Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Perpisahan
Shera menatap surat yang dipegang oleh papa mertuanya itu. Tak ingin membuang-buang waktu, Shera meletakkan putranya perlahan di sofa yang aman untuk putranya. Dan segera menerima surat perpisahan itu.
"Biar aku tandatangani pa." Ucap Shera dengan mantap, Joseph menatap menantunya yang begitu yakin untuk berpisah dari ikatan dua tahun ini.
"Ini, papa yakin dengan keputusan mu." Shera mengambil pulpen dan langsung menorehkan tinta hitam itu diatas namanya, dan tentunya setelah membaca dengan seksama rangkaian tulisan-tulisan itu.
"Terimakasih pa, tapi aku yakin dengan keputusan ku. Abra bisa melanjutkan hidupnya dengan wanita pilihannya. Dan untuk Leo, aku tidak melarang nya bertemu dengan ayahnya, seandainya Abra sudah menerima nya." Jelas Shera.
"Kau tetap putri Papa kan?" Tanya Joseph membuat Shera tersenyum.
Viola yang baru saja tiba, melihat interaksinya keduanya. Tapi maniknya lebih tertuju pada surat yang terletak di atas meja kaca itu.
Menajamkan penglihatannya, Viola dapat membaca tulisan di atas nya, yang bertuliskan surat perceraian. Dan dibawah nya sudah ditandatangani oleh Shera.
"Viola! Kemarilah, ada beberapa yang ingin ku bicarakan denganmu." Ucap Joseph yang melihat kedatangan istrinya.
"Mengenai apa?" Tanya Viola yang mengalihkan pandangannya dari surat perpisahan itu.
"Ya mengenai acara penyambutan kelahiran Leo. Lihat! Aku belikan berbagai barang untuk nya, bagaimana menurut mu? Aku juga membelikan sesuatu untuk istri ku ini." Viola menerima hadiah dari suaminya.
"Bagus, ini sangat bagus. Bagaimana menurut mu Shera?" Shera tidak menyangka reaksi dari mama mertuanya.
"Bagus, aku sudah katakan pada Papa."
"Acaranya di hotel biasa?" Tanya Viola memastikan, dan diangguki oleh Joseph.
"Tentu, yang terbaik untuk cucu ku. Dan ya, kau bisa mengundang teman-teman mu."
"Baiklah."
"Surat ini......" Pancing Viola membuat Joseph paham seketika.
"Oh ya. Katakan pada Abra, surat perpisahan nya sudah sampai. Shera sudah menandatangani nya, lebih cepat lebih baik bukan? Bukan begitu Viola?"
"I-iya."
"Leo kakek, mau bermain dengan kakek sebentar. Akhirnya kau bangun juga, hmmm." Joseph mengambil Leo dari sofa dan menggendongnya segera.
"Pa, aku mau ke kamar mandi dulu."
"Ya, pergilah. Leo bersama Papa." Shera tentu tidak khawatir akan hal itu, dia langsung menuju kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam nya.
Viola melihat kepergian Shera, dan kembali melihat suaminya yang tampak asyik dengan cucu nya.
"Pa." Panggil Viola.
"Ya? Ada apa?"
"Mengenai perpisahan itu.... Apa Shera.."
"Dia sudah mengambil keputusan, apa masalahnya? Apa sekarang kau seperti putramu yang menarik kata-kata mu?"
"Aku...."
"Vio, aku sudah pernah mengatakan ini sebelumnya. Sebelum bertindak atau bicara, pikirkan dulu. Terkadang apa yang menurut mu tidak baik, itu adalah yang terbaik. Aku berikan sepenuhnya pada Shera sekarang, aku tidak ingin terlibat lagi. Bukankah itu yang kau katakan?"
"Dan ya, kau tidak ingin menggendong cucu mu? Mungkin saja setelah ini kau kesulitan untuk itu." Viola menatap suaminya seolah meminta penjelasan lebih.
"Apa maksudnya? Apa Shera melarang...."
"Lihat? Kau buruk sangka lagi."
"Shera tidak seperti itu Viola. Dia tidak seperti dulu, dia tidak membatasi Leo dengan kita, tapi kau dan Abra yang membuat jarak itu." Viola melihat cucu nya yang tampan begitu tenang.
Tangannya terulur menerima Leo, senyum di wajahnya langsung terbit. "Dia sungguh seperti Abra." Ucapan itu terlontar dari bibir nya.
"Ya, dan tak lama lagi.... Dia akan ikut dengan ibunya dan tidak tinggal dengan kita lagi. Aku harap, kau tidak melakukan apapun yang mungkin membuat Shera mengambil keputusan yang sulit untuk kita nantinya Viola."
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya