Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.
Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.
Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.
Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...
" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "
Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.
....
" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "
Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.
Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.
Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.
Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 : Tantangan Memanah, Penentuan Urutan Tampil
Hari kompetisi semakin mendekat, dan para peserta dipanggil ke arena untuk menentukan urutan tampil mereka. Namun, kali ini bukan hanya undian biasa—produser memutuskan untuk memberikan tantangan tambahan yang menguji ketangkasan dan fokus para ketua tim. Mereka harus memanah target untuk menentukan posisi penampilan tim mereka.
Arena memanah sudah disiapkan dengan megah. Di tengahnya, berdiri papan-papan target besar yang dihiasi angka-angka urutan tampil, mulai dari nomor satu hingga nomor terakhir. Para ketua tim berdiri di barisan depan, memegang busur dan anak panah. Di antara mereka, Xin Yi dan Gu Rui tampak paling mencolok.
Gu Rui memandang Xin Yi dengan sudut mata, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Kau yakin bisa melakukannya?" tanyanya, nadanya setengah menggoda, setengah meremehkan.
Xin Yi menoleh dengan tenang, alisnya sedikit terangkat. "Tentu saja. Aku tidak pernah mundur dari tantangan."
Sorakan kecil terdengar dari peserta lain, menambah ketegangan di antara mereka. Gu Rui hanya tertawa kecil sebelum melangkah maju.
***
Gu Rui adalah yang pertama maju. Dengan penuh percaya diri, dia mengambil posisi, mengangkat busurnya, dan membidik target. Suasana menjadi hening, hanya suara angin yang terdengar. Gu Rui menarik napas panjang, lalu melepas anak panahnya.
Thwack!
Anak panahnya melesat dan mengenai angka satu di target, posisi yang paling diinginkan. Tepuk tangan dan sorakan menggema di arena, sementara Gu Rui menoleh ke arah Xin Yi dengan senyum puas.
"Nomor satu. Seperti yang seharusnya," ucapnya dengan nada kemenangan.
Xin Yi tidak terpengaruh. Dia melangkah maju dengan langkah ringan, mengambil busur dan anak panahnya. Para peserta lain memandangnya dengan penuh antisipasi.
"Jangan terlalu gugup," Gu Rui berkomentar dari belakang, nadanya masih penuh ejekan.
Xin Yi hanya tersenyum tipis. Dia mengambil posisi, mengangkat busurnya, dan membidik dengan penuh konsentrasi. Angin seolah berhenti saat dia menarik tali busur, matanya fokus pada target.
Thwack!
Anak panah Xin Yi melesat cepat dan menghantam tepat di tengah target, di angka terakhir. Posisi terakhir untuk tampil—yang sering dianggap paling strategis.
Sorakan dari peserta lain lebih keras kali ini. Mereka kagum pada ketepatan bidikan Xin Yi. Gu Rui yang tadinya penuh percaya diri kini terdiam, sedikit terkejut.
"Sepertinya aku mendapatkan posisi terbaik," ucap Xin Yi dengan senyum kecil, menatap Gu Rui.
Gu Rui mendengus, mencoba menyembunyikan rasa frustrasinya. "Kita lihat saja siapa yang akan memukau penonton nanti."
***
Dengan urutan tampil yang telah ditentukan, masing-masing tim kembali ke ruang latihan untuk mempersiapkan penampilan mereka.
Tim Gu Rui, yang akan tampil pertama, berfokus pada memberikan dampak besar di awal kompetisi. Mereka tahu bahwa menjadi tim pembuka adalah tantangan besar, tetapi juga peluang untuk mencuri perhatian. Gu Rui mengarahkan timnya dengan ketat, memastikan setiap detail koreografi, vokal, dan ekspresi panggung mereka sempurna.
Sementara itu, tim Xin Yi memiliki strategi berbeda. Sebagai penampil terakhir, mereka ingin memberikan penutup yang tak terlupakan. Xin Yi memimpin timnya dengan penuh semangat, membantu anggota timnya menemukan keseimbangan antara elemen tradisional dan modern dalam penampilan mereka.
