Mereka menikah selama 2 tahun, sebuah pernikahan yang tidak di inginkan. Hingga berujung pada sebuah perceraian, tapi siapa sangka. Di malam terakhir menjadi sebuah malam panas yang sulit untuk di lupakan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MISM : Bab 28
Haikal tersenyum bangga saat melihat Raymond yang babak belur olehnya, bagi Haikal. Raymond hanyalah seorang pemuda yang tidak tahu apapun, bahkan berkelahi saat pria itu tidak bisa.
"Haikal, apa yang kau lakukan?" Teriak Alesa, ia tidak menyangka jika putranya akan memukuli Raymond hingga seperti itu.
Raymond tersenyum tipis, ia lalu bangkit dan menyeka sudut bibirnya yang berdarah.
"Emm.. Pukulan mu lumayan." Ucap Raymond.
Pria itu lalu maju mendekati Haikal, tanpa ragu Raymond langsung memberikan tinjunya kepada Haikal hingga pria itu terjatuh ke lantai.
"Arg.." Haikal meringis kesakitan, ia tidak menyangka jika Raymond akan membalas pukulannya.
Masih belum puas dengan apa yang ia lakukan, Raymond kembali berjalan mendekat dan menari kerah baju Haikal.
Pria itu langsung memberikan tinjunya kepada Haikal, hingga pria itu babak belur.
Daniel tak mampu menghentikan Raymond, keponakannya itu nampak sangat menakutkan dan membuat nyalinya langsung menciut.
"Raymond hentikan." Alesa berusaha menghentikan hal itu.
Hingga akhirnya Raymond berdiri, tangan kanannya masih mengepal dengan darah yang menetes secara perlahan.
Pria itu tersenyum puas melihat Haikal yang terkapar di atas lantai dengan wajah yang babak belur.
Alesa hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tidak bisa menyalahkan Raymond karena Haikal yang memulai semuanya lebih dulu.
"Daniel!" Panggil Alesa.
"Iya Mama."
"Bawa Kakak mu ke lantai atas dan telpon dokter Mizan untuk mengobatinya." Ucap Alesa.
Dengan bantuan beberapa pelayan Daniel membawa Haikal pergi ke lantai atas, kini Raymond kembali duduk di atas sofa. Ia mengambil tisu seraya membersihkan tangannya yang masih kotor oleh darah Haikal.
"Raymond!" panggil Alesa dengan tatapan tajam.
Raymond nampak biasa saja, ia seakan tidak takut dengan tatapan dari Alesa.
"Ada apa, Oma?" Tanya Raymond dengan santai.
"Aku tahu Paman mu itu salah, tapi dengan menghajarnya seperti itu juga bukan hal yang bagus." Jelas Alesa seraya menghela nafas.
"Dia yang memulai duluan." Jawab Raymond dengan dingin.
Baginya, mau siapapun orang itu. Jika ia yang memulai duluan mengusik, maka Raymond akan membalasnya berkali-kali lipat.
"Iya aku tahu... Bagaimana jika ayahmu yang ada di surga melihat mu seperti ini, dia pasti akan sangat sedih." Ucap Alesa menasehati.
"Ayah ku sudah mati, orang mati tidak ada hubungannya lagi dengan orang yang masih hidup. Mau dia menangis sampai air matanya sebanyak lautan pun aku tidak peduli, karena dia sudah mati." Jawab Raymond dengan tatapan dingin.
Alesa terdiam sejenak, ia tersenyum tipis. "Oma sangat.."
Sebelum menyelesaikan perkataannya, Raymond langsung memotong ucapan Alesa.
"Sebaiknya jangan pernah mengungkit masa lalu, lagi pula itu tidak akan pernah mengubah semuanya." Jelas Raymond yang seakan tahu arah tujuan pembicaraan Alesa.
Pria itu lalu bangkit dari tempat duduknya, ia mengeluarkan sebungkus rokok lalu menyalakannya. Nampak kepulan asap tipis keluar dari mulut Raymond.
Pria itu lalu pergi begitu saja meninggalkan Alesa sendirian, Raymond berjalan dengan perlahan memasuki mobil yang sudah menunggunya.
Tapi sebelum Raymond masuk, nampak seorang gadis menghampiri Raymond dan langsung memeluknya begitu saja.
Raymond terdiam sejenak saat merasakan tangan seorang wanita memeluknya, ia hanya diam dan tidak bergerak sama sekali.
"Kak Raymond, aku sangat merindukan mu." Ucap Elisa dengan tangan yang masih memeluk Raymond dari belakang.
