NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

semuanya membuka mata dan mereka saling tatap satu sama lain. yang mereka lihat tadi adalah kejadian yang membuat wanita yang bersama mereka meninggal dunia dan bahkan semua itu adalah kisah dari anak laki-laki yang mereka tolong dari pembunuhan berantai.

"Andri" ucap mereka serempak

"itulah alasanku mengapa aku membawanya kemari" ucap Adam

"kamu kakaknya Andri...?" tanya El

"kalian tau adikku. apakah kalian teman-temannya. kalian tau dimana dia sekarang...?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut wanita itu

"dunia memang tidak sebesar daun kelor" ucap Vino

"iya, kami teman-temannya Andri" jawab El

"apakah kalian tau dimana dia tinggal sekarang. dia baik-baik saja kan, tidak ada yang menyakitinya kan...?"

mereka bingung harus menjawab apa. kalau dikatakan Andri baik-baik maka itu adalah kebohongan karena kenyataannya keadaan Andri sekarang sedang tidak baik-baik saja.

"emm, begini saja. kami akan membawamu untuk melihatnya" ucap El

binar kebahagiaan terpancar di mata wanita itu. meskipun adiknya itu tidak dapat melihatnya lagi tapi setidaknya Nadia bisa melihat Andri untuk melepas rindunya.

"kasian sekali nasib Andri. masih sangat muda tapi dia sudah yatim piatu" ucap Leo

"dan semua itu karena keserahakan tante dan suaminya. geram banget gue. pengen banget gue kasih bogem mentah ke wajah tuh bapak-bapak. udah tua, mesum lagi" timpal Vino dengan wajah kesal

"elu mau pukul bapak-bapak siapa...?"

mereka semua menoleh sumber suara. wajah binar bahagia terpancar di mata mereka.

"La, elu udah sadar...?" El menghampirinya. yang lainnya pun ikut mendekat

"dia siapa...?" tunjuk starla pada Nadia

"dia arwah yang kita lihat di toko bunga" jawab El

"haaah....cantik banget. beda dengan yang tadi, serem" starla tercengang melihat wujud asli Nadia. hantu itu hanya tersenyum

"cantikan kamu" Vino mencubit pelan hidung gadis itu

lagi dan lagi, starla terdiam dengan perlakuan Vino. ia tatap manik mata Vino tanpa berkedip sedikitpun.

"*halo El"

"iya"

"masuk yuk"

"nggak. aku lagi nunggu teman"

"anak cengeng itu. apa hebatnya sih dia. aku lebih cantik dari dia. ayo masuk bareng aku" gadis kecil itu menarik paksa tangan anak laki-laki itu

"El" panggil starla kecil menghampiri mereka

"ayo masuk" El memegang tangan starla kecil yang datang menghampiri mereka

"tadi itu siapa...?" tanya starla kecil

"nggak tau" jawab El

"dia cantik ya"

"cantikan kamu" El menarik hidung starla kecil dengan pelan*

"La, elu baik-baik saja...?" tanya Vino yang melihat starla tidak bergerak namun terus menatapnya

"La, helloooo....elu nggak kerasukan lagi kan" Vino menggerakkan tangannya di depan wajah starla

"La" El memegang tangan gadis itu

"ah iya. ada apa, kenapa...?" starla tersadar dari lamunannya

"elu yang kenapa. dari tadi bengong aja. ada apa sih...?" tanya Leo

"sudah ada bayangan, masih juga belum paham" ucap Adam tiba-tiba

"maksudnya...?" semuanya melihat ke arah hantu itu

"itu untuk dia" Adam menunjuk starla dengan matanya

"gue...kenapa gue...?" starla menunjuk dirinya sendiri

"hah, otak kamu emang minimalis. pusing aku. mending makan melati. kamu mau...?" Adam menyodorkan Melati ke arah Nadia

"tidak" jawab Nadia menggeleng

"oh baguslah. berarti ini semua aku punya" Adam memeluk kantung melatinya

"cih, sekalian tuh makan dengan kantung-kantungnya" cibir Vino

karena starla masih lemas, akhirnya ia dibiarkan untuk istrahat. Vino menemaninya itu permintaan gadis itu dan mau tidak mau Vino mengiyakan meskipun ia ingin sekali ke ruangan Andri bersama El dan lainnya.

