Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
"Ada apa kau kemari? Kau itu sudah aku pecat!" Ucap Aiden dengan suara yang tegas.
Dila yang sudah tidak tahan untuk meluapkan seluruh emosinya selama tiga hari kemarin, mulai melangkahkan kakinya menuju Tuan Aiden yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Berhenti... !" seru Aiden yang melihat Dila ingin mendekat kearahnya.
"Kenapa tuan, apa anda takut padaku?" tanya Dila dengan tersenyum sinis.
"Hahaha... Takut padamu?" Ejek Aiden dengan tertawa sinis. Aiden yang sudah tahu kalau wanita yang ada didepannya itu, wanita yang dulu pernah mencederai tangannya. Merasa sangat bersemangat untuk membalas kembali kejadian di masa lalu.
"Kau jangan berpura-pura tidak tahu dengan tujuanku kesini?" Dila membuka tasnya dan mengambil cek yang tidak bisa dicairkannya. "Apa maksudmu memberikan cek kosong padaku?" tanya Dila dengan suara ketus.
Jack yang mendengar ucapan Nona Dila langsung terkejut, dan mengambil cek yang dipegang oleh Nona Dila dan melihatnya dengan teliti.
"Apa benar cek ini kosong tuan?" Tanya Jack sambil berjalan dan memberikan cek itu pada Tuan Aiden.
"Mana aku tahu?" Jawab Aiden, menaruh cek tersebut di atas mejanya tanpa melihat terlebih dahulu. "Apa kau sudah pergi ke Bank tersebut?" tanya Aiden, dengan sikap yang tenang seolah-olah dirinya tidak tahu dengan apa yang terjadi.
"Tentu saja sudah, tiga hari yang lalu aku sudah datang ke Bank tersebut. Namun Teller itu berkata aku tidak bisa mencairkan cek tersebut." jawab Dila.
"Tiga hari yang lalu?" Ucap Aiden dengan terkaget. "Tiga hari yang lalu kau sudah mencairkannya? Dan kau baru datang kemari untuk komplain kalau cek tersebut tidak bisa dicairkan? Apa kau gila!" seru Aiden dengan menggelengkan kepalanya.
"Waktu itu aku ada keperluan keluarga yang sangat mendesak, hingga tidak bisa langsung kemari."
"Kau percaya itu Jack? Dia datang kemari setelah tiga hari. Bagaimana aku bisa mempercayainya?" tanya Aiden pada Jack, dengan tatapan penuh makna.
Jack yang tahu tuannya sedang mengerjai Nona Dila, hanya bisa menarik nafasnya dengan panjang. "Maaf Nona Dila, komplain anda tidak bisa diterima oleh perusahaan kami."
Dila yang mendengar ucapan Jack, semakin merasa sangat kesal. Setelah dirinya dibodohi dengan sebuah cek kosong, dan sekarang dirinya justru dipersalahkan karena tidak datang lebih awal.
"Perusahaan ini benar-benar perusahaan gila, dimana pemilik sekaligus orang yang bekerja dengannya tidak punya otak dan hati!" Dila berkata dengan sangat ketus dan mulai mengepalkan kedua tangannya.
"Jaga bicaramu wanita aneh!" Bentak Aiden, yang langsung berdiri dari duduknya dengan menggebrak meja kerjanya. Karena merasa tidak terima dengan apa yang diucapkan oleh mantan sekertaris jeleknya.
"It's time for the show," gumam Jack dalam hati. Karena sudah melihat ketegangan yang terjadi antara Tuan Aiden dengan Nona Dila. Jack pun mundur beberapa langkah dan berdiri dipojok ruangan, dan seperti biasa hanya akan jadi penonton di antara Tuan Aiden dan Nona Dila.
"Wanita aneh, wanita aneh. Kau yang aneh! Aku itu punya nama, dan namaku Dila." balas Dila tak kalah emosi.
"Tidak penting siapa namamu... !" Sekarang juga keluar dari ruangan!" Aiden mengusir Dila dengan tangan yang dikibaskan.
"Aku pasti keluar dari perusahaan ini, tapi berikan dulu uang tiga ratus miliar itu. Karena itu adalah hak aku karena kau sudah memecat diriku." Seru Dila.
"Kau meminta hak? Apa aku tidak salah dengar?" Aiden tertawa sinis. "Kau itu tidak lebih dari seorang wanita yang mengemis sejumlah uang padaku." Hina Aiden dengan kata-kata yang sangat menusuk hati.
Dila yang merasa sangat dihina karena dikatakan mengemis, sudah tidak bisa lagi menahan emosi di hatinya. Dengan berlari dan sekuat tenaga Dila menabrakkan tubuhnya pada Tuan Aiden.
Aiden yang terkejut dan belum ada persiapan sama sekali, tidak bisa menghindar saat tubuhnya dihantam oleh Dila hingga membuat dirinya terjatuh dengan Dila yang berada di atas tubuhnya dengan sebuah tinju yang mengarah ke wajahnya
Aiden yang diserang oleh pukulan Dila, langsung menangkisnya dan dengan gerakkan cepat Aiden membalikkan keadaan. Sehingga Dila kini berada di bawah tubuhnya, Dila yang masih punya tenaga melayangkan tinju kearah pipi Aiden dan langsung tepat mengenai sasaran. Membuat Aiden meringis dan dengan cepat Dila memutar kembali tubuh Aiden, hingga membuatnya kembali berada di atas tubuh pria sombong itu. Dan dengan membabi buta Dila mengeluarkan semua jurus yang sudah pernah dipelajarinya.
Aiden yang tidak ingin kecolongan lagi, langsung menangkis semua serangan Dila. Ingin dirinya membalas pukulan tersebut, namun sebagai pria sejati Aiden tidak mau melakukan hal sehina itu. Dan dengan gerakan cepat Aiden menangkap tangan Dila dan kembali membuatnya berada di bawah tubuhnya.
Dila yang tangannya sudah terkunci dengan tubuh yang dihimpit oleh Tuan Aiden sudah tidak bisa bergerak sedikit pun. Aiden menatap pada wajah Dila yang sangat kacau dengan rambut yang acak-acakan dan kacamata yang terlepas entah kemana. Membuat Aiden bisa melihat dengan jelas mata indah Dila yang berwarna biru seperti miliknya. Beberapa detik mereka berdua terdiam dengan mata yang saling memandang. Aiden langsung mendekatkan wajahnya ke arah Dila, membuat Dila merasa sangat gemetar dengan jantung yang berdetak dengan kencang.
"Kau itu hanyalah seorang wanita, dan tempat wanita adalah dibawah pria!" Bisik Aiden dengan terkekeh.
Dila yang tidak terima langsung mengangkat lututnya dan dengan penuh tenaga menghantam tepat ke milik yang berharga dari Tuan Aiden, hingga membuat Aiden meringis dengan wajah yang menahan sakit dan rasa mulas.
"Dan kau hanyalah seorang pria, yang selalu punya kelemahan di titik tersebut." Ucap Dila dan langsung berdiri sambil mendorong tubuh Tuan Aiden. Mengambil kacamatanya yang tadi terjatuh dan memakainya kembali, lalu membereskan rambutnya yang acak-acakan.
"Tuan, anda tidak papa!" tanya Jack, mengulurkan tangannya hendak membantu tuannya berdiri. Jack ikut merasa ngilu sendiri ketika melihat milik tuannya di tendang dengan kuat oleh Nona Dila.
Aiden yang masih terduduk dilantai sembari memegang miliknya yang tadi ditendang oleh Dila, menghempaskan tangan Jack dengan kesal. Masih dengan menahan rasa sakit dan mulasnya, Aiden berusaha bangkit dari duduknya. Dengan tatapan tajam, Aiden melangkahkan kakinya dengan jalan yang tertatih-tatih menuju kursinya.
Dila yang melihat Tuan Aiden yang kesakitan, langsung tertawa dengan keras. "Bagaimana tuan? Apa kau mau melawanku lagi?" Ejek Dila dengan tersenyum sinis.
Aiden pun hanya terdiam menatap Dila dengan tatapan yang membunuh. "Jack, kau ambil rekaman kamera cctv-nya! Dan buat laporan pada kepolisian atas penyerangan dan perbuatan tidak menyenangkan!" Ucap Aiden dengan tegas, membuat Dila langsung terdiam dan menelan salivanya dengan susah.
"Siap tuan!" jawab Jack.
"Kau --- " seru Dila dengan emosi menatap tajam pada Tuan Aiden. "Bagaimana bisa kau melaporkanku?"
"Tentu saja bisa! Kau datang ke kantorku dan menyerang serta membuat Luka di juniorku yang paling berharga! Dan rekaman cctv itu bisa jadi bukti di kantor kepolisian." Aiden tersenyum dengan sinis.
"Gawat, bagaimana ini? Apa aku memang telah melakukan perbuatan kriminal karena menyerangnya?" gumam Dila dalam hati dengan wajah yang pucat.