NovelToon NovelToon
The Warrior Queen

The Warrior Queen

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:222.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Imelda Savitri

Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.

Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan

...--------------------------------...

Katrina menarik tali kekang kudanya dengan gerakan tegas, mengarahkan hewan itu untuk kembali ke posisi semula di sisi kanan rombongan. Di sisi seberangnya, Sarkan tampak tangguh melawan serta menghabisi sekelompok hyena yang terus menyerang ke arahnya, menjaga pertahanan di kiri dengan mata yang tajam dan penuh kewaspadaan.

Sementara itu, keempat ksatria mulai kewalahan. Sekawanan hyena yang entah dari mana datangnya terus berdatangan, jumlah mereka seolah tiada habisnya. Dengan gerakan liar, mereka menyerang tanpa henti, gigi-gigi tajam mereka mencabik udara, sementara tawa menyeramkan mereka menggema di sekeliling, memicu adrenalin yang tak terkendali. Pedang-pedang terhunus, berkilau di bawah sinar matahari pagi, beradu dengan tubuh-tubuh buas yang melompat dari segala arah.

Katrina, yang masih di atas kudanya, mencoba menenangkan napasnya yang tersengal. Ia meraih gagang pedang yang tergantung di sisi pinggangnya. Jari-jarinya yang ramping menggenggam erat gagang besi yang dingin, mencoba menarik pedang itu keluar dari sarungnya.

Namun, seketika ia menyadari sesuatu yang membuat hatinya ciut, pedang itu terasa begitu berat, lebih berat dari yang ia perkirakan. Sungguh, pedang itu terasa berat di tangannya, apakah beratnya 2 kg? Ataukah 3 kg?

Sial, tubuh nya ini benar-benar lemah secara fisik. Andai ia saat ini berada di tubuh lamanya, sudah pasti ia mampu menarik pedang yang berat nya tidak seberapa itu. Tubuh Luxio yang lemah ini terasa seperti membelenggu kekuatan nya.

Lengannya bergetar saat mencoba menarik pedang itu keluar, otot-ototnya menegang, seolah-olah sedang mengangkat beban yang tak terjangkau oleh kekuatannya.

Dengan napas terengah, ia menguatkan dirinya. Rahangnya mengeras, matanya menatap lurus ke depan, penuh tekad. Dengan sekuat tenaga, ia akhirnya berhasil menarik pedang itu keluar, bilahnya yang dingin berkilau saat keluar dari sarungnya.

Katrina sempat kewalahan ketika mengangkat pedang tersebut. Pedang itu terasa berat di tangannya, tetapi ia menggenggamnya dengan kuat, memaksakan tubuhnya yang lemah untuk berdiri teguh menghadapi ancaman.

Dari sudut matanya, Katrina bisa melihat para ksatria masih sibuk melawan serangan tanpa henti. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan getaran yang merayap di seluruh tubuhnya. Tidak ada waktu untuk ragu, tidak ada ruang untuk lemah.

"Kau bisa melakukannya," gumamnya lirih kepada dirinya sendiri, meskipun jantungnya berdetak kencang, penuh ketegangan.

"HIYAAA!!"

Suara seruan Katrina menggema di tengah hiruk-pikuk pertempuran. Dengan sekuat tenaga, ia mengangkat pedang berat itu menggunakan tangan kanannya, otot lengannya menegang hingga terasa nyeri. Di saat yang sama, tangan kirinya memegang erat tali kekang kuda, mengarahkan hewan itu maju menerobos kawanan hyena yang semakin mendekat.

Matanya terpaku pada Simon dan Adolft, serta kedua putranya yang berada dalam bahaya. Jantungnya berdetak kencang, seolah memompa keberanian yang tersisa di tubuhnya. Angin dingin menerpa wajahnya, membawa aroma tanah yang tercampur darah. Kuda yang ia tunggangi meringkik keras, seakan ikut merasakan ketegangan yang menyelimuti.

