Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Terobsesi
Celine terdiam memikirkan tawaran dari Nicholas. Memang di bandingkan dengan Andara, Nicholas lebih bisa diandalkan. Dia sudah mendengar dari kepala pelayan, walaupun Nicholas terus mengurung diri di kamar, tapi dia juga mengurus perusahaannya. Dia memantau perkembangan perusahaan dari rumah. Tapi, Syarat yang Nicholas ajukan padanya, membuatnya gelisah.
Melahirkan keturunan untuknya? Itu artinya mereka harus melakukan hubungan intim, kan? Tapi dengan kondisi Nicholas yang seperti itu, apa itu bisa dilakukan? Tapi jika dia memilih merawat pria itu, dia juga tidak tahu sampai kapan dia harus melakukannya.
Seperti yang Nicholas katakan, kesempatan untuk sembuh sangat kecil, jadi kemungkinan membutuhkan waktu yang lama atau mungkin selamanya Celine harus merawat Nicholas.
"Aku harus bagaimana? Kenapa aku jadi terjebak begini?" gumam Celine. Dia benar-benar bingung untuk mengambil keputusan.
...****************...
Di studio pemotretan, Jenny tengah melakukan pemotretan produk kecantikan perusahaan besar. Dia berpose dengan sensual dengan menonjolkan produk di tangannya. Setelah ini, dia juga harus syuting iklan dengan produk yang sama.
"Oke, sekali lagi. Angkat sedikit dagumu, Jen." pinta fotografer.
Jenny melakukan sesuatu instruksi, dia menunjukan kemampuannya dalam berpose. Benar-benar model berbakat. Bahkan dia mendapat pujian dari fotografer.
"Good Jen. Kita istirahat dulu." seru sang fotografer
Jenny kembali keruangan diikuti Rian yang berjalan dibelakangnya.
"Kau tidak kekantor?" tanya Jenny
"Aku masih merindukanmu, sayang." Rian memeluk Jenny dari belakang dan menciumi bahu mulusnya.
"Jangan begini, Rian!! Nanti ada yang lihat." tolak Jenny
"Aku tidak perduli."
Jenny tersenyum dan mengusap tangan Rian yang melingkar diperutnya. Inilah yang dia inginkan dalam sebuah hubungan. Mereka bisa bermesraan di manapun dan kapanpun. Rian juga sangat mencintainya dan memanjakannya. Dan hal itu membuat Jenny nyaman.
Tidak seperti saat bersama dengan Nicholas. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaannya, bahkan Nicholas menolak saat dia meminta untuk bercinta dengan alasan jika mereka belum menikah. Kolot sekali.
Jaman sekarang, tidak sedikit mereka yang bercinta tanpa status menikah. Mereka tidak hanya mencari kepuasan saja, tapi juga kenyamanan.
"Sudah, Rian. Aku harus ganti baju. Setelah ini aku masih harus syuting iklan produk yang sama." seru Jenny
"Baiklah." dengan berat hati, Rian melepaskan pelukannya. Dia duduk di sofa dan memejamkan matanya. Bayang-bayang Celine masih teringat jelas di pikirannya. Bahkan setiap dia menatap Jenny, yang dia lihat adalah istri mantan sahabatnya itu.
"Sial!! Sepertinya aku benar-benar tergila-gila padanya." umpatnya dalam hati. Dia membuka matanya dan menatap Jenny yang berganti pakaian didepan matanya tanpa rasa malu. Rian beranjak dari duduknya dan mendekati Jenny yang memamerkan lekuk tubuhnya.
Tapi sayangnya, yang ada di pandangan Rian saat ini adalah Celine. Dia sampai menatap tidak berkedip saat bayangan Celine menggodanya. Dia berdiri dan ingin menerkamnya, tapi suara Jenny menyadarkannya.
"Apa yang kau lakukan, Rian? Ingat!! Ini di kantor orang." seru Jenny mengingatkan
Rian mengusap wajahnya kasar dan kembali duduk. Dia terus merutuki kebodohannya yang tidak bisa melupakan kecantikan Celine. "Hah...Ada apa denganku? kenapa bayangan wanita itu tidak mau pergi?" gumamnya dalam hati
"Kenapa si cacat itu beruntung sekali? Bahkan dia bisa mendapatkan istri yang begitu cantik. Sial!! Aku tidak bisa begini terus. Wanita itu, aku harus bisa mendapatkannya, bagaimanapun caranya. Tunggu aku, sayang." Seringai Rian dalam hati