Kesetiaan, sebuah kata sederhana namun bagi banyak orang itu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Ketika kesetiaan sudah berada pada ambang batasnya, maka Pengkhianatan adalah hal yang akan mungkin terjadi setelahnya.
Kei, seorang pemuda yatim piatu yang kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan pesawat.
Kehidupannya yang sulit dan pas2an membuat dirinya dikhianati teman, kekasih, dan kerabatnya.
Tapi tiba-tiba dia mendapatkan sebuah system yang merubah hidupnya.
*Dalam cerita ini banyak konten yang sedikit berlawanan dengan etika masyarakat kita ya guys. Tapi ini cuma fiksi dan karangan yang bertujuan untuk hiburan semata, jadi bijak-bijak dalam mengambil pelajaran dan kesimpulan dari cerita ini ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08
Sambil menunggu pesanan mereka tiba, keduanya pun mengobrol.
"Jadi gimana hari pertama jadi karyawan tetap disana..?" tanya Kei sambil tersenyum
"Lumayan bikin lega sih kak, aku sempet khawatir soalnya, ini tuh udah bulan ketiga dan terakhirku jadi karyawan percobaan.." jawab Alya dengan ekspresi bersyukur
"Bagus dong, selamat deh buat kamu kalo gitu.." ucap Kei
"Itu juga berkat kamu kan kak.." kata Alya
Kei pun tersenyum dan sedikit meledek Alya dengan berkata..
"Kok barusan kayaknya denger ada yang manggil 'kak' ya.." ucap Kei sambil berpura2 melihat langit2 restoran
"Eh? Iya iya maaf, itu .. K-kei.." ucap Alya dengan gugup dan malu2
"Nah gitu kan enak, jadi lebih akrab kan.." ucap Kei
Alya hanya tersenyum malu2 karena itu.
Tak berapa lama pesanan mereka pun tiba, dan mereka langsung menyantap makanan sambil mengobrol tentang pekerjaan Alya di showroom itu, dia nampak cukup antusias ketika bercerita tentang pekerjaannya disana.
Bahkan dia berkata kalau si pria tulang lunak yang sebelumnya bersikap tidak sopan pada Kei kini telah di berhentikan.
Alasannya karena sikapnya yang terkesan merendahkan pelanggan yang datang, dan itu bukan yang pertama kalinya dia begitu.
Simplenya, bencong itu selalu memilih2 customer dan tidak bersikap profesional pada pekerjaannya, sebab itulah dia di berhentikan dari sana.
"Kurang lebih si begitu.." ucap Alya
"Jadi artinya kamu emang udah disiapin buat ngegantiin dia disana, kebetulan dia bikin masalah lagi, makanya dia di keluarin dan kamu diangkat.." ucap Kei sambil memotong daging ayam di piringnya
"Senior2 yang lain juga bilangnya gitu, dia tuh selalu pilih2 kalo sama customer, makanya sering ada customer yang lepas gara2 dia.." kata Alya sambil memegang gelas minumannya
"Merugikan dong dia kalau kayak gitu.." kata Kei
"Manager juga bilangnya gitu.." ucap Alya
Mereka pun masih mengobrol, mereka juga memesan beberapa makanan penutup dan minuman.
"Oh iya, berarti kamu kerja disana baru tiga bulan terakhir..?" tanya Kei sambil
"Iya, baru tiga bulanan ini aku kerja disana.." jawab Alya
"Sebelumnya kerja dimana..?" tanya Kei
"Aku lulusan tahun kemaren kok, jadi ini pertama kali aku kerja.." jawab Alya sambil mencomot kentang goreng yang ada di meja
"Loh brarti umur kamu belum 20..?" ucap Kei sedikit terkejut
Alya malah sedikit cemberut ketika Kei mengatakan itu padanya..
"Emangnya aku keliatan tua ya..?" ucapnya seraya cemberut
"Ah, nggak nggak gitu, aku kira kamu tuh sepantaran ku.." jawab Kei mencoba mengalihkan
"Emang kamu umur berapa..?" tanya Alya
Mereka pun terus mengobrol hingga cukup lama.
Dan akhirnya di kerahui kalau Alya adalah lulusan tahun kemarin dan usianya saat ini masih 19 tahun, dia juga berasal dari Yogjakarta.
Jadi bisa dibilang dia tinggal di Jakarta sendirian dan tidak memiliki keluarga disini.
Alya bercerita kalau dia memutuskan untuk bekerja di ibukota karena tergiur dengan gajinya minimum daerah yang lebih besar ketimbang di daerah asalnya.
Selain itu, Alya juga harus membiayai sekolah kedua adiknya karena sang ayah sudah tua sedangkan dirinya adalah anak pertama di keluarga mereka.
Setelah cukup panjang bercerita tentang satu sama lain, Kei pun memutuskan untuk mengantar Alya pulang ke kosannya di daerah Kalibata.