Mendadak salah satu hyena melompat ke arah Simon, rahangnya terbuka lebar, siap mencabik kaki kuda yang dinaiki putranya.

Katrina berteriak marah, "Tidak akan kubiarkan kau menyentuh putraku barang sejengkal pun!" Dengan gerakan cepat, ia mengayunkan pedangnya dalam busur tajam, bilahnya berkilau memantulkan cahaya.

Crasshh!

Pedangnya menebas keras, membelah salah satu kaki depan hyena itu menjadi dua. Darah memercik deras, membasahi tanah di bawah mereka. Makhluk itu melolong kesakitan, tubuhnya terjatuh dengan gerakan liar, sebelum berguling-guling mencoba kabur dengan sisa-sisa tenaganya.

Adrenalin membakar seluruh tubuh Katrina. Napasnya tersengal, keringat bercampur debu dan darah menetes dari dahinya, tetapi ia masih belum merasakan kepuasan.

Dengan tatapan penuh determinasi, Katrina turun dari kudanya lalu berlari mendekati hyena yang berjalan pincang dan lemah. Dia mengangkat pedangnya setinggi mungkin lalu menghempaskan bagian tajam pedang tersebut mengarahkannya tepat ke badan hyena itu hingga...

Hyena itu mati terbelah dua dengan tetesan darah yang sempat memercik mengotori wajahnya. Isi perut hyena itu tampak terkulai keluar disertai tubuh hyena yang telah terbelah itu berkedut hebat kemudian kaku.

Simon dan Adolft dengan cepat menutup mata kedua putra Katrina. Mereka takut kedua anak itu takut lalu berakhir trauma ketika menyaksikan langsung adegan menyesakkan itu.

Katrina kembali menghajar hyena lainnya, tanpa menaiki kuda, baginya terasa lebih nyaman berada di bawah daripada di atas yang membuang kesulitan menjangkau hyena yang memiliki postur tubuh rendah itu.

Ia melangkahkan kakinya mendekati Stero yang tengah melawan sekelompok hyena sendirian. Ia pun maju dengan nafas yang memburu, membantu Stero yang sempat tertegun dan meragukan identitas wanita yang kini berada di depannya.

Dengan berani Katrina bertarung dengan sekelompok hyena bersama Stero. Stero akui jika nyonya nya benar-benar berani dan tangguh, untuk sekelas pemula seperti Katrina yang belum pernah menyentuh sebuah pedang, Stero akui dia benar-benar hebat.

Katrina tampak kewalahan, tubuhnya gemetar saat ia berusaha mengangkat pedang yang terasa semakin berat di tangannya. Setiap ayunan pedangnya tampak kacau, tidak serapi yang ia inginkan, namun ada kepastian dalam setiap gerakan itu, Katrina tahu bawah ia harus bertarung untuk bertahan hidup.

Hyena yang dihadapinya tidak memberi celah, makhluk itu melompat ke arah Katrina, cakarnya menjejak tanah dengan suara keras. Dalam gerakan yang hampir bersamaan, cakar hyena itu beradu dengan bilah pedangnya.

Ting!

Suara dentingan keras menggema, menciptakan percikan api kecil yang menyala sejenak di udara. Cakar-cakar itu bergerak cepat, mencakar pedang dengan kekuatan yang mengejutkan. Setiap benturan semakin menguji ketahanan pedang dan kekuatan tangan Katrina yang sudah mulai lelah.

"Sakit..." Katrina meringis merasakan kedua telapak tangannya seolah terbakar.

Rasanya perih dan menyakitkan, rasanya saat ini perasaan dan logika nya tidak sejalan, di sisi lain tubuhnya hampir tidak mampu lagi untuk bertarung, namun di sisi lain dirinya berkata bahwa ia harus bertarung untuk melindungi ketiga anaknya dan orang-orangnya.