Raymond secara perlahan melepaskan tangan wanita itu, Elisa terdiam dengan mata yang menatap ke arah Raymond.
Pria itu terdiam dengan tatapan yang dingin, ia memberikan tatapan mata yang tidak bersahabat dengan wanita cantik di depannya.
Elisa terkejut, tubuhnya bergetar sesaat ketika Raymond menatapnya dengan tatapan seperti itu.
"Kak? Ada apa?" Tanya Elisa, selama ini Raymond selalu bersikap lembut kepadanya. Bahkan pria itu sama sekali tidak pernah menunjukkan sisi dinginnya seperti ini.
"Kau hebat Elisa, kau berhasil menipu ku selama 2 tahun setengah." Ucap Raymond dengan senyuman mengejek di wajahnya.
Lalu Raymond berjalan pergi meninggalkan Elisa begitu saja, pria itu mengabaikan Elisa dan segera pergi meninggalkan rumah keluarganya.
Roni yang mengemudikan mobil hanya bisa diam, ia sangat tahu betul siapa Elisa yang tadi memeluk Raymond.
"Apa yang harus saya lakukan dengan Nona Elisa?" Tanya Roni yang masih mengemudikan mobilnya.
Raymond terdiam sejenak, "Biarkan saja dulu, selidiki. Kenapa dia sampai mempunyai barang milik ku."
"Baik.."
Raymond tersenyum tipis, ia memejamkan matanya. Tiba-tiba ingatannya langsung berputar layaknya gangsing, ia mengingat saat-saat bersama dengan Yumna.
"Jika bukan karena wanita itu, mungkin aku sudah memiliki anak dengan Yumna sejak 2 tahun yang lalu." Ucap Raymond dengan senyuman tipis.
Roni hanya diam dan tidak menjawab, ia tetap mengendarai mobilnya secara perlahan di jalanan kota yang sepi.
"Apa saya harus mengantarkan anda ke rumah Nyonya Yumna?" Tanya Roni.
Raymond terdiam sejenak, ia menggelengkan kepalanya secara perlahan. "Tidak, biarkan dia istirahat untuk beberapa hari." Jawab Raymond dengan senyuman tipis di wajahnya.
....
Daniel duduk terdiam di depan ranjang, ia melihat Haikal yang terbaring. Terdengar suara kesakitan Haikal karena wajahnya yang telah di pukuli oleh Raymond hingga babak belur.
"Sialan.. Anak itu kurang ajar, beraninya dia membuat ku seperti ini." Ucap Haikal dengan sangat kesal.
Ia tak terima dengan sikap Raymond yang telah membuatnya malu, apalagi kini Raymond yang menjadi pemimpin perusahaan O'Hara Group.
"Iya Kak, kita harus memberikan pelajaran kepada pria itu." Jawab Daniel dengan tatapan mata yang tajam dan kesal.
"Kenapa sih, malah dia yang menjadi ahli waris. Kak Jordan sudah tidak ada, dan harusnya aku yang menjadi ahli waris. Bukan malah anak itu." Omel Haikal yang kesal.
Tak beberapa lama pintu kamar pun terbuka, nampak wanita seksi menatap terkejut keadaan pria di depannya.
"Mas, apa yang terjadi?" Tanya Sonia dengan mata yang membulat sempurna, ia langsung menghampiri suaminya dan duduk di sampingnya.
"Sayang, kau datang ke sini?" Tanya Haikal yang berusaha untuk bangkit.
"Iya, Daniel menelpon ku. Dia mengatakan jika kau babak belur, siapa yang melakukan ini kepada mu?" Tanya Sonia dengan sangat panik.
"Siapa lagi?! Raymond, dia membuat ku seperti ini. Anak kurang ajar itu memang harus di berikan pelajaran." Ucap Haikal dengan kesal.
"Sudah Mas, lalu bagaimana dengan surat wasiat itu? Kau yang jadi pemilik perusahaan kan?" Tanya Sonia dengan senyuman senang.
"Arg.. Ayah gila, dia malah memberikan semua itu kepada Raymond." Maki Haikal kesal.
Sonia terkejut saat mendengar hal itu, ia tidak menyangka jika Raymond yang akan menjadi pemimpin perusahaan.
aku masih ingat soper nya reymon yg meninggal ,,kasihan..yumna sudah di peringati oleh soper nya jgn sembarangan kasih tau orang nama suami nya,,karna kita tidak tahu rencana seseorang...sudah tahu suami nya byk musuh....sekarang jadikan pelajaran yumna..jgn ngeyel kalau lg di peringati oleh suami mu atau orang kepercayaan suami mu..
tiap hr up knapa thor..
cerita mu ini bgs kok