"tumben elu nggak merengek mau ikut El. biasanya elu rebutan sama Adam" ucap Vino

"dia kan punya urusan. gue nggak mau jadi beban buat cowok yang gue suka" jawab starla

"hummm.... itu masih sakit nggak...?" Vino menunjuk pipi starla

"memangnya kenapa dengan pipiku...?" tanya gadis itu

"elu nggak ingat kejadian tadi...?"

"nggak. memangnya ada apa. yang gue ingat, gue ketakutan dengan hantu wanita tadi. terus selebihnya gue nggak ingat"

"apa orang kerasukan setelah sadar nggak ingat apa yang dia lakukan ya" gumam Vino

"kerasukan. siapa...?"

"elu. tadi itu elu kerasukan. wanita tadi merasuki mu. dia meminjam tubuhmu untuk menyakiti tantenya Andri dan suaminya"

"masa sih. gue kok nggak ingat apapun" starla sulit percaya

"itu berarti elu amnesia, sama kayak Adam"

"amnesia apanya. gue masih ingat elu juga"

"cie cie....jadi elu mikirin gue" goda Vino menaik turunkan alisnya

"mulai deh pdnya" cebik starla

"elu tidur gih. ini udah larut malam. sudah jam 12 malam" ucap Vino melihat jam tangannya

"gue tanya sesuatu boleh...?"

"apa...?" Vino menatap starla

(apa benar dia orangnya. tapi kan nama mereka beda. yang ini Vino sedangkan dia namanya El. sapu tangan itu juga ada sama El tapi dari sikap kenapa mengarah ke Vino) batin starla tanpa memulai pertanyaan

"La. ya elah...elu bengong lagi" Vino menyentil dahi starla

"aw...sakit tau" starla memeganggi dahinya

"abis elu melamun terus. mikirin apa sih...?

"nggak mikirin apa-apa"

"oh. terus elu mau tanya apa...?"

"emmm, gadis kecil yang jadi teman masa kecil mu di kota Y, namanya siapa...?"

Vino mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan gadis yang ada di depannya.

"kenapa nanya nama gadis itu...?"

"ah nggak, kalau nggak mau jawab nggak apa-apa" starla berbaring dan membelakangi Vino

(dia ini kenapa sih. hadeeeeh.... wanita memang sulit di tebak) batin Vino

cek lek

pintu terbuka. seorang remaja laki-laki terbaring pulas di ranjangnya. El dan yang lainnya mendekat ke arahnya.

"kenapa kita ke sini. katanya mau bertemu Andri...?" tanya Nadia

"orang yang kamu ingin lihat memang ada di sini. dia orangnya" tunjuk El ke arah Andri

"a-apa...?"

Nadia melayang perlahan mendekati sosok yang berbaring membelakangi mereka. saat tiba di depannya, Nadia dapat melihat dengan jelas wajah itu.

"dek" Nadia mulai berkaca-kaca

"kakak suruh kamu lari tapi kenapa kamu malah masuk di tempat ini" air matanya tumpah melihat kondisi adiknya

dengan pelan tangan dinginnya menyentuh wajah Andri yang penuh lebam dan luka. hatinya sangat teriris harus melihat tubuh adiknya yang ia sayang.

adik yang dulu sangat manja kini harus bertahan hidup di dunia yang kejam seorang diri.

"dek...ini kakak. hiks...hiks...kakak rindu Dede" Nadia memeluk tubuh Andri

siapapun yang melihat pasti akan menjatuhkan air mata. El dan Leo tidak sanggup menahan air mata mereka. untuk Adam, hantu itu hanya diam melihat tanpa bersuara.

"Dede harus kuat ya, Dede sudah besar. tidak boleh cengeng lagi karena tidak ada lagi tangan hangat yang akan merangkul Dede. kakak tidak bisa lagi menjaga Dede"

"cepat sembuh dedenya kakak" Nadia mencium lembut kening Andri

ia duduk di samping adiknya itu. tangannya mengelus lembut kepala Andri.

"apa yang terjadi dengan adikku...?" tanya Nadia

"jadi kejadiannya begini"

El mulai menceritakan kejadian yang dialami Andri beberapa minggu yang lalu. dimana dia hampir mati karena pembunuh itu. untungnya El dan lainnya datang tepat waktu dan membawanya ke rumah sakit.

