Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku capek, Le.
"Aaaaaarrggh!! Leo! Ayah jahat, Le... Ayah jahat sama aku, Le. Aku fikir ayah udah mau berubah tapi ternyata itu bohong. Ayah tetep jahat dan bahkan makin jahat sama aku, Le." Tangis bella semakin menjadi-jadi, dan Ia kali ini memukuli bahu Leo untuk pelampiasan segala rasa kecewa yang Ia rasakan.
Leo hanya diam dan mendengarkan apa yang Bella ucapkan, dengan hati yang ikut sakit karenanya.
"Ayah jual aku, Le. Ayah mau jual aku sama Om-om dengan bayaran mahal, Le. Ayah udah bener-benar jahat, Aku benci Ayah." rutuknya, dan kali ini dada Leo menjadi sasaran pukulan Bella.
"Bell... Sudahlah, tenang. Kamu mandi dulu dan bersihkan diri kamu. Lihat... Kamu sudah terlanjur basah, nanti kamu malah masuk angin, Bell. Dia ngga berhasil untuk_...."
"Engga, Le... Aku berhasil kabur," jawab bella yang kemudian mengusap air matanya saat itu.
"Baiklah... Setidaknya kamu selamat saat ini, Bell. Kamu aman disini," Leo mengusap airmata itu juga lalu meraih bella kembali dan memeluknya erat. Suasana hati Bella pun sedikit tenang karenanya, meski tubuhnya gematar karena kedinginan dan merintih sakit dengan lecet ditelapak kakinya saat itu.
Melihat kondisi Bella yang seperti itu, leo berinisiatif untuk membantunya mandi. Leo perlahan membuka resleting dress Bella yanng ada dibelakang punggungnya, dan yang jela sudah mendapat izin bella saat itu karena Ia sendiri dalam keadaan lemah. Wajahnya sudah pucat dan tubuhnya menggigil kedinginan, dengan bibir yang mulai membiru.
Dress bella lepas dan jatuh kelantai, Leo melihat tubuh indah itu nyaris polos didepan matanya. Tapi Ia langsung menutupnya dengan handuk, meminta Bella membuka bagian lainnya yang sudah begitu basah saat itu dan leo segera membimbingnya keluar setelah membalut tubuh polos itu dengan handuknya.
"Kau bisa pakai sendiri? Aku akan buatkan teh hangat untukmu," Bella mengangguk saat itu, dan mulai meraih pakaian bersih yang Leo siapkan untuknya.
Bukan baju miliknya, tapi milik Leo yang pasti lega saat Ia pakai untuk tubuhnya saat ini. Dengan rambut yang tergerai basah, bella duduk dikasur milik Leo dan bersandar diam melamun disana memikirkan kemalangan hidupnya yang semakin jauh dari kata bebas.
Leo dengan teh hangatnya menghampiri Bella, lalu Ia duduk disebelahnya sembari mengganti kaos oblong yang basah karena ulah Bella barusan. Ia bersandar di tembok seperti bella, dan menunggunya menikmati teh hangat yang Ia buat sembari mengolesi beberapa memar ditubuh itu dengan salepnya.
"Kau lelah? Tidurlah. Aku akan menunggumu disini, sampai kamu terlelap, Bel." ucap leo padanya. Bella masih saja diam, sedikit demi sedikit menyeruput teh hangatnya yang manis dengan sesekali menghela napas berat dari hidungnya.
"Aku capek, Le..." ucapnya dengan wajah datar saat itu. Amat dingin, tak seperti Bella yang biasanya ceria meski ada masalah dalam hidupnya.
"Ya... Aku tahu kau lelah, Bell. Maka istirahatlah,"
"Aku lelah dengan ayah, Le. Semuanya terasa lelah, dan aku marah saat ini. Rasanya semua telah diambang batas kesabaranku."
"Lalu?" tanya Leo, yang sebenarnya malas meladeni bella kali ini. Karena yang paling Ia inginkan adalah bella memejamkan matanya untuk tidur dan bangun dengan segar esok hari. Berubah menjadi Bella yang biasanya selalu ceria.
"Aku rela susah saat uangku semua Ia ambil. Aku rela ngga makan demi jatah makan menjadi uang dan akhirnya juga Ia ambil. Tapi kali ini? Kali ini tubuhku juga ingin Ia jadikan uang, Le."
"Kau mau apa? Mau aku menghajarnya? Aku bahkan akan membuatnya merindukan kema tian dengan tanganku ini, Bell." jawab Leo dengan segala dendamnya.
"Bahkan ma ti itu bukan sebuah jalan untuk menghukumnya, Le. Terlalu mudah dan terlalu indah untuk Ia mati dengan cepat saat ini,"
Ya, itulah jawaban bella saat ini mengenai ayahnya. Jawaban seorang anak yang sudah begitu kecewa dengan sikap sang ayah padanya, yang bahkan sudah rela menderita karena memberikan apapun yang ia mau meski selalu mendapat siksaan terus menerus. Dan kali ini, kecewa itu sudah diujung tanduk, bahkan kata maaf akan begitu sulit terucap untuk kesekian kalinya dari bibir pemaaf itu. Yang ada hanya tatapan kecewa, tanpa pernah lagi bisa berucap apapun pada pria yang telah membuatnya begitu sakit hingga seperti ini.