Wulandari adalah gadis desa biasa yang mencoba mengais rejeki di ibukota sebagai seorang pengasuh anak.
Siapa sangka, majikannya adalah seorang pengusaha muda tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar di ibukota yang memiliki seorang anak laki-laki.
Wulan seperti terjebak dalam cinta yang rumit, bagaimana mungkin dia begitu lancang mencintai tuannya yang bahkan masih memiliki seorang istri.
Begitu banyak hal rahasia yang tak terduga.
Wulan bimbang apakah harus memperjuangkan cintanya ataukah cukup tahu diri untuk mundur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GendAyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 01
Wulan duduk di kursi kayu panjang, kakinya tidak berhenti bergerak-gerak. Sesekali diremasnya jari jari tangannya yang terasa dingin.
Rasa gugup menyelimuti perasaannya saat ini.
" Wulan, tunggu sebentar ya. Setelah menyelesaikan dokumen ini,kita segera berangkat ke rumah majikan baru kamu." Bu Retno menjelaskan.
Wulandari hanya mengangguk.
Wulandari gadis desa sederhana yang penuh semangat.
Usianya baru menginjak 20tahun. tapi kedewasaan dalam dirinya membuatnya merasa memiliki tanggung jawab atas keluarganya. Terlebih lagi sebagai anak sulung dari 2 bersaudara.
Kedua orangtuanya hanyalah buruh tani biasa.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Wulan tidak tinggal diam begitu saja.
Beberapa pekerjaan pernah dia jalani. Sebagai pelayan toko kecil,sebagai tukang cuci piring di rumah makan sederhana pernah dia jalani.
Namun gaji yang didapatinya tak seberapa, terlebih lagi di desa tidak banyak yang bisa diharapkan.
Maka diputuskannya merantau ke ibukota.
Mengikuti jejak beberapa temannya yang sudah lebih dulu merantau. Namun karena pendidikannya yang hanya lulusan SMA maka tidak banyak kesempatan pekerjaan yang dapat diperoleh.
Akhirnya diputuskanlah mendaftar yayasan penyalur ART maupun Baby sitter.
Perasaannya sangat senang sekaligus bersemangat.
Setelah menyelesaikan pelatihannya di yayasan ANANDA milik seorang wanita yang disebut Bu Retno itu.
Dan sekarang saatnya Wulan akan mengabdikan diri pada majikan pertamanya.
Rasa gugup sedari tadi menggelayuti benaknya. ini akan menjadi pengalaman pertamanya sebagai baby sitter.
Meskipun sudah banyak yang dipelajarinya dalam mengasuh bayi maupun anak kecil dari yayasan.
"Ayo Wulan kita berangkat." kata Bu Retno membuyarkan lamunan Wulan.
"Iya Bu." jawab Wulan sambil berdiri dan berjalan mengiringi langkah Bu Retno menuju mobil. Tangannya menjinjing erat tas besar berisi pakaian.
"Wulan, kamu nanti akan bekerja pada tuan Jason Hartono."
"Beliau adalah orang berpengaruh, salah satu pemilik perusahaan besar di kota ini, jadi ibu mohon kamu bekerjalah dengan baik.jangan membuat kesalahan yang berakibat citra buruk untuk yayasan." sambil memainkan kemudi mobil Bu Retno menjelaskan.
"Baik Bu, saya tidak akan mengecewakan ibu. Saya janji akan bekerja dengan baik," jawab Wulan dengan mantab.
"Bagus, Wulan," jawab Bu Retno diiringi dengan seulas senyum di bibirnya.
Sekitar 45 menit perjalanan mereka sudah memasuki area perumahan elit. Berderet bangunan rumah mewah. Hampir dari semua rumah itu merupakan bangunan bertingkat yang memiliki gerbang tinggi dengan halaman yang luas.
Tiba-tiba mobil berhenti didepan sebuah rumah megah dengan gaya Eropa modern.
Disambut dengan seorang satpam di pos penjagaan di dekat gerbang teralis yang tinggi menjulang.
"Selamat siang pak, kami dari yayasan Ananda," sapa Bu Retno kepada satpam tersebut.
"Selamat siang, ya tuan sudah menunggu, silahkan," sambut satpam tersebut sambil membukakan pintu gerbang agar mobil bisa masuk.
awal ketemu nih cerita aq kira langsung tamat, g tau nya masih menggantung tp aq suka bgt ma cerita nya..walaupun hrs nungguin kelanjutan nya tp aq suka d tambah kaka author nya ramah bingiit 😁
aaah rasa nya pengen ngulang baca lg niiih!!!
benar2 speechless aq utk karya pertama yg sebagus ini 😶
makasih kaka udh ngasih cerita terindah nya ❤️❤️❤️
smangat terus kaa berkarya nya 💪💪
sehat selalu dn semangat terus y kaa utk melahirkan karya2 yg bagus2 lg..👍👍
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️