"dan disinilah Andri berada sekarang" ucap El mengakhiri ceritanya

"semua gara-gara Tante Jumi dan om Aji. ingin sekali aku membunuh mereka" sorot mata Nadia menjadi tajam

"kami akan bantu sebisa kami" ucap Leo

"sejak pertama kita bertemu waktu itu, kalian dapat melihatku. aku yakin kalian dapat membantuku"

"kamu masih ingat dengan kami...?" tanya Leo

"tentu saja. karena dia" Nadia menunjuk Adam

"aku ingin sekali membongkar kebusukan mereka. kasian sekali Andri kalau harus terlunta-lunta di jalan tanpa rumah. aku ingin mengembalikan semuanya"

"kalau begitu kita mulai besok. setelah pulang sekolah, kita kembali ke toko itu" ucap El

"terimakasih. aku sangat berterimakasih" Nadia tersenyum dengan wajah pucatnya

"besok kan libur El, makanya kita nggak bawa baju seragam sekolah" timpal Leo

"ya ampun, sampai lupa gue" El menepuk jidatnya

"insomnia tuh" ejek Adam

"amnesia Bambang" cebik El

malam semakin larut. El, Leo dan Adam kembali ke kamar starla sedangkan Nadia, ia berada di kamar Andri untuk menjaga adiknya itu.

pagi harinya setelah sholat subuh, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum ke toko bunga ibu Jumi. starla sudah membaik, dia pun akan ikut bersama mereka.

"teman kamu sudah membaik El...?" tanya ayah Adnan di sela sarapan pagi mereka

"Alhamdulillah yah, sudah lebih membaik" jawab El

"kakak merhatiin teman mulu, Lana diabaikan terus" ucap Alana cemberut

"bukan gitu dek. kasian teman kakak udah nggak punya orang tua, dia nggak ada yang jaga" jawab El

"tapi kan setidaknya kakak jangan lupain Lana"

"ya nggak mungkin dong kakak lupa sama adik cantiknya kakak ini" El membelai lembut kepala Alana

"Bu, ayah akan keluar kota" ucap ayah Adnan

"kok tiba-tiba...?" tanya ibu Arini menatap ayah Adnan

"ayah keluar kota, ngapain...?" tanya El

El bertanya karena ayahnya itu tidak pernah ke luar kota. pekerjaan di toko tidak pernah menuntut untuk ke luar kota. ngapain keluar kota, itulah yang ada di kepala El.

"ayah ada pekerjaan di sana" jawab ayah Adnan

"pekerjaan. pekerjaan apa...?" tanya El penasaran

"teman ayah meminta bantuan dan lumayan upahnya besar jadi ayah mengambil kesempatan itu" jawab ayah Adnan

"tumben. biasanya ayah nggak pernah ambil pekerjaan sampai harus ke luar kota. memang sebutuh itu ya teman ayah sama ayah...?" tanya El lagi

"kalau bisa membantu, kenapa tidak nak. sudah jangan bertanya terus, habiskan sarapannya" jawab ayah Adnan

ibu Arini tentu tau maksud suaminya itu ke luar kota. itu sudah pasti karena tuntutan pekerjaan sebagai pimpinan perusahaan. memang seperti itu kan, memimpin sebuah perusahaan harus siap kemana saja untuk sebuah pekerjaan.

"ayah di temani kan...?" kali ini ibu Arini memegang tangan ayah Adnan

ayah Adnan tau kekhawatiran istrinya itu. dia tidak ingin ayah Adnan pergi seorang diri tanpa pengawal.

"iya" ayah Adnan tersenyum mengelus tangan istrinya

"Lana minta oleh-oleh boleh yah...?" tanya Alana.

"princess ayah mau oleh-oleh apa...?" kini ayah Adnan berbalik menatap Alana

"mau boneka beruang banyak-banyak" jawab Alana antusias

ayah Adnan terkekeh mendengar permintaan putrinya itu. Alana memang sangat suka boneka beruang.

"tentu saja boleh" ayah Adnan mengelus kepala Alana

"aku juga mau oleh-oleh om. minta melati banyak-banyak" ucap Adam yang sedang duduk di atas kompor gas melihat keluarga itu sarapan

El melirik hantu itu yang sedang memainkan kompor gas. ia senang sekali sepertinya melihat api di kompor itu.

