NovelToon NovelToon
Sepasang Mantan

Sepasang Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Keluarga
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Seseorang itu akan terasa berhaga, manakala dia sudah tak lagi ada.

Jika itu terjadi, hanya sesal yang kau punya.

Karena roda kehidupan akan terus berputar kedepan.

Masa lalu bagai mimpi yang tak bisa terulang.

Menggilas seluruh kenangan, menjadi rindu yang tak berkesudahan.

Jika ketulusan dan keluasan perasaanku tak cukup untuk mengubah perasaanmu, maka biarlah ku mengalah demi mewujudkan kebahagiaanmu bersamanya, kebahagiaan yang telah lama kau impikan. -Stella Marisa William-

Sungguh terlambat bagiku, menyadari betapa berharganya kehadiran mu, mengisi setiap kekosongan perasaanku, mengubah setiap sedihku menjadi tawa bahagia, maaf kan aku yang bodoh, maafkan aku yang telah menyia nyiakan perasaan tulusmu -Alexander Geraldy-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

Stella selesai dengan operasi terakhirnya malam itu, masih dengan baju rumah sakit, ia berjalan menuju ruang istirahat nya, ingin segera pulang dan meluruskan tulang punggungnya.

"Selamat istirahat dokter Risa," Ucap suster Maura ketika mereka hendak berpisah jalan.

"Selamat istirahat juga suster Maura, terimakasih untuk hari ini."

Suster Maura pun berbelok ke arah ruang ganti perawat, sementara Stella masih harus melewati satu lorong lagi sebelum tiba di ruangan istirahat nya.

ketika hendak melewati Lorong VVIP, Stella berpapasan deng pria berpakaian serba hitam, gelagat nya mencurigakan, namun buru buru Stella menepis rasa curiganya, "ah mungkin saja itu anak buah tuan Sergio." gumam nya, mengingat anak buah Sergio senantiasa memakai pakaian serba hitam.

Namun entah mengapa tiba tiba ia merasa ada yang aneh, ketika hendak membuka pintu ruangannya, tiba tiba Stella mengurungkan niatnya untuk masuk dan beristirahat, justru Stella berbalik dan kembali ke Lorong VVIP, meja perawat nampak kosong, Stella pun terus berjalan menuju ruangan Abimana, entah mengapa ia ingin ke sana, tanpa rasa curiga sedikit pun Stella membuka pintu ruang rawat Abimana, Stella heran, kemana gerangan anak buah Abimana, krn biasanya mereka berjaga, tapi kali ini nampak lengang, tak ada satu orangpun di sana.

Alangkah terkejutnya Stella ketika tiba di dalam, Abimana tengah dalam posisi duduk menahan rasa sakit akibat luka operasinya yang bahkan belum mengering sempurna, sementara pria misterius yang tadi berpapasan dengan Stella, kini tengah menempatkan Belati di leher Abimana.

Stella berjalan mendekati kedua pria di hadapannya.

"Berhenti di sana dok, biarkan aku menghabisi ban954t sialan ini dok," Belum apa apa, pria misterius itu, sudah mengumpati Abimana.

Stella memasukkan kedua tangannya ke saku, "Tapi aku adalah dokter yang menanganinya, jadi aku bertanggung jawab atas keselamatan tuan Sergio," jawab Stella setenang mungkin.

"Sungguh rugi anda menyelamatkan pria seperti dia dok, anda pasti ingin membunuhnya jika mengetahui siapa dia sebenarnya."

"Saya adalah dokter, dan mengobati orang adalah tugas utama saya, saya tidak ada urusan dengan latar belakang dan apa saja pekerjaan pasien, jika memang dia penjahat, setelah sembuh saya yang akan menyerahkannya ke pihak yang berwajib."

Mendengar jawaban Stella, pria itu semakin murka, "Hah indah sekali hidupmu, sampai sampai dokter pun berusaha menyembuhkan lukamu sebelum dia menyerah kan mu ke pihak yang berwajib, sementara adikku mati bunuh diri, setelah kau membuatnya kecanduan narkotika."

Pria itu, menarik paksa Abimana agar turun dari brangkar, dan dengan menahan rasa sakit yang teramat sangat, Abimana pun turun dari brangkar mengikuti pria yang menariknya, kakinya gemetar, bukan karena dia ketakutan, melainkan karena

menahan rasa sakit.

Lagi lagi terdengar suara pintu di buka, "Selamat malam Tuan Sergio, waktunya anda minum ooo... " perawat ruang VVIP itu terdiam menatap pemandangan di hadapannya.

Kedatangan perawat itu, membuat semua perhatian tertuju pada nya, dan Abimana tidak mau melewatkan kesempatan itu, dengan sekuat tenaga, Abimana berusaha melepaskan belitan lengan pria itu dari lehernya, kemudian menggigit kuat tangan pria misterius tersebut, agar pisau nya terlepas, dan sesuai harapan, pisau pun terlepas, namun pria itu justru memeluk erat perut Abimana.

"Aaaaaaa ... " Abimana berteriak keras, karena kini, lukanya kembali berdarah, secara otomatis ia membungkuk, kemudian jatuh ke lantai, kesempatan itu tak di sia siakan Stella, dia segera mengarahkan tendangannya ke arah wajah pria yang mencoba membunuh Abimana, pria itu rubuh sesaat, dan setelah kesadaran nya kembali normal, ia bangkit dan mencoba membalas tendangan Stella, namun tertahan karena Stella lebih dahulu menangkap lengannya, sama seperti Gerry waktu itu, kali ini pun Stella kembali menghempaskan tubuh seorang pria, sesudahnya ia segera mendekati brangkar pasien dan menekan tombol darurat, kemudian memeriksa kondisi Abimana yang kini pingsan karena luka nya kembali berdarah.

