Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 Mematahkan Kesombongan Qi Xu
"Oh, iya, Kak, aku ingin pergi," ungkap Erlang Shen.
Keinginan Erlang Shen itu membuat saudara-saudaranya menunduk untuk sesaat. Kemudian mereka mengangguk, tanda jika mereka mengiyakan keinginan Erlang Shen.
"Jaga dirimu baik-baik," ucap Erlang Yun.
"Pasti dong, Kak." Erlang Shen menimpali sembari tersenyum lebar.
Erlang Shen melesat meninggalkan klan. Setelah cukup jauh, ia langsung berteleportasi ke tempat terakhir ia berada sebelum dipaksa untuk pulang oleh Erlang Chang. Erlang Shen melesat dengan sangat cepat.
Saat matahari terbit keesokan harinya, Erlang Shen tiba di sebuah kota. Aura yang familiar membuat Erlang Shen memutuskan untuk singgah di kota tersebut.
"Aura ini ...." Erlang Shen memperhatikan sekelilingnya sembari mencari sumber dari aura yang ia rasakan, tapi sumber aura tersebut tidak dapat ia temukan.
"Sekilas auranya mirip dengan aura dewa perang," batin Erlang Shen.
Erlang Shen memasuki kota. Aura yang sebelumnya ia rasakan sudah menghilang. Hal itu membuatnya kebingungan. Erlang Shen menggunakan kekuatan jiwanya untuk mendeteksi keberadaan dari aura itu, tapi tak ia temukan. Aura itu seakan-akan menghilang dalam sekejap.
"Minggir!" Pinta seseorang kepada Erlang Shen.
"Apakah kau tuli?" tanya wanita itu.
"Jalanannya luas, jadi, aku tidak perlu minggir, kan?" Erlang Shen balik bertanya.
"Sialan." Wanita itu turun dari kudanya lalu Ia menyerang Erlang Shen.
Boooommmmm
Wanita itu terpental dan menghantam kudanya sendiri. hantaman yang keras itu membuat kuda tersebut langsung berlari. Wanita yang sebelumnya terjatuh keatas kudanya sendiri terjatuh dan ditendang oleh kuda tersebut dengan keras.
"Itu adalah karma dari kesombonganmu." Erlang Shen meninggalkan wanita tersebut. Sepanjang perjalanan, ia menggunakan kekuatan jiwanya untuk mencari sumber dari aura yang sebelumnya ia rasakan. Karena itulah, ia jalan-jalan di kota tanpa tujuan.
"Aura itu benar-benar menghilang." Erlang Shen akhirnya berhenti mencari sumber aura tersebut. Ia berbelok ke restoran untuk mengisi perutnya.
Saat sedang makan, aura yang sebelumnya kembali dirasakan oleh Erlang Shen. Erlang Shen langsung menghentikan makannya dan meletakkan beberapa 5 koin emas diatas meja, kemudian ia menghilang. Erlang Shen muncul di salah satu atap bangunan. Dari sana, ia melesat menuju ke pinggiran kota. Di sana, aura dewa perang makin kuat.
Tak beberapa lama kemudian, Erlang Shen tiba ditempat tujuannya. Anehnya, aura itu tiba-tiba saja menghilang. Hal itu membuat Erlang Shen kebingungan. Ia mencari-cari di wilayah tersebut, tapi sumber aura tersebut tak ia temukan.
"Jiwa dewa perang sudah menyatu denganku, tidak mungkin dia bereinkarnasi," gumam Erlang Shen.
Karena tak menemukan apapun, Erlang Shen kembali ke pusat kota. Sesaat setelah ia pergi, sebuah bola energi berwarna biru kemerahan melesat ke pusat kota. Bola energi itu memasuki tubuh seorang pemuda yang sedang sekarat. sisa-sisa dari warisan dewa perang menyatu dengan pemuda sekarat itu. Luka yang ada di sekujur tubuh pemuda itu sembuh seketika.
******
Erlang Shen melesat meninggalkan kota. Sepanjang perjalanan, ia masih memikirkan aura dewa perang yang dirasakannya.
"Apakah aura itu berasal dari sisa-sisa kekuatan dewa perang?" tanya Erlang Shen dalam hati.
"Kalau benar, itu artinya sisa-sisa kekuatan itu menyimpan dendam dan ambisi dewa perang." Erlang Shen bermonolog sembari terus melesat.
Setelah melesat selama beberapa hari, Erlang Shen akhirnya tiba di serikat alkemis. Tujuannya kesana adalah untuk mengambil api suci yang tersegel di sana. Untuk mengambil api suci itu, ia harus melewati penjagaan yang sangat ketat.
"Dari ingatan dewa suci, seharusnya api itu ada di sini." Erlang Shen bermonolog sembari memperhatikan bangunan besar yang ada di hadapannya. Bangunan itu adalah paviliun Serikat Alkemis
Erlang Shen memasuki Paviliun. Dua penjaga langsung menyilangkan tombak. Erlang Shen menghentikan langkahnya, karena jika ia masuk, maka ribuan orang akan memburunya.
