Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Lama
Sesampai di pekarangan rumah. Ayunda,sengaja tak menoleh kerumah bu Sumi.
Ia cepat-cepat menggembok pintu tersambung ke rumahnya dulu dengan rumah barunya.
Ia sengaja tak membongkar rumah yang dulu karena rumah itu banyak kenangan bersama orangtuanya. Jika ada waktu segan dia membersihkan semua debu-debu. Bahkan seisi perabotan juga masih lengkap.
Setelah selesai semuanya, barulah Ayunda. Membersihkan dirinya dan pergi Kerumah bu Sumi.
Terlihat jelas banyak orang-orang sedang santai bahkan bu Halimah, sepertinya sudah menunggu Ayunda.
Ayunda, tersenyum kecil saat mendekati para ibu-ibu bahkan ada mantan mertuanya juga.
"Apa kabar nak Ayu,". Bu Halimah, langsung memeluknya.
"Apa kabar kak,". Sinta, memeluk Ayunda.
Oh,sudah hamil besar ni Sinta, batin Ayunda. Melihat perut Sinta,yang Sudah besar.
"Baik,kalian bagaimana,".
"Alhamdulillah,kami baik,". Sahut bu Halimah.
"Duduk dulu yu,". Ajak bu Sumi.
"Hemm,ada apa mencari ku Tante,". Tanya Ayunda.
"Jangan panggil tante,panggil saja bu Halimah.Gimana kita bicarakan secara keluarga saja yu,gak enak banyak orang sini,". Ujar bu Halimah.
"Mereka bukan orang bu,tapi sudah aku anggap keluargaku sendiri,". Kata Ayunda.
Membuat bu Halimah, terdiam. Sial,kalau begini jadi susah,batin bu Halimah.
"Kami ke sini mau tinggal di rumah yu, tapi hanya sementara,". Alasan bu Halimah.
"Oh,boleh,". Jawab Ayunda.
Mendengar perkataan Ayunda, semua orang tercengang. Bu Halimah, tersenyum lebar karena sudah menerima mereka jika tinggal di rumah Ayunda.
"Kamu yakin yu,". Tegur bu RT.
"Yakin kok bu,tapi kalian tinggal di rumah lama ku yang di samping itu,tenang kok semua perabotan rumah tangga masih lengkap,". Kata Ayunda.
Membuat semuanya orang cengingisan mendengar kenyataannya dimana mereka tinggal. Dikira para ibu-ibu Ayunda,akan menumpangi mereka di rumah barunya tapi malah di rumah lama.
Apa-apaan ini masa kami di suruh tinggal di rumah jelek seperti itu,batin bu Halimah.
Gak mau,masa tinggal di tempat yang sempit dasar pelit,batin Sinta.
Ternyata cantik banget Ayunda,mana Janda. Kok bisa sih dia di ceraikan mana sukses lagi jauh banget sama Sinta,batin Vano,suami Sinta.
"Gratis kok bu, tinggal kalian bayar listriknya aja, lumayan lo daripada ngontrak,". Timpal Ayunda.
"Benar bu Halimah,aku setuju apa kata Ayu,". Sahut bu Sumi.
"Kalau gak mau nanti aku Carikan kontrakan,". Timpal bu RT.
"Rumah itu sempit yu. Mana Sinta,lagi hamil besar pasti dia gerah,". Ucap bu Halimah.
Ck,bilang saja tak mau tinggal di tempat itukan,batin Ayunda. Ia tersenyum kecil. "Di rumah baruku juga gak ada AC kok bu,di rumah lamaku juga ada kipas angin,". Kata Ayunda.
"Terima aja bu, nanti kita bicarakan lagi,". Bisik Sinta.
"waktu dulu aku betah- betah aja di rumah lama Ayunda,". Ucap bu Sari.
"Kalau mau kontrakan ada AC nya nanti aku carikan tapi mahal lo bulanannya,". Kata bu RT.
"Mending di rumah lama Ayunda,enak gratis tinggal bayar listrik doang,". Sahut yang lainnya.
"Kalau gak mau gak papa bu,aku gak maksa,". Ujar Ayunda.
"Kami mau kok yu, tinggal di tempat lamamu,ayok kita ke sana,". Kata bu Halimah.
"Ayok,apa ibu-ibu mau ikut,". Ajaknya.
"Gak deh,udah mau senja juga,". Sahut yang lainnya.
