mampir mampir mampir
“Mari kita berpisah,”
“Mas rasa pernikahan kita sudah tidak bisa di pertahankan, mungkin ini memang salah mas karena terlalu berekspektasi tinggi dalam pernikahan ini.” Lirih Aaron sambil menyerahkan sesuatu dari sakunya.
Zevanya melakukan kesalahan yang amat fatal, yang mana membuat sang suami memilih untuk melepasnya.
Namun, siapa sangka. Setelah sang suami memutuskan untuk berpisah, Zevanya di nyatakan hamil. Namun, terlambat. Suaminya sudah pergi dan tak lagi kembali.
Bagaimana kisahnya? jadikah mereka bercerai? atau justru kembali rujuk?
Baca yuk baca!!
Ingat! cerita hanya karangan author, fiktif. Cerita yang di buat, bukan kenyataan!!
Bijaklah dalam membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa kamu khawatir?
Aaron mengusap hidungnya, dia menetralkan degup jantungnya saat baru saja dirinya mengakui Zeva.
"Ehm ma-maksudnya itu ... setiap suami kan gak rela istrinya di sentuh sama laki-laki lain, termasuk Aaron. Aaron kalau jadi suaminya juga gak rela, pasti su-suami Zeva juga gak akan rela saat abang sentuh. Gitu maksudnya."
Aaron menatap kakaknya yang masih menatapnya penuh dengan kecurigaan, hingga mereka harus mengakhiri kecurigaan itu lantaran dokter yang di hubungi oleh Adinda sudah datang. Kebetulan, rumah dokter itu berada di dekat kediaman Smith.
"Bagaimana dok? Sedari tadi pagi dia mengeluh perutnya sakit, jadi saya khawatir." Tanya Adinda setelah Dokter Wendy memeriksa Zeva.
"Hanya asam lambung, mungkin dia telat makan. Usahakan untuk makan tepat waktu," ujar dokter.
Adinda mengangguk pelan, dia menerima resep yang dokter berikan. Sedangkan para pria, menunggu di luar selama Zeva di periksa.
"Kenapa kamu terlihat begitu khawatir?" Tanya Jacob dengan tatapan penuh curiga pada adik tirinya.
"Hanya kasihan saja," ujar Aaron dengan santai.
Cklek!
Atensi keduanya teralihkan saat pintu terbuka, ternyata Dokter Wendy dan Adinda keluar dari kamar.
"Bagaimana?" Tanya JAcob.
"Asam lambung," ujar Adinda membuat Jacob bernafas lega. Tidak dengan Aaron, yang terdiam karena melupakan sesuatu.
"Bagaimana aku bisa lupa, jika Zeva memiliki magh. Dia tidak akan betah menahan lapar, pantas saja perutnya sakit." Batin Aaron.
Jacob mengantar dokter Wendy keluar, sementara Adinda pergi ke kamar si kembar menggantikan tugas Zeva sampai wanita itu sembuh.
Aaron masih berdiri di depan pintu kamar Zeva, dia ingin sekali masuk. Entah mengapa dirinya ingin berada di sisi Zeva ketika wanita itu tengah sakit seperti ini.
"Ada apa denganku? kenapa aku selalu peduli? Lagian dia sudah mengkhianatiku bukan? Seharusnya aku membencinya." Hati dan pikiran Aaron tidak sejalan, jadi ini lah yang terjadi.
***
Malam hari, di ruang keluarga. Semuanya mengadakan acara berkumpul bersama setelah makan malam, hanya agar semua anggota berkumpul dan saling mengobrol.
"Apa Zeva sudah sembuh Din? mommy belum sempat melihatnya." Tanya Laras pada menantunya yang asik menyuapi suaminya buah.
"Sudah mom, dia bilang perutnya sudah tidak sakit. Memang karena telat makan aja," ujar Adinda dan kembali menyuapkan suaminya buah.
Aaron berdecak sinis saat melihat abang dan kakak iparnya mengumbar kemesraan, dimana Jacob selonjoran di sofa dengan kepalanya yang berada di pangkuan istrinya. Tangannya asik bermain game, sesekali dia membuka mulut saat istrinya menyuapinya buah.
"Kenapa uncle pelelok daddy Alil? cilik yah? kalna nda ada yang cuapin? kaciaaaannn deh." Ledek Ariel mengamati kesinisan Aaron pada Jacob.
"Heh, anak kurang ...,"
"Dia tuh ngomong fakta bang! FAKTA!" Tekan Raihan.
Ingin sekali Aaron menabok Raihan dengan sandal rumahnya, melihat tampang tengil adiknya itu membuat Aaron terbakar emosi.
"Bang! anakmu jangan sering di biarkan main sama dia, jadi ketularan gak sopannya." Adu Aaron.
"Hais, sudah jangan ribut! kalian berdua ribut saja terus. Lagian kamu Aaron, sampai kapan sendiri terus? malu sama umur, mau nikah umur berapa? nanti saat orang seumuran kamu punya cucu, kamu baru on proses. Gimana sih?!"
Lagi-lagi, Aaron yang terkena getahnya. Kenapa harus dia yang di bahas? kenapa tidak bahas Raihan saja? dirinya juga lelah di suruh menikah terus.
"Aaron, mamah tuh udah tua. Kamu gak kasihan sama mamah nak? mamah sedih kalau ketemu sama teman-teman mamah yang selalu mempertanyakan soal kamu yang belum nikah-nikah juga," ujar Laras dengan tatakan sedihnya.
