Hanya hayalan author semata.
Di ciptakan hanya untuk kekuatan dan setelah lahir di buang oleh Ibu kandung nya sendiri, menjadi sosok yang begitu kuat namun juga jahat.
karena kemarahan nua kepada sang Ibu membuat siluman cantik selalu menebar kejahatan, namun dia juga sangat perhatian kepada sang adik yang bertekad menjadi manusia sepenuh nya dan bertapa di alas roban.
tapi kejahatan siluman cantik ini pudar setelah di asuh oleh wanita yang mantan istri Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Hujan turun
Tatapan Sekar kian sengit ketika Angsa putih mengatakan bahwa nanti Arya akan menjadi jodoh nya, masa iya bocah baru di lahirkan tapi sudah mau dapat istri, Kakak nya saja masih santai tidak ada yang meminang. lah sekarang si Adik yang dapat jodoh duluan, mana lah Sekar terima dan apa lagi lagi Angsa putih sedikit memberi bocoran tentang kehidupan Arya di masa depan, selain bisa membaca pikiran orang. Angsa putih juga bisa melihat gambaran di masa depan, namun tidak jelas karena kemampuan nya di bidang itu tidak seratus persen bagus, ada buram nya sehingga dia tak bisa menjabarkan secara detail dan langsung karena takut pula nanti di tuntut oleh Sekar ulo.
Lawan di depan nya bukan sembarangan sehingga tidak bisa bila mau di anggap remeh, sama saja cari mati karena Sekar tak punya hati yang baik, kejahatan nya masih menguasai pikiran. jangan pernah macam macam dengan nya bila tak mau di mangsa oleh Sekar ulo, apa lagi bila dia kelaparan maka akan banyak tingkah dan memakan jeroan manusia, bukan cuma manusia saja karena dia juga makan jeroan hewan. Angsa putih agak jijik pada Sekar sehingga membuat ular kian kesal saja, tunggu nanti bila dia pulang keistana maka akan jadi cantik dan menawan.
"Aku datang bukan untuk niat jahat, karena dia juga adalah calon suamiku." jelas Angsa putih.
"Jangan terlalu percaya, bila nanti dia jadi manusia maka kau akan di lupakan." sinis Sekar melipat tangan nya.
"Apa itu kecemasan mu? kau takut kan kalau di tinggal oleh dia, ku rasa memang dia bakal lupa pada Kakak ular nya." pancing Angsa putih.
Sreeeeet.
Braaaak.
Angsa putih yang melanting karena di tendang oleh Sekar yang sudah berubah jadi manusia, kadang kala memang dia bisa berubah jadi manusia, namun tidak bisa selama nya dia begitu, akan ada waktu nya nanti akan berubah kembali jadi ular. karena itu memang sudah takdir nya harus begitu, mahkota milik nya juga tak kalah indah dari milik Angsa putih yang merangkak di yang sambil memegangi dada nya yang sangat sakit akibat tendangan Sekar ulo.
"Jangan bicara sembarangan, ku robek mulut mu nanti." ancam Sekar.
"Hahaaaaa, ucapan mu benar sekali, Angsa!" Darmi juga ikut nimbrung.
Sekar menatap tajam pada iblis yang sudah di kalahkan tadi, sekelebat dia memang melihat tadi Darmi mendekati Arya dan membisikan kalimat, dia tak tahu apa yang sudah Darmi bicarakan dengan Arya. sekarang malah mendatangi Sekar lagi entah dengan maksud apa karena dia memang harus bersiap menghadapi banyak rintangan, Arya yang anteng saja di sana menikmati hari nya.
"Kau akan hidup sendirian di dalam istana mu, bersiap lah bahwa kau akan kesepian." Darmi menghasut Sekar.
"Heh! aku dari tadi tidak bilang begitu ya." sentak Angsa putih.
"Tidak perlu di bilang, karena itu pasti menyataan nya kalau besok Arya akan hidup bahagia dengan Ibu nya dan Sekar dalam istana sepi." Darmi masih saja bicara omong kosong.