Tak lama ibu-ibu di tempat sudah membubarkan diri. Karena hari mulai senja juga.
Mereka bertiga menggiring Ayunda,dari belakang. Hingga masuk ke dalam rumah lama Ayunda.
Benar saja perabotannya masih lengkap bahkan di bungkus menggunakan plastik agar tak berdebu. Alat-alat dapur juga lengkap tanpa kekurangan.
"Kalian tinggal buka saja plastiknya,". Ujar Ayunda.
"kenapa kami tinggal di sini yu,gak di rumah baru mu,". Ucap Sinta.
Dia tengah duduk di sofa lama ayunda, tanpa membantu apa-apa.
"Aku ini Janda,kamu punya suami. Aku gak mau hal-hal buruk atas penilaian orang lain terhadap ku,". Jawab Ayunda. Ia juga membantu melepaskan plastik di sofa.
"Kan ada aku yu,mana berani orang lain berbicara macam-macam,". Sahut bu Halimah.
"Di sini gerah yu,mana banyak debu juga,". Keluh Sinta.
"Tinggal di bersihkan beres,". Jawab Ayunda.
"Ya sudah,aku mau pulang. Terserah kalian mau tinggal di sini atau gak,". Ucap Ayunda, sebelum dia melenggang pergi.
*****
"Rumahnya gak terlalu besar,tapi gak papa bu. Dari pada kita ngontrak banyak pengeluaran,". Ujar Vano.
"Makanya mas,kamu cari kerjaan kantoran kek,biar bisa beli rumah kaya Ayunda,". Sungut Sinta.
"Ini semua karena ibumu Sint, coba aja jangan macam-macam dirumah ibuku kita gak bakalan di usir, untung aku tidak menceraikan mu,". Bentak Vano.
Vano, tengah kesal kepadaku sang istri.
"Diam,kita syukuri apa yang ada. Apa lagi kamu hamil besar,". Ujar bu Halimah.
"Ini semua karena ibu, berani-beraninya mencuri kalung mertuaku hasilnya ketahuan kan bahkan sekarang kita semua di usir bu,". Isak Sinta.
"Ck, selalu aku yang di salahkan,". Gumam bu Halimah.
Lama-lama aku enek melihat anak sama ibunya, setelah lahirnya anak aku akan menggugat cerai saja,batin Vano.
"Ibu bilang kalau Ayunda,itu lemah selalu menurut bu,tapi apa dia malah menyuruh kita tinggal di sini,". Timpal Sinta.
"Ibu kira juga begitu Sint,".
"Daripada mikir gak jelas, mending ibu beli apa gitu diluar laper ini,kalau bisa minta sama Ayunda,". Suruh Vano.
"Kamu berani yah, menyuruh mertuamu Van,". Bentak bu Halimah.
"Ck,jangan berani membentak ku bu,ini semua karena ibu. Mau aku ceraikan Sinta,". Balas Vano.
"Mas,kamu berani sih bentak-bentak ibu. Kenapa kamu selalu berkata ingin menceraikan ku mas,". Ucap Sinta.
"Aku malu Sint,malu banget. Karena kasus ibumu mencuri kalung ibuku. Bahkan aku dengar loh bisikkan ibu-ibu tadi kalau ayahmu pernah menuduh orang tua Ayunda,yang mencuri duit arisan tapi aslinya bapak mu yang mencuri. Jadi selama ini aku menikah keluarga maling,". Decak Vano,ia tengah emosi.
Apa lagi dia sudah mengetahui bagaimana sifat keluarga istrinya.
"Mas,aku mohon jangan ceraikan aku,". Sinta, tengah menangis sejadi-jadinya.
Sedangkan bu Halimah,terdiam dia bingung harus apa. Semuanya memang kesalahan dia. Walaupun sudah meminta maaf kepada sang besan tetap saja di tolak.
******
Ting
suara pesan masuk di ponsel Ayunda.
[Besok aku akan menjemputmu]. Zense.
[jemput di rumahku yah]. Ayunda.
"sekalian saja dia jemput kerumahku,aku kerjain kamu besok Zen,". kekeh Ayunda.
[waw,kamu yakin]. Zense
[yakin banget,di tunggu kedatangan mu besok]. Ayunda.
[baik]. Zense.
Ada senyuman kecil di sudut bibir Zense,saat mengetahui Ayunda,mau di jemput dirumahnya.