Perasaan putus asa serta bimbang mulai menggerogoti benak Katrina, ia takut jika mereka akan kalah dengan sekelompok hyena yang terus berdatangan, situasi saat ini benar-benar sangat menguji adrenalin Katrina.

"Stero, kita tidak bisa terus diam di sini. Usahakan untuk bergerak maju!" Ucap Katrina dengan nafas tersendat.

Stero pun menyampaikan informasi kepada ketiga rekannya yang berada di belakang, pria itu untunglah cepat tanggap, ia menggantikan Katrina memberikan komando pada semua orang.

Perlahan-lahan rombongan nya mulai maju perlahan sembari bertarung di sela-sela perjalanan mereka. Katrina juga sudah naik kembali menunggangi kudanya.

Sekolompok hyena itu terus menyerang meski beberapa anggota nya sudah banyak yang mati bergelimpangan di tanah. Hewan itu seolah tidak mau kalah juga melawan manusia yang merupakan musuh alami mereka.

Namun Katrina tidak mundur. Ia menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang menjalari tubuhnya. Setiap serangan terasa lebih berat, namun dia tahu, satu-satunya jalan adalah terus bertarung.

Hyena itu meringis, memutar tubuhnya untuk menyerang lagi, sementara Katrina berusaha mempertahankan posisi, kedua tangannya yang memegang pedang dengan erat.

Pertarungan itu tak hanya tentang mengalahkan lawan nya, ini bagaikan sebuah ujian ketahanan, fisik, dan mental. Semua berputar cepat, dan setiap detik terasa seperti hidup atau mati.

1
Zarynn
Kecewa
Zarynn
Buruk
Lucy: ya minimal gak bintang 1 juga lah kak🗿 ksih apresiasi bah minimal 2 bintant
total 1 replies
Nadine Wulans
semangat kak author di tunggu up darimu😍😍
Nisar Hery
knapa ga di selingi peran lainya tor,, mantan suaminya gitu , biar ga bahas softek doang dari kemarin/Pray/
Lucy: bakal otw kok kak, aku fokus ke sini dulu, di chapter selanjutnya bakal ketemuan kok
total 1 replies
Ray Aza
side job archduchess, konveksi cd... 😅😅😅😅😅
Lucy: Archduke bilek: nurut aja apa kata bini/Proud/
total 1 replies
Lyvia
semangat duches
nuwun thor upnya
Lucy: sami-sami kak
total 1 replies
230288
semangat selalu kakak author yg baik
/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Lucy: terima kasih banyak/Chuckle/
total 1 replies
Aisarah Silma
Luar biasa
Lucy: makasih banyak kak
total 1 replies
sahabat pena
🤣🤣🤣🤣tamu yg tdk diundang
sahabat pena: 🤣🤣🤣🤣🤣
Lucy: /Sob/mana gak ngasih tanda" pula
total 2 replies
afifah aefa
Luar biasa
Lucy: terima kasih banyak kak untuk penilaian nya
total 1 replies
Syari Andrian
lagiiiiiiiiiiiiii
Neny Andriyani
Luar biasa
Lucy: makasih banyak kak
total 1 replies
Nadine Wulans
lanjut kak di tunggu dobel up nya. tiap buka aplk cuma mau liat kakak author udah up blm. terima kasih
Lucy: wahh makasih banyak kak, aishiteru /Smile//Scream/
total 1 replies
Ray Aza
woolnya utk lapisan dalam permukaannya ksh kain yg halus
Lucy: kain wol mahal kak, jadinya pake katun biasa
total 1 replies
Yusni
tambh up nya thotrrr
.: mampir komen nya juga kak ke cs aku/Sob//Sob/
total 1 replies
Lyvia
nuwun thor matrehat
Etty Rohaeti
lanjut
Serenarara
Iya, gw jg jd kesel sama luxio.
Serenarara
Kayaknya cantik banget si duchess sekarang ya?
Lucy: banget
total 1 replies
Yunita Rosanti
author semangattt untuk up selanjutnya, tambah penasaran 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!