***
Ketegangan semakin terasa di antara kedua tim. Setiap langkah latihan mereka diiringi dengan perasaan bahwa mereka harus lebih baik dari tim lawan. Gu Rui semakin berambisi untuk membuktikan bahwa dirinya adalah yang terbaik, sementara Xin Yi tetap tenang, percaya pada kerja keras dan kreativitas timnya.
Saat hari kompetisi tiba, semua peserta berkumpul di belakang panggung, menunggu giliran mereka untuk tampil. Gu Rui dan Xin Yi saling bertukar pandang dari kejauhan, keduanya menyadari bahwa ini adalah momen yang akan menentukan segalanya.
"Semoga beruntung," ucap Xin Yi dengan senyum tipis saat mereka berpapasan.
Gu Rui membalas dengan anggukan kecil, matanya penuh tekad. "Kau juga. Jangan sampai mengecewakan."
Dengan semangat dan persaingan yang membara, kompetisi pun dimulai.
***
Penampilan Tim Gu Rui
Lampu panggung perlahan meredup, menciptakan suasana tenang dan misterius. Tim Gu Rui berdiri di tengah panggung dengan formasi yang rapi, mengenakan kostum berwarna merah dan hitam yang memancarkan aura kekuatan dan keberanian. Latar belakang panggung menampilkan visual digital api yang berkilauan, melambangkan semangat membara dari tim mereka.
Musik mulai mengalun, sebuah perpaduan antara melodi tradisional dan beat elektronik modern. Gu Rui membuka penampilan dengan vokalnya yang lembut namun penuh emosi, memikat perhatian penonton sejak detik pertama. Transisi cepat ke bagian rap yang kuat dan penuh energi, dibawakan oleh anggota timnya, menambah intensitas.
Gerakan tari mereka sangat sinkron, dengan koreografi yang memadukan gerakan modern dan elemen tradisional seperti gerakan kipas dan pedang. Salah satu anggota tim bahkan menggunakan kipas besar dengan efek cahaya LED, menciptakan visual yang memukau.
Di tengah penampilan, Gu Rui maju ke depan panggung, menyanyikan nada tinggi dengan penuh perasaan. Sorot lampu mengikuti setiap gerakannya, membuatnya tampak seperti pusat dunia. Bagian akhir penampilan mereka ditutup dengan klimaks yang menggabungkan semua elemen: vokal, rap, dan tarian, diiringi ledakan kembang api kecil yang membuat penonton bersorak.
Saat musik berhenti, ada jeda hening sejenak sebelum seluruh studio bergemuruh dengan tepuk tangan dan sorakan. Gu Rui dan timnya membungkuk dalam-dalam, wajah mereka dipenuhi senyum kemenangan.
Juri memberikan komentar positif, memuji vokal Gu Rui yang emosional, rap yang penuh energi, dan koreografi yang solid. Salah satu juri bahkan berkata, "Ini adalah salah satu penampilan terbaik malam ini. Anda benar-benar membawa kami ke dunia lain."
Gu Rui tersenyum puas, merasa bahwa untuk pertama kalinya, ia benar-benar berhasil menunjukkan potensinya. Namun, di sudut pikirannya, ia tahu bahwa tantangan sebenarnya belum selesai. Masih ada banyak tim lagi yang harus tampil, dan tim penutup, tim Xin Yi.
***
Tim Kedua, memilih tema kehidupan urban yang dinamis, membawa penonton ke suasana kota besar dengan latar belakang neon dan gedung-gedung tinggi. Kostum mereka adalah pakaian streetwear modern dengan aksen metalik, memberikan kesan muda dan energik. Musik mereka didominasi oleh hip-hop dan dance pop, dengan tarian yang penuh semangat dan sinkronisasi sempurna. Li Anya menonjol dengan gerakan tarian yang memukau dan rap yang kuat, sementara anggota lainnya memberikan harmoni vokal yang solid. Penampilan mereka memberikan suasana segar dan menyenangkan, membuat penonton terhibur.