Duaaaak.
Braaaak.
Tubuh wanita tua yang bongkok ini melanting ketanah karena di banting oleh Sekar dan di tampak mendelik ketakutan, baru sekarang dia merasakan di banting oleh setan dan itu juga setan baru yang kemarin sore menetas nya.
"Aku sudah memperingati mu kan, jadi jangan salahkan aku ya." sinis Sekar menginjak punggung bongkok.
"Eeeeegghh!"
Darmi menggerang kesakitan karena tidak bisa juga mau bangun, pijakan Sekar sangat kuat sehingga dia tak berdaya sama sekali, sudah di coba melawan tapi tetap saja tak bisa mau lepas dari Sekar. inti nya jangan pernah main main dengan iblis satu ini, karena dia tak akan memberikan ampunan walau sekalipun juga, tadi dia sudah memperingati Darmi agar jangan mengganggu nya, tapi Darmi saja yang ngeyel sehingga berani datang lagi. sekarang ya terima saja bila dia harus di banting oleh Sekar.
...****************...
Arya merasakan punggung nya dingin sekali ketika hujan turun dengan lebat nya di malam hari, siang tadi sangat panas dan dia masih bisa mendinginkan diri menggunakan kekuatan es nya. sekarang mana bisa karena yang datang adalah air hujan yang begitu deras, ekor Arya tampak semakin mengkilat karena di timpa dengan air hujan ini. bila saja tidak kuat tekad nya untuk hidup bersama sang Ibu, maka Arya pasti nya sudah tidak sanggup lagi meneruskan pertapaan yang sangat lama ini, menguras segala macam rasa selama seratus tahun di alam ghaib, dan di alam Ibu nya hanya satu tahun lama nya.
"Aku harus kuat, Ibu sedang menunggu ku di rumah." tekad Arya walau punggung nya terasa akan beku.
Bila di hitung hitung ini sudah berjalan dua puluh tahun lama nya dia bersemedi, namun dia tetap bertahan walau nanti jarak nya masih akan sangat lama, untung nya sampai saat ini belum ada satu pun iblis yang berani mendekat karena dia takut dengan Sekar yang begitu bengis. selama dua puluh tahun ini juga Sekar dan Arya kian bertumbuh dengan baik, Sekar semakin cantik dan Arya juga semakin tampan, Arya walau pun menutup mata tapi dia bisa melihat apa saja yang Kakak nya lakukan.
"Demi aku dia tak bersemedi, maafkan aku! sungguh aku minta maaf padamu." Arya meneteskan air mata bersama deras nya air hujan yang turun.
"Tidak akan ku lupakan semua perbuatan baik mu ini, Kakak! kau adalah Kakak ku yang paling ku cintai." batin Arya lagi.
Hati nya lebih terharu bila saat gabut, Sekar membersihkan lumut yang mulai tumbuh di ekor Arya yang bergulung besar, memang orang bertapa harus di jaga bila tak ingin mendapat kan masalah. bukan hanya satu saja orang bertapa gagal karena mendapat kan masalah, legenda yang beredar juga ada menceritakan seekor ular yang bertapa namun di gagal kan oleh sekelompok orang.
Sekar juga tahu akan hal itu maka nya dia tidak bisa bila harus berdua yang semedi, cuma salah satu saja bisa nya agar selamat dan tercapai apa yang sedang di inginkan, karena yang satu lagi bisa menjaga atau pun mengurus yang sedang bertapa ini agar tak mendapatkan masalah.
"Kakak!" Arya membatin lagi karena punggung nya terasa hangat.
Sekar duduk di belakang Arya sambil bersandar, menikmati tetesan air hujan yang menggugur bumi, dia begitu senang dengan air hujan yang turun, lagi pula Arya sudah tidak kedinginan sebab ada hawa panas yang ia salurkan lewat punggung nya yang beradu dengan punggung Arya.