"Begini saja, perjodohan Aaron dengan keluarga Rafassya. Di lanjutkan saja." Ujar Haikal menyambung ucapan istrinya.
"APA?! ENGGAK YA! AKU ENGGAK MAU!!" Tolak Aaron.
Laras dan suaminya memang berencana menjodohkan Aaron dengan putri keluarga Rafassya. Wanita berumur 25 tahun, dia cantik dan cerdas. Berprofesi sebagai seorang dokter membuat Laras sangat kagum padanya.
"Sofia itu cantik, udah gitu seorang dokter lagi. Kamu bakalan cocok sama dia, mamah juga pernah kok ketemu sama anaknya. Dia baik, anggun, sopan pula. Gak ada kurang nya kalau mamah liat,"
"Tuh bang! Udah dokter, cantik lagi. Kalau aku jadi abang, autho terima deh tanpa pikir ulang. Sat set, takut keduluan orang." Sahut Raihan.
Aaron memutar bola matanya malas, pembahasan seperti ini tidak asing lagi baginya. Aaron tak begitu merasa tertarik dengan wanita manapun yang sudah di jodohkan oleh orang tuanya.
"Aaron gak suka di jodohin!" Sentak Aaron dan berlalu pergi ke kamarnya.
"Mas!" Adu Laras pada sang suami.
Haikal mengangguk, mengerti apa yang di rasakan oleh sang istri. Hanya Aaron lah yang susah di bujuk dengan banyak wanita, bahkan Haikal sempat berpikir jika putra sambungnya itu tidak seperti kebanyakan pria.
"Biarkan, biarkan saja dulu. Nanti, ada saatnya dia mau menerima wanita yang di jodohkan olehmu." Haikal memang jadi penenang bagi Laras, maka dari itu Laras sangat mencintainya.
Raihan beralih duduk di samping Laras, dia mengalungkan tangannya pada lengan sang ibu. Laras yang merasa aneh dengan sikap si bungsu pun mengerutkan keningnya curiga.
"Ngapain kamu?"
Raihan mendongakkan kepalanya sejenak dan kembali menduselkan wajahnya pada lengan sang mommy.
"Raihan cuman mau peluk mommy, emang salah?" Balas Raihan.
"Gak biasanya kamu peluk-peluk mommy kalau enggak ada maunya." Sinis Laras.
Raihan pun akhirnya terkekeh, terlepas sudah sikap manisnya tadi. Dia melepaskan rangkulannya pada lengan Laras, dan mulai berbicara serius tentang tujuannya tadi.
"Hehe, mommy tau aja." CIcit Raihan.
"Kenapa?!" Belum juga Raihan meminta, Laras sudah memasang wajah judes. Nyali Raihan pun menjadi menciut.
"Itu ... itu .... ehm apa ya ...." Raihan menjadi gugup saat Laras menatapnya dengan tatapan elang.
"Itu itu apa? yang jelas ngomongnya!" Sentak Laras.
"Mom." Tegur Haikal sembari mengelus bahu istrinya.
Raihan menggaruk pipinya, dia melirik sekilas abangnya yang masih pw dengan posisinya. Berharap sang abang melihatnya dan membantunya.
Si kembar pun acuh tak acuh pada om nya itu, mereka asik menonton tayangan anak-anak di layar persegi.
"Itu, kan sekolah ngadain acara peduli kasih untuk anak yatim. Dan Raihan di unjuk buat ikut karena jadi perwakilan kelas ke sana, gimana mom? boleh yah, nanti Raihan ...."
"Enggak!"
"MOOMMM!!" Rengek Raihan.
"Sebentar doang! sebentaaaaar doang! cuman tiga hari, lagian deket ini."
Raihan sudah seperti cacing kepanasan, seperti kebanyakan anak ketika tidak di izinkan pergi oleh orang tua mereka.
"Enggak ya tetep enggak!" Kekeuh Karas.
"Dih! abang di bolehin ke Bali, masa aku yang deket doang enggak." Ambek Raihan.
Laras menghela nafas sabar, begini lah nasib memiliki anak lelaki semua. Jarang di rumah dan sering bepergian. Laras sebenarnya ingin anak-anaknya di rumah, dia sering merasa khawatir ketika putranya tidak pulang.
"Memangnya acaranya dimana?" Tanya Laras mulai melunak.
Seketika mata Raihan menjadi berbinar, raut wajahnya menjadi cerah. Haikal yang melihat ekspresi putranya hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Ada saja tingkah putranya yang satu itu, bahkan dia sendiri bingung dari mana sikap putranya itu berasal.
"Acaranya deket kok mom, cuman di Bandung."
"BANDUNG? EALAH BOCAH GEND3NG! DEKET DENGKULMU! KAMU KIRA JAKARTA-BANDUNG ITU TETANGGA LIMA LANGKAH HAH?!"
Siapa nih yang kayak Raihan? baikin emak kalau lagi ada maunya🤭 gak di izinin ngerengek sampai dapet izin🤣 hayoo ngaku kalian🤭
Masih lanjut nih? Like dan komen dulu yuk😘 alur akan semakin seru karena sebentar lagi ....
lucu banget daah...
syedih nih kayanya..
perlu bawa kanebo kering gak yaaaah
K E R E N !!!!