"ayah berangkat dulu ya"

"hati-hati. kalau sudah sampai kabari ibu" ibu Arini mencium tangan ayah Adnan

"hati-hati yah" El dan Lana pun juga mencium tangan ayah Adnan

setelah ayah Adnan pergi, El masuk ke dalam kamarnya bersiap untuk bertemu dengan kawanannya menuju toko ibu Jumi.

"assalamualaikum"

"wa alaikumsalam. kak Leo" senyum gadis itu mengembang melihat siapa yang datang

"El mana Lana....?"

"ada di dalam. ayo masuk"

Leo masuk duduk di ruang tamu. ia telah menghubungi El terlebih dahulu bahwa ia akan menjemputnya.

"kabarmu gimana Lana...?"

"baik kak. kakak gimana...?"

"baik juga. kamu lama kakak nggak liat, makin cantik aja ya"

ucapan Leo membuat gadis itu tersenyum malu. rona di pipinya terlihat.

"berarti kemarin-kemarin Lana nggak cantik gitu...?" Alana sengaja cemberut untuk menghilangkan rasa malunya

"cantik kok. kamu tiap hari cantik. tetap cantik sampai gede ya...siapa tau kakak jatuh hati" goda Leo

kali ini Alana sungguh malu, ia terus tersenyum dan melihat ke arah lain.

"Lana udah gede kak"

"bagi kakak kamu masih kecil. jangan pacaran dulu ya" Leo mengelus kepala Alana

selang beberapa menit El datang bersama Adam.

"aku mencium aroma-aroma yang sedang kasmaran" ucap Adam menatap Leo dan Alana bergantian

"elu kali yang kasmaran. udah siap kan, yuk cabut" ajak Leo

mereka berpamitan kepada ibu Arini dan juga Alana. setelah itu, mereka meninggalkan rumah El dan menuju ke suatu tempat dimana yang lain sudah menunggu.

"gue sama elu ya El" ucap Alana

"iya" jawab El

tumben sekali El tidak menolak Alana untuk bonceng padanya dan tumben juga Adam tidak memberontak saat starla ingin bersama El. biasanya, mereka akan adu mulut dulu. El mengendarai motor Alana dan dia membonceng pemiliknya. Leo sendirian dan Vino bersama Adam.

30 menit mereka sampai di toko bunga milik ibu Jumi. lumayan ramai juga pengunjung. mereka menunggu pembeli pergi setelah itu baru mereka masuk ke dalam.

"kalian lagi, ngapain kemari" ucap pak Aji saat melihat El dan sahabatnya

"mau say hello pak...semalam kan kami nggak sempat dadadada sama bapak" jawab Vino asal

"kalian pasti mau datang merusak lagi ya, pergi sana. dan kamu... beraninya datang kemari setelah membuat istri saya celaka" tunjuk pak Aji kepada starla

"sini kamu" pak Aji berniat menarik tangan starla namun Vino menepisnya dengan kasar

"jangan kurang ajar ya pak" ucap Vino

"ada pak, kok ribut-ribut" ibu Jumi datang

"loh kalian" kaget ibu Jumi

"kamu" ibu Jumi yang melihat starla langsung memegang lehernya

"maaf pak, Bu kami menganggu...kami..."

belum selesai perkataan El, pak Aji sudah memotongnya.

"kalian memang pengganggu. anak-anak kurang ajar. saya bisa melaporkan kalian ke polisi atas perbuatan kalian tadi malam" ucap pak Aji marah

"harusnya bapak berterimakasih karena semalam kami membantu bapak menolong istri bapak. ini malah ngomel-ngomel" celetuk Vino

"mau apa kalian ke sini lagi. sepertinya bukan untuk membeli bunga" ucap ibu Jumi

"ada sesuatu yang ingin kami katakan" timpal El

"katakan saja, tidak usah basa-basi" ucap pak Aji dengan membentak

"ini soal.... Andri"

"a-apa...?"

1
Silvi Vicka Carolina
kepala bukan kelaparan
Silvi Vicka Carolina
kehabisan batrei ...mknya lemes
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Mey Ana: bagus ceritanya....seru....
total 1 replies
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!