Suster yang sejak tadi terdiam membisu menyaksikan aksi penyelamatan yang di lakukan Stella, kini bergegas lari keluar mencari bantuan.

...✨✨✨...

Suasana kamar mereka begitu sunyi, tak ada satupun yang bersuara, hanya suara gesekan bantal dan selimut yang terdengar ketika mereka merubah posisi.

Sesuai anjuran Mrs. Emily dan Mrs. Fira, akhirnya dengan sukarela Kevin meminjamkan baju dan celana santainya untuk di pakai Andre, Andre sendiri Hendak menelepon Nisya, namun sayang ponselnya kehabisan daya, biasanya ia meminjam pengisi daya milik Bernard, karena miliknya tertinggal di meja belajarnya ketika ia tengah bersiap.

"Maaf, apakah ponselmu sama dengan milikku?" Andre memberanikan diri bertanya, ketika ia melihat Kevin belum juga memejamkan mata seperti dirinya, tak lupa Andre menunjukkan logo buah apel tergigit di ponselnya.

Sebenarnya Kevin benar benar malas berbicara dengan Andre, tapi berdiam diri seperti ini sungguh membuatnya tersiksa, Kevin pun menyingkap selimutnya, ia berjalan mendekati koper miliknya dan memberikan benda yang di inginkan Andre.

"Terimakasih, aku akan segera menelepon bibiku dan meminta tolong padanya untuk membelikan aku beberapa potong pakaian," Andre memberitahukan rencananya begitu saja.

Kevin pun melakukan hal yang sama, ia menelepon Dimas, memberitahukan kejadian tablet yang tenggelam di dasar kolam, tentu saja dia melewatkan bagian dia yang sangat emosi, hingga bergulat di dalam kolam, dan berakhir dengan sebuah hukuman.

Beberapa saat kemudian, keduanya telah selesai mengirimkan kabar.

Andre mendekati Kevin, kini mereka duduk berdampingan, "Maaf Kev ... karena ku tablet mu rusak."

Kevin tersenyum, "Tak apa, aku bisa meminta yang baru pada papi." jawab Kevin santai, "Apa kamu tahu julukan ku di sekolah ini apa?" tanya kevin bersemangat.

Andre menggeleng.

"Anak sultan, yang sudah kaya sejak belum lahir."

Tiba tiba keduanya tertawa ... "hahaha selain berwajah pasaran kamu juga sombong rupanya."

"Hei aku sungguh sungguh, dan apa kamu pernah dengar Twenty Five Hotel?" Tanya Kevin lagi

"Iya, Hotel itu berdiri tepat di samping apartemen tempatku tinggal."

"Itu milik keluarga Geraldy, keluargaku, dan papi ku yang bertanggung jawab mengelolanya."

Andre membelalakkan kedua matanya, Hotel mewah yang sering ia lihat dari balik jendela kamarnya, tempat yang setiap hari dilewati sang mommy menuju rumah sakit, adalah milik keluarga Kevin, seseorang yang tanpa sengaja ia temui di acara yang diadakan sekolah mereka, dan yang lebih mengejutkan adalah wajah mereka yang 99 % mirip.

"Waaahhh aku tak tahu harus bilang apa lagi ... " Andre hanya menggelengkan kepala tak percaya.

"Aahh bagiku itu bukan hal besar, papi tidak pernah mengajarkan ku untuk menyombongkan apa yang keluarga kami miliki, papi hanya ingin aku bersyukur atas apa yang sudah Tuhan titipkan pada keluarga kami." Kevin berujar sendu. "Mungkin jika anak lain melihatku dari luar, aku adalah anak yang bahagia, tapi mereka salah, aku tidak sebahagia seperti yang orang lain fikir kan,"

"Yah ... aku mengerti." Andre mengusap punggung Kevin, bahkan Andre sendiri terkejut kenapa ia bisa melakukan nya tanpa berpikir panjang. "Kadang standar kebahagiaan kita berbeda dengan standar kebahagiaan orang lain, di situ kan letak masalahnya?"

"Tepat sekali," mereka saling bertatapan, sama sama kebingungan dengan suasana akrab yang tiba tiba terjalin di antara keduanya.

1
Mkk Nasrudin
Luar biasa
susi ana
kumenangissss /Sob/
susi ana
Luar biasa
Lina ciello
😭😭😭
Lina ciello
tembakan lgsg gundule gerry sek sok tauu kuiii 😡😤
May Keisya
misi dilaksanakan🤭
May Keisya
semangat🥰
May Keisya
😂😂😂😂
May Keisya
kakaknya terll ikut campur,Stella seperti dipenjara,,,
May Keisya
sedih bet...akibat perceraian anak jadi korban,
Agus Tina
Luar biasa
Agus Tina
Benci banget sama Alex dan Anindita ...
Agus Tina
Sudah pernah baca tapi pingin baca lagi ... 🥰
Sweet Girl
Ndak onok apa apane koe Ambi bojone Alexander Geraldy....
Lina ciello
kok yo. ga tolah tow vin cari alasan apa kek
Lina ciello
pinter2 yo asistene
Sweet Girl
Bwahahaha hampir terjebak
Lina ciello
sesuk nek ijolan sek reti tandane nek leher gur stella
Lina ciello
ohhh akhirnyaa 😭
Lina ciello
wehhh reti nek mantane Alex iki mesti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!