Ibu Susu Untuk Putriku Sendiri

Rubby tiba di perusahaannya disambut satpam yang mencoba menghentikan langkahnya karena Rubby masuk begitu saja ke lobby tanpa permisi pada mereka. Itu dikarenakan Rubby berpenampilan serba tertutup alias menggunakan pakaian syar'i komplit dengan cadarnya.

"Maaf nona. Anda mau ke mana dan mau ketemu siapa?" tanya sang satpam. Rubby harus menjelaskan dulu pada satpamnya tentang statusnya di perusahaan itu, padahal dia sangat buru-buru saat ini.

Rubby mengeluarkan kartu pengenal nya dan memberikan kepada satpam senior tanpa banyak bicara. Setelah beberapa detik diteliti, wajah satpam berubah kecut. Punggungnya yang awalnya tegap, kini sedikit merunduk segan.

"Maafkan saya nona. Saya tidak tahu kalau ini anda," ucap satpam seraya menyerahkan lagi kartu pengenal milik Rubby.

"Jangan katakan kedatanganku pada Rayan...! Dan urus dua orang resepsionis itu agar tidak menganggu ku...!" Rubby melanjutkan langkahnya menuju pintu lift.

Disaat mulut kedua resepsionis itu ingin mangap namun sudah dicegah oleh satpam tadi untuk memberitahu keduanya bahwa itu adalah Rubby putri tunggal pemilik perusahaan itu.

"Diamlah...! Jangan berbisik jika masih ingin kerja di sini. Itu bos muda kita," ucap sang satpam.

"Tapi kenapa...-"?"

"Setiap manusia memiliki tingkat keimanan yang berbeda-beda. Perubahan penampilan seseorang disesuaikan kadar ketakwaannya kepada Allah. Semoga kalian juga mengikuti jejaknya agar mengurangi dosa mata lelaki yang menatap suguhan gratis dari tubuh molek kalian dengan pakaian seksi. Tidak semua lelaki akan naksir pada wanita yang seksi. Tertutup itu jauh lebih terhormat," sungut pak satpam lalu meninggalkan kedua resepsionis itu yang termangu ucapan satpam

"Kenapa dia jadi berubah menceramahi kita? Padahal dia juga suka perhatiin kita?" ucap salah satu resepsionis itu geram.

"Lagi kesambet kali..!" balas rekannya lalu keduanya cekikikan.

Setibanya di ruang kerjanya Rayan, rupanya pria itu tidak ada di tempatnya. Rubby sudah tahu di mana pria ambisius itu berada. Ia menuju ke arah ruang kerja ibunya. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Rubby membuka pintu itu secara langsung dan menyaksikan sang asisten bermimpi jadi bos saat ini.

Rayan menjulurkan kakinya diatas meja sambil menghubungi seseorang sambil cekikikan. Ia tersentak melihat kehadiran Rubby namun ia kembali santai dan berpamitan dengan orang yang sedang berada ditelepon.

Rubby masuk ke dalam sambil bersedekap melihat tingkah konyol bawahan ibunya.

"Turunkan kakimu...! Dan kembali ke tempatmu berada....!" titah Rubby dengan tenang.

"Kau bukan bosku kau hanya putrinya. Silahkan keluar...!" usir Rayan dengan percaya diri.

"Hebat banget kamu. Mommy ku sedang berbaring koma di rumah sakit dan kau di sini berlagak seperti pemilik perusahaan ini," cibir Rubby.

"Tentu saja aku akan menjadi pemilik perusahaan ini. Karena kita berdua akan menjadi suami istri. Itu permintaan ibumu, bukan?" balas Rayan angkuh.

"Cih....! kau sangat percaya diri sekali. Mimpinya ketinggian, bung. Kalau jatuh sakit. Kamu tidak tahu aturan main perusahaan ini. Jika ibuku jatuh sakit dan tidak sadarkan diri baik itu lama maupun sebentar, aku secara otomatis menggantikan kedudukannya. Paham...?!"

"Tidak bisa...! Aku ....-"

Pintu kembali dibuka dan muncullah seorang pengacara perusahaan milik Rubby. Dia adalah nyonya Kayla yang merupakan pengacara kelurga nyonya Ananta.

"Terimakasih Bu Kayla. Sebutkan poin-poin penting perusahaan pada pria ini terutama di kondisi saat ini...!" pinta Rubby dengan tenang membuat Rayan mulai dilanda cemas.

Nyonya Kayla memaparkan aturan di dalam perusahaan itu." Jika pemilik perusahaan sedang melakukan perjalanan jauh atau mengalami kondisi tertentu di mana dirinya tidak bisa memantau perusahaannya secara langsung, maka haknya atau kekuasaannya dialihkan pada pewarisnya yaitu anak kandungnya sendiri. Dan dia adalah Rubby. Rubby bisa melakukan apapun di perusahaan nya termasuk memecat asisten pribadinya jika dirinya tidak merasa nyaman dengan orang tersebut termasuk karyawan lainnya," ucap nyonya Kayla.

