NovelToon NovelToon
Hutan Gamelan

Hutan Gamelan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Horror Thriller-Horror / Keluarga / Hantu / Tumbal
Popularitas:941
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[Complete] Diantara dua desa, ada sebuah hutan yang berada ditengah kedua desa tersebut, konon jika mendengar suara gamelan maka dialam gaib lain sedang ada pesta hajat.

Suaranya begitu membuat merinding sampai membuat tidur kadang terbangun karena bercampur dengan suara lolongan anjing hutan.

Menurut warga desa sekitar saat ditanya mengenai suara gamelan tengah malam, dikira dari desa sebelah, desa sebelah mengira sebaliknya.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Ikuti kisahnya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Antara Ikut atau Tidak

Dalam pikiran Toni_

Rumah Toni suasananya begitu tegang, semua sisi terdengar ramai. Namun didalam pikirannya sepi. Toni didalam pikirannya berada ditengah-tengah pemakaman bersama sesosok Darsiah. Darsiah berkata manis pada Toni agar ikut dengannya memasuki hutan dekat pekuburan itu.

"Ikut yok le, nanti kau disana banyak teman." Ucap Darsiah dengan senyum tipis.

Toni kebingungan, sementara ia tidak sadar ada dibawah alam sadar. Namun tiba-tiba ada suara Mbah Siman di telinga. "Pulang Nak, jangan ikuti kata-kata Jin itu." Lalu Toni menjawab dengan lantam. "Saya tidak mau ikut denganmu." Toni lekas berlari ke arah yang tidak ia ketahui.

Sementara Darsiah berteriak tak terima dan mengejarnya dengan cepat.

Toni panik dan katakutan. Namun suara Mbah Siman dikupingnya masih terdengar jelas "Berhentilah dan ambil pasir putih, lemparkan kewajah Darsiah." Sontak langkah kaki Toni berhenti mendadak, ia mengambil pasir dibawah dekat kakinya dan badannya menoleh ke belakang, diguyurkan pasir itu kewajah Darsiah.

Darsiah lalu terhenti mendadak, teriak kesakitan karena matanya perih terkena pasir itu.

Toni melihat Darsiah seperti dihisap oleh pasir dibawahnya, lama-lama tenggelam dan menghilang ditelan Bumi.

Toni lalu mendengar suara Mbah Siman lagi. "Larilah kedepan jalan pekuburan itu ada cahaya, masuklah." Toni lekas berlari ke arah cahaya dekat jalan dan tembus memasukinya. Toni Sadar dari mimpinya.

Sadar dan terbatuk-batuk, demamnya tiba-tiba hilang.

Saat itu Mbak Siman sudah berhasil memasukan Darsiah kedalam botol, jin dalam botol itu akan disimpan Mbah Siman untuk selamanya, dan kuncinya adalah pasir itu.

-

Saat Toni sudah sadar, Sundari dan Suaminya memeluk Toni dengan tangisan dan penuh penyesalan.

Lalu Mbah Siman mendekati kedua orang tua Toni, lalu berkata "Sudahi semuanya, jika terlambat tadi Darsiah berhasil mengambil anak kalian sebagai tumbal. Kalian sadar tidak berhasil mengambil tumbal dari keluarga Bapak Arhan. Bertobatlah kembali ke jalan yang lurus." Wajah Mbah Siman sudah tidak sekecewa awal tadi.

"Kami sudah sadar Mbah, saya janji tidak akan mengulangi hal bodoh ini." Ucap Sundari yang penuh penyesalan.

"Saya juga Mbah, lebih baik hidup apa adanya. Buat apa kaya tapi harus kehilangan orang yang disayang." Ungkap Bapak Toni.

Akhirnya keluarga Toni kembali ke kehidupan yang benar.

-

Mbah Siman lalu menyuruh Bapak Arhan dan Hasan mendekatinya. Mbah Siman menatap jam menunjuk ke arah dua pagi, lalu menyerahkan Botol dan pasir yang dibawanya dihadapan Bapak Arhan dan Hasan.

"Buang pasir dan botol ini kelaut, Darsiah dan pengikutnya akan mati tenggelam di lautan selamanya atas izin Allah. Ingat jangan sampai terlambat sampai matahari terlihat diarah timur. Dalam perjalanan banyak doa dan meminta perlindungan kepada sang pencipta." Ungkap Mbah Siman.

Bapak Arhan dan Hasan mengangguk tanda menyanggupinya.

Lalu Hasan mengambil botol dan kain berisi pasir itu. Lalu Bapak beranjak meninggalkan rumah Toni untuk mengambil motor. Hasan mengikuti Bapaknya dari belakang.

-

Dalam perjalanan mengendarai motor, Hasan dan Bapaknya tak putus membaca doa. Keduanya menembus dinginnya malam, melewati alur sungai yang panjang dan melewati sawah dan tambak. Ke tepian laut dekat desanya jaraknya sekitar 10 kilo dan butuh waktu 1 jam.

Setelah sampai ditepi laut yang banyak pohon bakau, dijalan setapak, motor berhenti. Bapak dan Hasan melangkah ke tepian laut. Sebelum membuang Botol dan pasir itu sejenak membaca doa agar dihapuskan segala marabahaya. Setelah doa selesai Bapak melirik ke arah Hasan untuk membuangnya.

Hasan melempar sekencang dan sejauh mungkin Kedua benda itu dilautan lepas. Lalu semuanya terasa lega, Bapak menepuk pundak Hasan seolah bangga bahwa anak bujangnya kini sudah dewasa dan bisa diandalkan dikeluarga ini.

Lalu Hasan dan Bapak kembali pulang saat matahari terbit, pemandangan sekitar laut begitu indah dan melewati tambak dan sawah. Pagi yang akan selalu membekas dalam benak dan pikiran Hasan.

-

..."Setiap masalah pasti ada penyelesaiannya walau begitu rumit."...

1
Evi Sirajuddin
Ceritanya menarik
Yowilly: lanjut ke tabur pasir kak. 🥰
Yowilly: terima kasih kak sudah membaca sampai akhir.
total 2 replies
Evi Sirajuddin
Semangat yahh author 💪
Yowilly: makasi kak. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!