Alysa seorang gadis muda, cantik serta penuh talenta yang kini tengah menempuh studynya di bangku kuliah. Namun, selama dua semester ia memutuskan untuk cuti, demi bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tengah bangkrut.
Dalam perjalananya, Alysa harus mendapatkan uang sebanyak 300 juta dalam semalam untuk biaya operasi jantung orang tuanya. Dalam keadaan mendesak, Alysa memutuskan menjadi wanita panggilan. Mengikuti saran sahabatnya, Tika.
Sialnya, pelanggan pertamanya adalah dosen ia sendiri. Hal itu membuat Alysa malu, kesal sekaligus bingung bagaimana harus melayani sang Dosen. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? serta bagaimana hubungan Alysa dengan kekasihnya, Rian. Akankah setelah mengetahui fakta sebenarnya ia akan tetap bersama Alysa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By.dyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya menyukai kamu, Alysa.
Nyatanya berbagi ranjang yang diinginkan Reyhan, tidak terjadi sama sekali. Sejengkal tubuh Alysa pun Reyhan tidak berani menyentuh. Reyhan bahkan berpindah tempat tidur menjadi di kursi.
Alysa padahal sudah menawarkan agar dirinya saja yang tidur di kursi. Tapi, Reyhan menolak mentah-mentah permintaannya. Entah alasan apa yang mengubah Reyhan sampai ia tidak mau berbagi ranjang dengannya. Namun, besar kemungkinan karna Alysa sudah menjelaskan semuanya pada Reyhan.
Sekarang, Alysa merasa lega karna sudah menceritakan semuanya pada Reyhan. Sudah tidak ada lagi yang harus ditutupi oleh Reyhan.
Meski sudah mengetahui semuanya, Laki-laki itu sama sekali tidak memutuskan perjanjian dengan Alysa begitu saja, ia masih mau menggunakan Alysa sebagai tunangan pura-puranya untuk ia kenalkan pada keluarga besarnya.
Alysa tidak keberatan sama sekali, selain ia berbalas budi atas kebaikan Reyhan pada dirinya, disisi lain juga Alysa bisa membayar hutangnya tanpa menggunakan uang, minesnya harus selalu siap kapanpun Reyhan membutuhkannya.
"Ah..."
Buluk kuduk Alysa merinding geli kala mendengar suara Reyhan dari kamar mandi. Alysa buru-buru berjalan mendekati pintu kamar mandi, penasaran apa yang terjadi didalam sana.
"Reyhan ..." panggil Alysa.
"Ah... Oh god... Astaga... Ah..."
"Reyhan... Kamu lama banget dikamar mandi. Are you oke?" tanya Alysa.
"Yah... Ah ... Ah ... Oke Alysa."
"Kamu sakit?" tanya Alysa.
"Iya sakit banget ini... Ah..."
"Kalau gitu buka pintunya, biar aku bantu." ucap Alysa menawarkan diri.
"Ja...ngan." cegah Reyhan.
"Kenapa si Rey, jangan bikin cemas." kata Alysa.
"Bentar yah, dikit lagi ini... Ah... Yah... Yah... Aaa.... Ahhh." Setelah itu tidak ada lagi suara dari dalam kamar mandi, Alysa diam sebentar, untuk meyakinkan.
Kemudian yang terdengar hanya suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
"Mandi." monolog Alysa.
Alysa masih berdiri diam di depan pintu, ia menunggu Reyhan keluar. Tidak lama, Reyhan keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan celana pendek tanpa baju, pun dengan rambutnya yang masih basah selesai mandi.
"Kamu ngapain berdiri di depan pintu?" tanya Reyhan.
"Nunggu kamu." sahut Alysa.
"Ngapain?"
"Aku khawatir, kamu lama banget di kamar mandi. Kamu sakit kan? Mau aku panggil dokter?" tanya Alysa.
Mulut Reyhan sedikit terbuka. "Astaga... Alysa dari tadi kamu diem disini?" tanya Reyhan.
Alysa mengangguk. "Kenapa sih?" tanya Alysa bingung.
"Jangan dibahas, kamu gak akan faham." sahut Reyhan berlalu dari hadapan Alysa menuju meja rias untuk mengeringkan rambut.