Rubby menatap wajah Rayan yang masih termangu menatap kedua wanita beda usia di hadapannya ini.

"Tunggu apa lagi? Anda saya pecat...! Keluarr....!" pekik Rubby yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap Rayan.

"Hah...!" Rayan ketawa jahat sambil bercakak pinggang." Kamu mau memecat aku? Apakah sudah memikirkan resikonya nona Rubby?!" ancam Rayan sedikit menakuti Rubby.

Jika Rubby akan ciut dengan ancaman Rayan, salah besar. Ia benar-benar memperlihatkan kelasnya sebagai wanita terhormat walaupun kehormatannya telah terenggut oleh seorang pria namun seorang Rubby tidak akan tunduk begitu saja pada ancaman receh seorang Rayan.

"Silahkan...! Lakukan apapun yang kamu inginkan Rayan? Aku tidak peduli..!" tantang Rubby sedikit mencondongkan wajahnya ke arah Rayan dengan tetap bersedekap.

Rayan menarik sudut bibirnya sinis lalu menatap garang wajah Rubby.

"Termasuk skandalmu dengan seorang pria bule yang sudah membuatmu menjadi ibu sekarang? Bagaimana dengan keberadaan putrimu? Apakah kamu tidak mau tahu lagi tentang keberadaannya?

Bisa saja ibumu meninggal tanpa memberitahu keberadaan bayimu yang masih berada di Amerika dan aku mengetahuinya. Masih mau memecatku, Rubby?" ledek Rayan.

"Oh begitu ya pemikiranmu untuk menerasku dengan keadaanku saat ini? Kamu kira aku wanita yang mudah rapuh pada keadaan? Apapun yang terjadi pada perusahaan dan bayiku, itu bukan urusanmu. Kau tahu kenapa? Karena aku punya banyak uang dan kekuasaan. Aku bisa melakukan pencarian tanpa mendengar dari mulutmu langsung. Entah sampai kapanpun, aku akan menemukan putriku," sarkas Rubby.

"Mana mungkin kamu bisa menemukan putrimu yang diadopsi legal oleh seseorang," remeh Rayan yang masih berharap Rubby berubah pikiran untuk menyingkirkannya dan meminta tolong padanya.

"Memang tidak bisa jika dipikirkan pakai nalar tapi mudah bagi Allah untuk mempertahankan anak dan ibu yang masih terikat batin. Apakah kamu lupa kalau kamu juga putra dari seorang wanita? entah kesalahan apa yang diperbuat ibumu memiliki putra menyedihkan sepertimu. Sekarang keluar dari sini dan dari perusahan ku .....!" pekik Rubby yang tidak tahan lagi melihat wajah Rayan.

Rayan mulai terancam. Ia tidak menyangka dengan apa yang ia pikirkan sebelumnya bahwa dirinya akan mampu menaklukkan seorang Rubby.

"Hei Rubby...! Tenanglah...! Tanpa aku perusahaan ini tidak akan berjalan dengan baik," Rayan mulai merayu Rubby namun dua orang satpam sudah masuk untuk menyeret Rayan keluar dari ruang kerjanya nyonya Ananta. Rupanya nyonya Kayla bertindak cepat untuk memanggil satpam agar bisa mengamankan Rayan.

"Usir dia dari sini dan jangan biarkan dia muncul di perusahaan ini sekalipun itu di depan pagar area perusahaan atau kalian berdua yang saya pecat," ucap Rubby saat kedua satpam menggeret Rayan keluar dari tempat tersebut.

Rubby menjatuhkan tubuhnya di sofa. Ia tidak ingin duduk di kursi besar milik ibunya karena sudah diduduki oleh Rayan, saking muaknya dia pada asisten pribadi ibunya. Rubby akhirnya menangis. Ia tidak menyangka jika hidupnya berakhir semenyedihkan ini.

Diperkosa, hamil, kabur dan sekarang ia harus menghadapi dua kenyataan yaitu ibunya sakit dan putrinya entah berada di mana. Nyonya Kayla mendekati Rubby untuk menenangkan gadis bercadar itu.

"Menangis lah Rubby....! setelah itu kamu pikirkan lagi rencana selanjutnya untuk perusahaan ini," ucap nyonya Kayla yang sudah mengetahui keadaan Rubby sebenarnya saat gadis itu mengirim email yang berisi tentang kisah hidupnya saat berada di dalam pesawat menuju Jakarta.

Nyonya Kayla juga tidak menyangka jika keadaannya akan berakhir seperti ini." Ibu Kayla. Tolong urus perusahaanku untuk menunjuk sekertaris Valery sebagai CEO sementara perusahaan ku sampai mommy sembuh. Aku harus menemukan bayiku secepatnya. Aku harus kembali ke Amerika sekarang juga.

Tolong jaga perusaahan ku. Aku percaya padamu...!" ucap Rubby lalu beranjak keluar meninggalkan nyonya Kayla yang hanya mengangguk patuh karena urusan perusahaan ini juga berdasarkan rekomendasi nya.