Tim Ketiga, menghadirkan tema keindahan alam, dengan latar panggung yang menggambarkan hutan ajaib. Kostum mereka berwarna hijau dan biru dengan aksen bunga-bunga kecil, menciptakan suasana yang damai dan mempesona. Musik mereka adalah balada dengan sentuhan folk, menonjolkan keindahan vokal anggota tim. Tarian mereka lebih lembut dan mengalir, seolah-olah mereka adalah peri yang menari di tengah hutan. Zhao Yan memimpin dengan vokal emosional yang menyentuh, membuat penonton terhanyut dalam suasana magis yang mereka ciptakan.
Tim keempat, membawa tema festival tradisional, menggambarkan keceriaan dan kemeriahan perayaan di sebuah desa kuno. Kostum mereka berwarna cerah seperti merah, kuning, dan oranye, dihiasi dengan pola-pola etnik yang kaya. Panggung mereka dipenuhi dengan lentera-lentera gantung dan dekorasi bunga, menciptakan suasana yang meriah. Musik mereka adalah perpaduan antara instrumen tradisional seperti guzheng dan drum dengan beat modern yang catchy. Koreografi mereka penuh energi, dengan tarian grup yang sinkron dan melibatkan properti seperti kipas tradisional. Penampilan mereka membuat penonton tersenyum dan merasa seperti ikut merayakan festival.
Tim kelima, memilih tema peperangan epik, membawa suasana medan perang yang dramatis ke atas panggung. Kostum mereka menyerupai baju perang prajurit kuno dengan warna gelap seperti abu-abu, biru tua, dan perak, menciptakan aura kekuatan dan keberanian. Panggung mereka dilengkapi dengan latar belakang benteng dan efek asap yang memberikan kesan medan perang. Musik mereka adalah campuran orkestra epik dan rock, dengan tarian yang penuh semangat dan gerakan yang tajam, seolah-olah mereka sedang berperang. Cheng Yuan memimpin dengan vokal kuat yang menggambarkan emosi perjuangan, sementara anggota lainnya menambahkan harmoni dan rap yang menegangkan. Penampilan mereka mendapat pujian karena intensitas dan dramanya yang memukau.
Setelah penampilan lima tim lainnya yang memukau, suasana di studio semakin tegang. Para penonton mulai berbisik-bisik, membahas bagaimana kelompok Xin Yi akan tampil.
“Aku penasaran, apakah tim Xin Yi bisa melampaui penampilan sebelumnya?” bisik seorang penonton di barisan depan.
“Aku dengar mereka memilih tema tradisional, tapi dengan sentuhan modern. Itu ide yang berani,” tambah yang lain.
“Setelah melihat tim Cheng Yuan dan tim Mei Ling, mereka pasti merasa terintimidasi. Penampilan tadi benar-benar kuat,” komentar seorang pria muda dengan nada skeptis.
Namun, seorang wanita tua di belakangnya menyela, “Tapi Xin Yi itu unik. Aku yakin dia punya sesuatu yang istimewa. Penampilannya di episode sebelumnya saja sudah membuatku merinding.”
Kamera menangkap wajah para juri yang tampak penuh ekspektasi. Huo Qian, yang selama ini terkenal sulit memberikan pujian, terlihat memegang pena di tangannya dengan ekspresi serius. Di sebelahnya, juri vokal tampak berbisik pada juri koreografi, seolah-olah menebak bagaimana penampilan terakhir ini akan menutup malam yang luar biasa.
“Aku tidak sabar melihat bagaimana mereka mengemas tema tradisional itu,” gumam seorang juri dengan senyum tipis.
Ketegangan memuncak saat MC mengumumkan, “Dan sekarang, untuk penampilan terakhir malam ini—tim Xin Yi!”
Lampu studio meredup, hanya menyisakan sinar bulan putih besar di tengah panggung. Semua mata tertuju ke arah itu, menunggu dengan napas tertahan. Penonton bertanya-tanya: Apakah mereka akan terintimidasi oleh penampilan sebelumnya? Ataukah mereka akan melampaui semua ekspektasi dan menjadi yang terbaik malam ini?
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?