NovelToon NovelToon
My Husband Om-Om

My Husband Om-Om

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:39.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lautan Biru

Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.


Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.


Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.


Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelet makanan

Satu Minggu pernikahan mereka berlaku, tidak ada arti dalam rumah tangga yang didasari oleh sebuah perjanjian. Apalagi perkembangan untuk menjadi lebih baik membina rumah tangga.

Keduanya hidup di atap yang sama namun, bagai orang uang tidak mengenal sama sekali. Jika Ami bangun pukul lima pagi untuk membuat sarapannya sendiri dan sisanya untuk dia bontot maka lain dengan Nathan yang keluar kamar pukul tujuh pagi setelah Ami berangkat sekolah.

Ami sudah bisa memasak memakai kompor yang berada di apartemen Nathan.

Beruntung di dalam lemari pendingin sudah terisi banyak bahan masakan, mungkin Nathan yang menyuruh bibik untuk berbelanja.

Ami hanya menggunakan bahan itu secukupnya untuk dirinya sendiri, mengingat Nathan yang tidak mau menerima apapun yang dia lakukan.

Tapi pagi ini karena Ami buru-buru, dia lupa membawa bekal makanan yang dia masak dan sudah disiapkan, takut jika telat masuk sekolah Ami melupakan makan siangnya.

Nathan keluar dari kamar dengan setelan kerja yang sudah rapi, dan berjalan menuju meja makan. Disana sudah ada bik Asih yang bekerja paruh waktu, membawakan kopi untuk Nathan.

"Kopinya den." Bik Asih menaruh di meja yang biasa Nathan duduki. "Terima kasih bik."

Bik Asih hanya mengangguk, dirinya mengambil kotak bekal berwarna biru yang ada di atas meja.

"Apa itu bik?" Tanya Nathan yang melihat kotak bekal asing tidak pernah dia lihat.

"Mungkin punya keponakan den Nathan yang ketinggalan." Jawab bik asih yang hanya menduga, tapi benar apa adanya. Bik Asih memang belum melihat gadis keponakan majikanya itu, karena jika bik asih datang keponakan majikanya itu sudah berangkat sekolah.

"Apa Aden ingin sarapan?"

"Tidak." Nathan menjawab setelah meminum beberapa seruput kopinya lalu beranjak berdiri.

"Sini bekalnya biar saya antar."

Bik Asih memberikan kotak bekal milik Ami pada Nathan, dan Nathan pun segera pergi setelah menerima kotak bekal itu.

Di dalam mobil Nathan melihat kotak bekal di atas kursi samping, kotak bekal yang Ami lupakan. Niatnya memang tidak mengantarkan bekal itu pada Ami, Nathan hanya beralibi di depan bik Asih.

Mobil mewah Nathan sampai di basement khusus miliknya, membuka sabuk pengaman Nathan masih belum mau keluar.

"Apa sih yang dia masak." Gumamnya sambil meraih kotak bekal di kursi samping, membukanya karena penasaran.

"Hanya ini." Nathan tak melihat tumis sayur di campur dengan bakso seperti capcai, dan ada empat tempe goreng sebagai lauk.

Nathan ingin menutup bekal itu lagi, tapi tak disangka perutnya malah berbunyi.

Dengan terpaksa dirinya mengurungkan niatnya untuk menutup kembali, dan memakan makanan yang di masak Ami.

"Lumayan juga." Ucapnya sambil terus mengunyah dan memakanya dengan lahap.

Nathan akui jika masakan Ami tidak kalah enak dengan masakan Mamanya, dan Nathan cukup salut mengingat Ami masih remaja tapi bisa memasak seenak ini.

.

.

Brak

Ami didorong hingga tubuhnya membentur dinding toilet yang sedang sepi.

"Apaan sih Lo." Ami menegakkan tubuhnya dan kembali mendorong Nesya.

"Lo, berani sama gue Upik abu." Nesya melotot tajam menatap Ami. Sedangkan Loli berdiri dibelakang Nesya untuk menonton.

"Siapa Lo, gue gak berani." Ami sudah kesal dengan kekakuan Nesya yang sering menindasnya, dirinya diam bukan berarti lemah. Tapi karena tidak ingin membuat masalah disekolah.

Nesya semakin geram mendengar Ami menatang dirinya.

Plak

Tangan Nesya terangkat menampar wajah Ami. "Lo, udah gue peringati jangan pernah Lo deketin Zian, Zian itu milik gue, Lo ngerti ngak hah." Nesya yang tidak puas menapar Ami kembali menarik rambut Ami yang di kuncir.

"Lepas..!" Ami memberontak dan mendorong tubuh Nesya kuat hingga membuatnya jatuh.

"Lo..!!" Nesya menatap Ami nyalang, dan berdiri di bantu oleh Loli. Sedangkan Ami menatap Nesya tajam dengan kedua tangan mengepal dirinya sudah menahan kesabaran tapi Nesya selalu mencari gara-gara.

"Lo, salah cari lawan." Setelah mengatakan itu Ami keluar dari toilet dan meninggalkan Nesya yang menatapnya penuh kebencian.

"Arrghh, dasar jal**g kecil sialan."

Ami berjalan di lorong menuju kelasnya, setelah memperbaiki penampilannya di toilet sebelah, tamparan Nesya cukup keras membuat pipinya sedikit memerah.

