak suka ya ada orang lain yang suka sama pak Jeno?" Tanya Fey setelah berhasil membaca pikiran temannya.

"Jelas lah gue enggak suka. Dari cara dia merhatiin gue aja udah mencurigakan. Gue takut nantinya dia malah jadi benalu di hubungan gue." Jelas Naureen tanpa sadar.

Fey dan Sean membelalakkan matanya.

"Hubungan?"

"Lo sama pak Jeno pacaran?"

...***...

1
Vanni Sr
bru up kk?
Vanni Sr
masa cm 1 up ny😩
anggita
👌oke Thor, terus berkarya semoga novelnya sukses banyak pembaca.
anggita
like👍utk Naureen, Jeno. ☝iklan utk Author.
anggita
hari senin kerjo maneh... pancen males🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!