Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Seorang gadis berusia 18 tahun bernama Intan, dipaksa Bapaknya menikah dengan Ricko, laki-laki berusia 28 tahun, anak sahabatnya.
Awalnya Intan menolak karena ia masih sekolah dan belum tahu siapa calon suaminya, tapi ia tidak bisa menolak keinginan Bapaknya yang tidak bisa dibantah.
Begitu juga dengan Ricko. Awalnya ia menolak pernikahan itu karena ia sudah memiliki kekasih, dan ia juga tidak tahu siapa calon istrinya. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Papanya yang sudah sakit sangat parah.
Hinggga akhirnya Ricko dan Intan pun menikah. Penasaran dengan kisah mereka? Yuk langsung simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Setelah membeli ayam, Intan pindah ke penjual ikan. Di sana ada gurami, mujair, lele, cumi, tuna, dan lain - lain.
"Mas Ricko, mau ikan apa?" tanya Intan pada Ricko.
"Mmmm ... terserah kamu. Aku bisa makan apa saja," jawab Ricko bingung melihat banyak ikan.
Intan pun membeli gurami, cumi, dan lele. Setelah Intan menerima ikannya, Ricko yang membayarnya.
Intan juga membeli sayur, buah, telur, dan daging. Melihat bawaan di tangan Intan yang banyak, Ricko berinisiatif membantu membawa barang bawaan Intan.
"Sini biar aku saja yang bawa," pinta Ricko lalu mengambil kresek dari tangan Intan. Intan pun memberikannya karena memang sangat berat.
Setelah sampai di rumah, Intan segera memasukkan belanjaannya ke dalam kulkas lalu membereskan barang - barangnya yang ia bawa dari rumah ke kamarnya. Setelah semua beres, Intan membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan akhirnya tertidur.
Siang hari Ricko merasa lapar. Ia ke kamar Intan yang pintunya terbuka lebar. Ia berharap Intan akan memasak untuk makan siang, tapi sayangnya saat sampai di kamar Intan, ia melihat Intan sedang tidur. Ia tahu Intan lelah karena itu ia tidak membangunkannya.
Ia pun keluar kamar Intan dan menutup pintu kamarnya. Ia ke garasi dan mengeluarkan motornya lalu membeli makan di warung dekat rumahnya.
"Somaynya 2 porsi, Pak," ucap Ricko pada penjual somay.
"Pakai pare nggak, Mas?" tanya penjual somay.
"Nggak usah, Pak. Sambelnya dipisah ya," jawab Ricko.
Di rumah, Intan bangun dari tidurnya dan terkejut ternyata sudah jam 3 sore. Ia pun keluar kamarnya dan melihat Ricko masuk ke dalam rumah dengan membawa kantong kresek di tangannya.
"Ayo makan!" ajak Ricko sambil berjalan ke dapur. Intan pun mengikutinya dan mengambil 2 piring lalu menuang somay di atas piring dan membawanya ke meja makan.
"Mas Ricko, umur berapa sih?" tanya Intan ingin tahu sambil memakan somaynya.
"Dua puluh delapan," jawab Ricko jujur.
"Idih ... tua amat, Mas," ujar Intan nyinyir.
"Enggak lah. Kamu aja yang terlalu muda," balas Ricko tidak terima dikatai tua.
"Umur segitu kok belum nikah? Nggak punya pacar?" tanya Intan penasaran.
"Punya, tapi belum direstui papa," jawab Ricko apa adanya.
"Ooooh. Terus kalau kita sudah bercerai, Mas mau nikah sama dia?" tanya Intan lagi.
"Enggak tahu. Papa enggak suka sama pacarku. Lagipula sekarang aku juga sudah menikah sama kamu. Kamu dengar sendiri kan, kemarin papa enggak bolehin kita cerai?" jawab Ricko mengingat kata - kata papanya kemarin.
"Ya ... aku mendengarnya. Jadi?" tanya Intan sambil memandang Ricko.
"Nggak tahu. Nggak usah bahas itu lagi. Jalani saja semuanya. Kamu tahu kan kesehatan papa semakin memburuk akhir - akhir ini. Aku nggak mau mengecewakannya," ucap Ricko khawatir dengan papanya.
"Iya. Aku tahu, Mas ... " balas Intan paham dengan perasaan Ricko. Intan sudah menganggap pak Bambang seperti bapaknya sendiri. Pak Bambang orang baik dan sering membantu keluarganya. Intan tidak akan melupakan kebaikan pak Bambang.
"Oh iya pembantuku tidak kembali lagi karena ibunya sakit. Jadi dia ingin merawatnya di kampung. Kamu enggak apa - apa kan tiap hari masak untuk kita? masalah bersih - bersih nanti aku panggil pembantunya mama saja biar ke sini 2 hari sekali," ujar Ricko lalu memasukkan somay suapan terakhir ke dalam mulutnya.
"Oke. Terserah Mas Ricko aja. Oh iya Mas ... mmmm.... Intan boleh pacaran nggak?" tanya Intan dengan hati - hati.
"Nggak boleh!" jawab Ricko singkat.
"Mas Ricko curang! Mas kan punya pacar? Kenapa aku enggak boleh?" tanya Intan sedikit menaikkan nada suaranya.
"Aku suamimu sekarang! Pak Ramli menitipkan kamu ke aku. Jadi sekarang kamu tanggung jawabku. Kalau ada apa - apa sama kamu, pak Ramli akan menyalahkan aku, Ntan!" balas Ricko tidak kalah tinggi. Intan merasa dibentak. Hatinya sakit. Tiba - tiba matanya berkaca - kaca.
Jangan lupa tinggalin komennya ya. Aku tunggu. Terima kasih 🥰