Alysa setia mengikuti kemana Reyhan bergerak. "Mau aku bantu?" tawar Alysa.
Reyhan merundukan kepala, ia memandang Alysa dari bawah hingga atas kepalanya. "Ya Tuhan besar sekali godaannya." bisik Reyhan yang masih terdengar oleh Alysa.
"Maksudnya?" tanya Alysa.
Reyhan menggeleng. "Ga usah dipikirin."
"Jadi ga usah dibantu, nih?" tanya Alysa.
"Iya gak perlu, kamu tidur aja." ucap Reyhan masih terus mengeringkan rambutnya, sengaja mengacuhkan Alysa.
Alysa menaiki ranjang, tatapannya masih tertuju pada Reyhan. "Rey..." panggil Alysa.
"Tidur Alysa." tegur Reyhan.
"Aku cuma mau bilang, selamat malam." kata Alysa.
"Yah... Mimpi yang indah Alysa." kata Reyhan.
Andai Alysa tahu bagaimana pengaruh dirinya untuk Reyhan sudah pasti ia akan ketakutan. Kalau saja Alysa tidak mengatakan dirinya masih virgin, sudah pasti Alysa tidak akan selamat oleh Reyhan malam ini.
Bagaimana tidak? Tubuh semampai Alysa, dari atas kepala hingga ujung kaki, dimata Reyhan begitu sangat mempesona dipandang. Kalau Reyhan mau mengikuti nafsunya sudah sejak tadi ia mengagahi Alysa.
Namun, Reyhan masih punya kewarasan untuk tidak merusak Alysa. Untuk itu, ia memilih menghabiskan diri di kamar mandi untuk menyelesaikan gairahnya sebagai laki-laki dibanding ia harus menyakiti Alysa.
Selesai mengeringkan rambut, Reyhan membalikkan badan, dilihatnya tubuh Alysa meringkuk diatas kasur besar miliknya. Tanpa sadar bibir Reyhan mengulas senyum.
"Sudah tidur?" tanya Reyhan.
"Ya." sahut Alysa.
Reyhan terkekeh, bagaimana bisa orang tidur menjawab. Reyhan berjalan mendekati Alysa. Beberapa saat Reyhan berdiri disamping Alysa untuk melihat, kemudian tangannya gatal untuk tidak terulur mengusap kepala Alysa.
"Sudah tidur?" tanya Reyhan lagi.
Alysa tidak menjawab.
Reyhan menggerakkan satu tangannya untuk memeriksa, terbukti mata Alysa tidak bergerak. Gadisnya ini sudah benar-benar tertidur.
"Alysa..." bisik Reyhan.
"Alysa... Saya tidak tau perasaan apa yang saya rasakan sekarang ini. Namun, sejauh ini, saya senang berada didekat kamu. Apalagi setelah mendengar penjelasanmu tadi." tutur Reyhan.
"Alysa... Terima kasih sudah hadir dalam hidup saya. Setelah semua hal yang terjadi dalam hidup saya."
Reyhan terus berbicara meski tidak ada tanggapan apapun dari Alysa.
"Alysa... Tetaplah di sisi saya, karna saya rasa, mulai malam ini saya menaruh rasa suka padamu Alysa."
"Alysa aku tidak ingin cepat mengambil keputusan mengatakan aku mencintaimu, tapi bagaimana perasaan ini bergerak selalu ingin berada di sisi kamu, saya rasa bukan tidak mungkin cinta itu tumbuh."
"Yah... Alysa saya menyukai kamu."
Reyhan memajukan tubuhnya sedikit, untuk ia mendaratkan sebuah ciuman dikening Alysa. "Tidur yang nyaman, sayang." tutup Reyhan.
Tanpa Reyhan sadari, setelah ia beranjak dari tempatnya, menuju kursi untuk tertidur. Alysa mengigit bibirnya kuat. Alysa mendengar semua yang diucapkan Reyhan, termasuk soal perasaannya.
...Hallo semuanya, mohon dukungannya dengan cara like, komen, dan vote ya....
...Terima kasih banyak !!!...
...See youu!...