"Tunjukkan lencana pengenalmu!" pinta salah seorang penjaga pintu.
"Aku tidak membawa lencana apapun," jawab Erlang Shen.
"Kalau begitu silahkan pergi. Serikat Alkemis tidak menerima tamu seorang tanpa identitas," ujar penjaga itu.
"Keputusan yang tepat paman! Orang tanpa identitas berarti adalah sampah terbuang," jelas seorang pemuda.
"Sampah tanpa identitas. Perkenalkan namaku Qi Xu, pewaris alkemis agung Yu Qiang," ucap Qi Xu dengan sombongnya.
"Oh." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Erlang Shen.
"Kau pasti berasal dari klan pinggiran. Aku yakin kau hanya mengetahui alkemis bintang 3 saja. Oh, iya, aku lupa memberitahumu, aku adalah alkemis bintang 5, dan aku adalah jenius alkemis termuda di kekaisaran Tang," jelas Qi Xu.
"Hanya Alkemis bintang 5, kukira kau Raja Alkemis," timpal Erlang Shen.
Ucapan Erlang Shen membuat Qi Xu diam mematung. Wajahnya merah padam karena menahan amarah. Meski begitu, ia tetap menyembunyikan amarahnya.
"Hei sampah! Aku menantangmu menyuling pil tingkat 5. Jika kau menang, maka aku bersujud padamu dan memotong kedua tanganku." Qi Xu menantang Erlang Shen. Ia mengira jika Erlang Shen tidak tahu apa-apa tentang alkemis.
"Satu lagi, jika kau menang, maka aku akan menghancurkan kultivasiku," lanjutnya.
"Kamu yakin?" tanya Erlang Shen kepada Qi Xu. Ia ingin memastikan jika Qi Xu benar-benar serius dengan ucapannya barusan.
"Kalau kau yang kalah, maka kau harus menjadi budakku." Qi Xu menunjuk Erlang Shen menggunakan pedangnya sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Kuharap kau memegang ucapanmu." Erlang Shen menimpali.
"Sebelum aku mempermalukanmu, lebih baik kau mengaku kalah menjadi budakku," ucap Qi Xu.
"Daripada kau mengoceh tidak jelas, lebih baik kita menyuling pil sekarang!" pinta Erlang Shen.
"Ikut denganku!" pinta Qi Xu.
Erlang Shen mengikuti Qi Xu. Qi Xu membawa Erlang Shen ke tempat berlatih para alkemis muda serikat alkemis. Para alkemis muda yang ada di sana langsung menghentikan latihannya dan memberi hormat kepada Qi Xu.
"Saksikanlah kehebatan jenius ini menyuling pil," ucap Qi Xu.
"Tidak usah basa-basi, langsung menyuling pil saja," kesal Erlang Shen.
"Lihat baik-baik." Qi Xu mengeluarkan sebuah tungku. Setelah membersihkan herbal yang dia siapkan, Qi Xu langsung memasukkan ke dalam tungku dan mulai meleburkannya.
"Terlalu lama!" Erlang Shen menyuling pil tanpa menggunakan tungku. Para alkemis muda yang ada di sana menertawakan Erlang Shen yang mereka anggap bodoh.
"Lihat si bodoh itu! Sepertinya dia membuang-buang herbal saja," ucap seorang alkemis muda.
Erlang Shen tak mempedulikan ejekan orang-orang. Dia melebur herbal yang ada di dalam kobaran api dan mengubahnya menjadi pil sebesar kepalan tangan bayi.
Swuuuussss
Aroma obat menyebar ke seluruh tempat latihan para alkemis. Aroma obat itu berasal dari pil yang dibuat oleh Erlang Shen. Bukan hanya sebutir pil, melainkan ada 100 butir tingkat 5 kualitas sempurna.
Qi Xu yang baru memadatkan cairan herbal langsung menghentikan proses pemadatan pil. Mulutnya terbuka lebar saat melihat 100 butir pil melayang di hadapan Shen Long.
"Kau kalah! Sekarang, potong kedua tanganmu dan hancurkan kultivasimu!" pinta Erlang Shen.
"A-apa maksdumu?" tanya Qi Xu.
"Seingatku, tadi kau mengatakan akan memotong tangan serta menghancurkan kultivasimu jika aku memang dalam taruhan menyuling pil. Selain itu, kau juga bilang akan kalau aku menang, maka kau akan bersujud di hadapanku," jelas Erlang Shen.
"Cih, jangan mengada-ada, sampah! Aku tidak pernah mengatakan itu. Seharusnya, kaulah yang berlutut dan memotong kedua tanganmu itu," bantah Qi Xu.
"Kalau tidak mau, maka aku sendiri yang akan melakukannya." Erlang Shen mengeluarkan sebilah belati. Erlang Shen menyeringai, sembari memperhatikan Qi Xu yang sudah gemetar karena ketakutan.