NovelToon NovelToon
Bangkitnya Pria Hina (Detektif Al)

Bangkitnya Pria Hina (Detektif Al)

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:5.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: DF_14

Alvaro rela mengorbankan mimpinya untuk menjadi seorang polisi demi sang istri. Dia bekerja keras di siang dan malam untuk bisa membiayai kuliah sang istri, sehingga akhirnya sang istri diterima bekerja sebagai manager di sebuah perusahaan raksasa.

Suatu hari, istrinya tanpa sengaja menabrak seseorang hingga orang tersebut meninggal. Alvaro rela menggantikan istrinya sehingga dia yang dipenjara, mengakui kesalahan yang sama sekali bukan dia perbuat.

Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dan meninggalkan Alvaro yang telah banyak berkorban untuknya.

Setelah keluar dari penjara, Alvaro bekerja menjadi seorang detektif swasta, mengandalkan kemampuannya dalam mengungkapkan banyak kasus.

Alvaro tak pernah bisa melupakan bagaimana perlakuan buruk mantannya terhadap dirinya, Alvaro berjanji akan membalas semua perbuatan mantan istri dan selingkuhannya, sehingga dia memanfaatkan adik ipar sang mantan sebagai pion rencana balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Selama acara makan malam, banyak pujian yang dilontarkan oleh calon ayah mertua dan calon ibu mertuanya Bianca, membuat Bianca merasa sangat tersanjung, akhirnya dia mendapatkan respon positif dari keduanya. Betapa sempurnanya hidup yang dijalani oleh Bianca.

Walaupun mungkin hanya adik tirinya Dimas yang membuatnya tak enak hati, karena gadis remaja itu main pergi begitu saja, tanpa ingin menyapanya, padahal dia adalah tamu spesial malam itu di mansion mewah tersebut.

Setelah acara makan malam selesai, Dimas mengantarkan Bianca pulang ke rumahnya, sebuah rumah sederhana dari hasil kerja keras suaminya. Di rumah tersebut telah di pasang spanduk yang bertuliskan di jual, karena Bianca sudah tak membutuhkan rumah itu lagi, setelah menikah dengan Dimas, dia akan tinggal di sebuah mansion yang sangat megah, rasanya dia seperti cinderella yang telah menemukan seorang pangeran yang sangat tajir.

Bianca berharap semua ini bukanlah mimpi, dia tidak ingin bangun dari mimpinya. Mimpinya terlalu sempurna dengan memiliki kekasih seperti Dimas, Dimas akan memberikan apapun yang Bianca inginkan.

Bianca duduk dipangkuan Dimas yang tengah duduk di pinggiran ranjang, mereka sekarang sedang berada di kamar, sebuah kamar yang selalu dipakai tidur oleh Alvaro dan Bianca.

Dimas menciumi pundak Bianca, "Aku sudah tak sabar ingin menikah denganmu, Bi. Kapan kamu akan bercerai dengan suami kamu?" Nafas Dimas terdengar begitu berat, pria itu sudah bernaf-su.

"Secepatnya." Jawab Bianca, singkat. Kini tekadnya sudah bulat, dia ingin berpisah dengan Alvaro dan menikah dengan Dimas.

Bianca sudah tak ingin hidup miskin lagi, dia tidak ingin menjalani kehidupan yang menyedihkan jika terus bersama Alvaro.

Setelah menikah dengan Alvaro, akhirnya Bianca sadar bahwa cinta saja di dalam pernikahan itu tidak akan membuat bahagia, dia memang masih mencintai Alvaro, tapi yang dibutuhkan oleh Bianca bukanlah cinta yang tulus, tapi harta yang yang bisa menjamin masa depannya.

Dengan harta, Bianca tidak perlu takut lagi hari esok bisa makan atau tidak, dia tidak perlu takut lagi kalau sakit punya uang untuk diperiksa ke dokter atau tidak. Dia bisa membeli apa saja yang dia mau, dan dia bisa memakan makanan apapun yang yang dia inginkan. Baginya hal seperti itulah yang akan membuatnya bahagia.

Tapi ada hal yang membuat pikiran Bianca terganggu, yaitu tentang adik tirinya Dimas. Bagaimana kalau ternyata yang menjadi penerus perusahaan adalah adik tirinya itu, secara Joana adalah putri kandungnya Pak Riki, sementara Dimas hanyalah anak tiri.

"Dimas."

Dimas tak langsung menjawab, karena tangannya sedang sibuk mere-mas-re-mas buah semangkanya Bianca. Entah dari kapan tangan pria itu berhasil menyelinap masuk ke dalam kemeja dan bra-nya.

"Kenapa?" tanya Dimas dengan nafasnya yang sudah terdengar berat karena tak sabar ingin segera menggempur Bianca diatas ranjang.

"Apa kamu yakin kalau kamu yang akan menjadi penerus perusahaan Alpha?" Mungkin Bianca sedang mengkhawatirkan status Dimas yang ternyata adalah anak tirinya Pak Riki, apalagi Pak Riki memiliki anak kandung, yang mungkin saja akan mengancam posisi Dimas di perusahaan suatu saat nanti.

"Tentu saja, anak ingusan itu tak ada bakat untuk meneruskan perusahaan. Apalagi aku seorang pria, hanya aku yang bisa diandalkan oleh ayah tiriku itu." Dimas mulai membuka kemeja Bianca dan bra-nya.

Lalu pria itu merebahkan tubuh Bianca di atas kasur, dan langsung menindihnya.

"Dilihat dari sikap dan tingkahnya, sepertinya dia adalah anak yang kurang ajar." Bianca masih ingin membahas tentang adik tirinya Dimas.