Sepanjang jalan kini gantian Alya menanyakan tentang kehidupan Kei, dengan tenang dan santai Kei juga menceritakan tentang dirinya.
"Jadi kamu sendirian juga, turut berduka untuk orang tua mu ya Kei.." ucap Alya dengan wajah haru
Kei mengemudi dengan santai sambil menikmati waktunya mengobrol bersama Alya yang duduk di sampingnya.
"Iya, makasih ya, lagi pula itu udah lama juga kok, jadi aku udah biasa.." jawab Kei sambil tetap fokus menyetir
Alya hanya tersenyum dengan lembut sambil memandang Kei.
Akhirnya mereka pun sampai depan sebuah rumah kos2an tiga lantai di dekat makam pahlawan kalibata jaksel.
"Ini kosan ku.." kata Alya sambil melihat kearah luar mobil
"Oh disini.." ucap Kei sambil melihat keluar
"Btw, makasih ya udah nganterin aku pulang.." ucap Alya dengan lembut
"Nggak, aku yang harusnya bilang terima kasih, kan kamu udah traktir aku makan enak malam ini.." ucap Kei sambil tersenyum
Alya pun turun dari mobil setelah berpamitan pada Kei, namun Kei membuka kaca dan memanggilnya lagi..
"Oh iya Alya..!!" ucap Kei sedikit berteriak memanggilnya
Alya berbalik dan mendekati mobil Kei..
"Ada apa? Ada yang ketinggalan..?" tanya Alya
"Ah nggak, lain kali kita ketemu lagi boleh kan..?" ucap Kei sambil tersenyum
Mendengar itu Alya pun senang, karena kalau boleh jujur, dia juga merasa nyambung ketika berbicara dengan Kei dan cukup nyaman ketika bersamanya..
"Iya, boleh kok.." kata seraya tersenyum
"Oke, kalau gitu aku balik dulu ya.." ucap Kei
"Iya Kei, hati2 ya.." kata Alya sambil tersenyum dengan lembut
Ketika mobil Kei meninggalkan kosannya, Alya masih berdiri disana sambil melihat kepergiannya dengan perasaan berbunga2.
Dia senang karena bertemu pria yang bisa nyambung dan membuatnya nyaman ketika berbicara dengannya.
Di perjalanan pulang, Kei mampir sebentar ke sebuah minimarket untuk membeli rokok, karena sejak makan tadi dia belum merokok sama sekali, itu karena dia lupa meninggalkan rokoknya di rumah.
Dia duduk di kursi yang di sediakan minimarket itu yang dekat dengan area parkir.
Kei membeli sebungkus rokok dan sebotol minuman kopi botolan sambil melihat aplikasi Loyalty System miliknya..
...[ Loyalty System ]...
...[ Selamat..!! ]...
...[ Anda berhasil mendapatkan satu orang yang kesetiaannya mencapai 50 poin ]...
...[ Alya 44 -> 52 Lp ]...
...[ Kini anda sudah membuka fitur Ability dan Exchange ]...
"Lah dia naik naik lagi.." fikir Kei dalam hatinya
Dia tidak menyangka, hanya dengan makan bersama kesetiaan Alya naik dengan mudahnya. Bahkan Alya lah yang mentraktirnya makan sebagai ucapan rasa terima kasihnya pada Kei.
"Cuma ngobrol dan makan bareng aja loh padahal.." gumam Kei
Dia melihat2 apa itu Ability dan Exchange pada menu sistem di ponselnya.
Ability lebih seperti status tentang dirinya sendiri, disana ada Strength, Agility, Intelegence, dan Charisma.
Dia cukup familiar dengan semua itu karena mirip dengan game yang pernah dia mainkan, namun ada baris baru yang mengatakan kalau dirinya bisa memiliki skill2 khusus.
Skill2 itu bisa dia dapatkan dengan menukarkan points yang dia dapatkan ketika kesetiaan seseorang padanya mencapai 50, 60, 70, 80, 90, dan 100.
Karena kesetiaan Alya sudah mencapai 50 poin, maka dia mendapatkan 200 ExP(Exchange Points).
"Wah ada skill segala anjay, keren, coba kita liat ada skill apaan aja disini.." gumam Kei dengan penuh antusias
Di dalam menu Exchange ada berbagai macam skill yang bisa di tukarkan dengan poin.
Ada skill menjahit, mengemudi, bernegosiasi, bertarung, memanah, dan masih banyak lagi skill yang dapat dia tukarkan dengan ExP.
typo nih, kayaknya ngetik sambil ngantuk..😄😄
tunggu thor, aku kirim kopi biar semangat..
☕
semangat berkarya..
💪💪/Determined//Determined/
hampir kategori infinite ∞
mulai tnggal 30 dua hari sekali updatenya