"Dikira gue lemah apa," Gerutunya dengan wajah kesal.

Jam istirahat yang biasanya dia gunakan untuk makan bersama Olive, kini Ami hanya bisa menghela napas dan meminum air putih dari botol miliknya.

Ami yang meluapkan bekal makan siangnya terpaksa harus gigit jari, apalagi tadi pagi dirinya tidak sempat sarapan karena bangun sedikit kesiangan, dan hanya sempat untuk memasak belum memakanya, apalagi dirinya tidak membawa uang sama sekali membuat Ami benar-benar apes hari ini.

Hari ini Olive juga sedang ijin tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga. Dan Ami hanya sendiri tidak ada yang bisa dia ajak bicara.

"Ck, Gabut gue kalau gak ada Olive." Ami menumpukan kepalanya di meja dengan kedua tangan sebagai tumpuan, tidak ada teman yang bisa diajak bicara membuat jam sekolah semakin lama, dan Ami merasa jenuh sendiri.

Nathan sedang ada pertemuan penting dengan kliennya di restoran hotel mewah di kawasan pusat kota. Pertemuan dengan klien memakan waktu cukup lama dan selesai di jam tiga sore.

"Nat, lu mau kemana?" Tanya Ando yang mengikuti bosnya dari belakang, Ando ikut menemani Nathan karena ini adalah pertemuan klien penting.

"Gue ada perlu, lu balik sendiri." Nathan segera memasuki mobilnya untuk pergi dari sana, dan meninggalkan Ando yang berdiri mematung. "Gue ditinggal, parah lu Nat." Kesal Ando.

Nathan melajukan mobilnya menuju seseorang yang dia tuju dimana dirinya teringat jika bekal yang dia makan milik gadis yang pasti kelaparan di sekolahnya.

Entah mengapa Nathan teringat Ayana ketika memakan bekal nya tadi, dan dia berniat menjemput gadis itu untuk mengantar nya pulang.

Sepertinya Nathan kena pelet masakan Ami?

Sesampainya didepan sekolah yang tidak asing baginya, mobil Nathan berhenti didepan gerbang yang sudah tertutup rapat, dan sekolah sudah sepi.

"Apa sekolah sudah bubar." Gumam Nathan yang memang tidak tahu jam berapa pulang sekolah.

Dia kembali melajukan mobilnya menuju apartemen.

Sedangkan Ami sedang asik mengerjakan pekerjaan di cafe, gadis itu terus mengembangkan senyum karena hari ini dirinya habis menerima gaji pertama.

Ami sudah mengirimkan pesan pada Olive tadi, jika tidak sibuk Ami mengajak Olive untuk makan di tenda pinggir jalan yang lagi viral, dan Olive menyetujui karena tidak sibuk.

"Ay, sudah jam tujuh lewat kamu tidak siap-siap." Dila menghampiri Ami yang masih membersihkan sisa-sisa kotoran di meja, sore ini cafe sangat ramai, bahkan mereka tidak sempat untuk istirahat sejenak.

"Sebentar lagi kak." Ami tersenyum dan segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa ketemu dengan Olive yang sudah menunggunya didepan.

"Done, saatnya pesta." Ucap Ami semangat, entah mengapa dirinya sangat senang mendapat gaji pertama yang lumayan besar bagi dirinya yang masih pelajar, bahkan uangnya masih sisa untuk dia membayar hutang pada pak Teguh.

.

.

ALDRICK NATHAN ADHITAMA

AYANA MALIKA IFANA

1
Odhe Canang
Kecewa
Odhe Canang
Buruk
Sohib Chanel
baguss ceritanya... kgn tamat dulu lanjutkan hehehe
Fe
makasar nih, coto nya enak
Fe
pikir aja sono sendiri 🤣
Fe
isss nenek lampir sok kepedean
shiti
Luar biasa
Umi Syafaah
dua kali baca cerita ini, tetep sama kesannya sangat berkesan,,cuma maaf Thor saran sedikit ada sedikit kesalahan kata2 yg perlu di koreksi,tapi untuk semua keseluruhan cerita sangat bagus,bintang 5 untuk penulis
Umi Syafaah
Luar biasa
Anonymous
😍😍😍❤️❤️❤️💋💋💋
Anonymous
❤️❤️❤️⭐️⭐️⭐️💋💋💋
Anonymous
AKU KIRIM BUNGA MAWAR YA …. BIAR SEMANGAT TERYS MBAK
Anonymous
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️❤️❤️❤️❤️❤️
Indah Rohmiatun
krn kamu terlalu ceroboh dan bodoh natan
Indah Rohmiatun
CEO tapi goblok
Indah Rohmiatun
dasar pelakor gilo. , nathan jg bego
Chen Chen
oh gitu doank kalau kawin siri? gw pikir hrs kepengadilan yg mengurus siri wkwk...
mknya gampang bgt yaa kawin nya dan cerai nya kesian donk wanita2 di seluruh dunia kalau semua bs di siriin 🙈
Chen Chen
cerita kurang msk akal thor...
bukan nya nathan yg selamatin perempuan itu?
trs mana mau ami di madu,itulah kalau hukum nya ada kawin siri bs beristri 10 jg g pp enak aja..
Anonymous
Bagus extrapart’nya…. Lanjut thor
Anonymous
SDH KIRIM BUNGA MAWAR🌜🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!