Tapi Dimas malas menanggapi perkataan Bianca, dia sedang melahap bulatan indah dan kenyal itu, ukurannya memang begitu besar dan sangat menggoda.

Sementara tangannya Dimas mulai bermain dengan bagian bawahnya Bianca, yang hampir tiap hari sering dia masuki.

Bianca memilih pasrah saja, setiap kali dia bercinta dengan Dimas, dia membayangkan sedang bercinta dengan Alvaro. Mungkin karena Alvaro adalah pria pekerja keras, sehingga tubuhnya begitu berotot, berbeda dengan Dimas, sepertinya pria itu malas sekali berolahraga. Dan Alvaro memang jauh lebih tampan dari Dimas. Dimas hanya menang soal harta saja.

"Ahhh..." Bianca mendes-ah ketika menyadari miliknya sedang dimainkan oleh mulutnya Dimas, mungkin karena dia sedang melamun sampai tidak menyadari saat Dimas membuka celananya.

Bianca mencengkeram rambut Dimas, agar Dimas semakin leluasa memainkan miliknya, sampai dia melebarkan pahanya, "Oh terus Dimas."

Dimas tersenyum puas, dia sangat suka jika Bianca mendes-ah seperti itu, apalagi ketika Dimas berhasil membuat Bianca basah.

Dimas mulai menyatukan tubuh mereka, keduanya sangat menikmati disetiap hentakan demi hentakan yang Dimas lakukan terhadap tubuh Bianca.

...****************...

Setiap hari Alvaro selalu menunggu dan menunggu sang istri untuk menjenguk dirinya, dia ingin tahu bagaimana perkembangan calon bayi yang tengah dikandung oleh Bianca. Sampai dia pernah memikirkan nama apa yang pantas untuk anaknya nanti, apakah anaknya akan terlahir secantik Bianca atau setampan Alvaro?

Alvaro sangat menantikan ketika ada seorang anak kecil memanggil dirinya ayah, walaupun bayi itu belum lahir, tapi rasa sayangnya tak perlu diragukan lagi, makanya Alvaro selalu membelikan makanan yang Bianca mau dan membelikan Bianca susu khusus ibu hamil, agar calon bayinya tak kekurangan nutrisi dan tentu saja dia sangat memperhatikan kesehatan Bianca.

"Saudara Alvaro, ada seseorang yang ingin menemuimu." kata seorang sipir, pria itu membuka gembok jeruji besi tersebut, mempersilahkan Alvaro keluar untuk menemui tamunya.

Sudah Alvaro tebak, pasti Bianca, karena hanya Bianca satu-satunya yang dia punya. Dia tak memiliki keluarga lagi selain Bianca. Sampai dia menahan tangis, akhirnya bisa bertemu lagi dengan Bianca.

Ternyata benar saja, ketika Alvaro datang ke ruangan tempat menjenguk narapidana, Alvaro melihat Bianca yang sedang berdiri di depan meja, dari raut wajahnya, Bianca terlihat sedang melamun.

"Bi." sapa Alvaro dengan mata berkaca-kaca, dia berjalan mendekati Bianca untuk memeluk sang istri. Sungguh dia sangat merindukan dan mencemaskan Bianca.

Tapi Alvaro dibuat terkejut ketika Bianca berjalan mundur, sebuah pertanda bahwa dia menolak untuk dipeluk oleh Alvaro. Wanita itu seakan merasa jijik kepada Alvaro.

Alvaro lebih fokus ke perutnya Bianca, kenapa perutnya Bianca masih terlihat rata. "Bi, kenapa perut kamu..."

Bianca memotong perkataan Alvaro. "Aku ingin bercerai denganmu, Al." ucapnya sembari memperlihatkan surat gugatan cerai kepada Alvaro.

Alvaro nampak mematung, rasanya hatinya sedang dihantam benda keras, begitu mengejutkan dan menyakitkan. Alvaro tidak paham, mengapa Bianca tiba-tiba ingin bercerai dengannya. Kesalahan apa yang dia perbuat kepada Bianca sehingga Bianca tega ingin bercerai dengannya tanpa memikirkan apa yang telah dia korbankan untuk Bianca?

1
Ignatius Sumardi
Biasa
Ignatius Sumardi
Buruk
Ignatius Sumardi
Hati yoana untuk author aja hehe...
Torogan'micin Fram
mampir thorrr, cerita awal bikin hati trasa perih, kasihan Alvaro dapet wanita seperti itu
Ita Xiaomi
Bom merangkap alarm pengingat 🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Kocak 🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Terbukti bakatnya Gleen 😁
Ita Xiaomi
Auto ngakak. Ada2x saja 🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Jd ingat ama detektif Conan
Ita Xiaomi
Alvaro bermandi keringat jd kuli bangunan sedangkan istrinya luar biasa kelakuannya.
Ita Xiaomi
Aku mampir. Selama ini hanya lihat judulnya bolak-balik di beranda. Akhirnya aku baca. Berkah&Sukses selalu kk.
Mba Wie
Luar biasa
maruhun456
mapir thor mampir,, smbil nunggu up Casanova impoten
Zahraputri Putri
Alhamdulillah akhirnya ada juga balasannya
Zahraputri Putri
Waaahhhhh...baru baca kenapa aq jadi emosi..
Zahraputri Putri
haiii Thor baru mampir waktu dicerita farel mau mampir tpi jalanya selalu banyak tikungan🤭lah ini baru ada waktu mampir kesini, critanya ada kuli bangunan ya kyk PS yg lagi booming sekarang🙊😁
ok sukses selalu tak lanjut lagi ya👌
Falea
mantap 3 best friend ini
Datu Zahra
Biasa
Datu Zahra
Lumayan
Titik Wahyuni
yg kyk gini mah hrsnya dijadikan film
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!