Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.
Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.
Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.
Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Aris tersenyum ,mendengar perbuatan mulia yang sebelum nya telah Annisa lakukan dan melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah sakit.
"Sekalian cek dede yah sayang?"
Aris mengajak Intan untuk sekalian cek kondisi kehamilan nya ,selagi mereka ada di rumah sakit yang terkenal dengan kehebatan para dokternya.
"hah?"
Annisa yang mendengar ucapan Aris langsung beraksi bingung .
"anu dek, kita mau sekalian periksa kesehatan"
Jawab Intan yang melihat Aris bingung tak bisa menjawab , untung nya Annisa mengangguk mengerti.
"Yasudah kalau kalian mau periksa kesehatan, aku mau ke lantai dua , Farhan di rawat di samping ruangan papa dulu itu loh kak "
Setelah mereka sampai , Annisa pamit untuk langsung ke lantai dua ,menuju ke ruangan rawat Farhan, sementara Aris dan Intan mendaftar untuk periksa di bagian dokter kandungan.
"Assalamu'alaikum Farhan!"
Annisa memasuki ruangan Farhan, dilihatnya Farhan yang terbaring lemas dengan alat medis yang menempel di tubuh nya.
" Waalaikumsalam , Loh Ica ! kamu kok ada disini ? "
Farhan kaget sekaligus senang dengan kehadiran Annisa, Annisa yang melihat kondisi Farhan seperti itu merasa sangat khawatir ,minggu lalu saat Annisa pamit untuk pergi mondok , Farhan masih bisa berjalan - jalan, namun kini Farhan hanya bisa terbaring di ranjang nya.
"Farhan? kamu kenapa kok bisa seperti ini"
Annisa mendudukkan diri nya di kursi yang ada di samping ranjang Farhan, Annisa memegang tangan Farhan yang terasa sangat dingin.
Farhan tersenyum dan melirik Annisa , ia sama sekali tak bisa bangun atau bergerak bebas , karena kondisi kesehatan nya yang benar - benar drop.
"Sudah beberapa hari , kondisi ku menurun , aku harus secepatnya transplantasi jantung ,tapi sampai saat ini belum ada donor yang cocok "
Annisa merasa iba ,mendengar cerita Farhan , ia tak kuasa menahan air matanya , Farhan adalah satu - satu nya orang yang Annisa percaya dan selalu mendengarkan cerita Annisa dengan baik , Annisa yang sudah merasakan jatuh cinta , rupanya sudah lama menaruh perasaan cintanya kepada Farhan.
"jangan nangis Ica , aku pasti dapat donor yang cocok terus bisa operasi secepatnya dan sembuh"
Farhan mengusap pipi Annisa untuk menghapus air mata yang menetes, Farhan tak pernah berpikir negatif , apapun kondisinya ia selalu berpikir positif, agar tubuh nya tak menderita.
"Aamiin"
Annisa mengaminkan doa dan harapan Farhan, Annisa tak mau kehilangan Farhan.
"Assalamu'alaikum"
Dokter Adi, dokter yang menangani Farhan memasuki ruangan.
"Wa'alaikumsalam"
Farhan dan Annisa membalas salam dari dokter yang terlihat sangat ramah itu, Annisa berdiri menyambut kehadiran dokter Adi.
"Farhan , kita sudah dapat donor yang sangat cocok , Orang itu rela jantung nya di donor kan karena beliau mengidap penyakit yang tak bisa disembuhkan, besok pagi kita harus secepatnya melakukan operasi cangkok jantung , saya sudah sangat khawatir dengan kondisi kamu "
Baru saja Annisa meng-aminkan doa Farhan , beberapa detik setelah itu doa mereka terkabul , Annisa tersenyum senang , begitupun dengan Farhan.
"maaf Annisa , bisa ikut saya keluar sebentar?"
Dokter Adi , sudah sering melihat Annisa menjenguk Farhan sejak lama , dokter Adi tak pernah melihat siapapun lagi selain Annisa, bibi dan paman Farhan yang sibuk bekerja sudah tak pernah datang lagi .
"baik dokter, Farhan tunggu sebentar yah"
Annisa mengikuti dokter Adi keluar ruangan.
"sepertinya kamu sangat dekat dengan Farhan, tolong jangan buat Farhan khawatir dan temani dia sampai besok , jantung nya sudah benar - benar lemah, kita tak bisa membiarkan Farhan khawatir , bersedih ataupun merasa kan perasaan yang tak nyaman sebelum operasi besok "
Dokter Adi memberi tahu Annisa , bahwa Farhan harus tetap merasa bahagia , tenang dan juga nyaman.
"baik dokter ,saya akan memastikan Farhan selalu bahagia "
Annisa menyanggupi permintaan dari dokter Adi.
"Terimakasih Annisa , saya izin untuk memeriksa pasien yang lain "
"silahkan dokter"
dokter Adi meninggalkan Annisa , Annisa sedikit berpikir ,besok pagi ia harus segera pulang ke pesantren, namun kondisi Farhan membuat Annisa ingin mengundur kepergian nya ke pesantren.
Setelah mendengar apa yang di perintahkan dokter Adi , Annisa yakin Farhan akan bersedih jika tak ada yang menemani nya hingga operasi besok.
Annisa memasuki ruangan Farhan yang kembali, ia menemani Farhan mengobrol , Farhan tak boleh makan dan minum sampai operasi besok,jadi Annisa selalu menghibur Farhan dengan menceritakan pengalaman nya di pesantren agar Farhan mengalihkan rasa laparnya.
..
"Sejauh ini kondisi janin di dalam kandungan ibu Intan sangat baik dan tak ada hal yang perlu di khawatirkan ,hanya saja ibu harus makan dengan teratur dan olahraga ringan juga yah"
Aris dan Intan dengan antusias mendengarkan penjelasan dari dokter ,setelah melakukan usg Aris dan Intan di berikan penjelasan tentang kondisi janin dalam kandungan Intan.
"terimakasih dokter "
Aris dan Intan sangat senang ,karena kondisi janin nya yang sehat dan tak ada yang perlu di khawatirkan.
Aris dan Intan meninggalkan ruang pemeriksaan dan menunggu Annisa di lobi ,keduanya tak henti memandangi foto usg.
"Kalau dia cowok pasti ganteng kayak aku kan ? " ujar Aris , Intan tertawa dan mencubit gemas pipi Aris.
"kalau cewek, nanti juga cantik tapi mirip aku juga" tambah Aris yang rupanya sedang menggoda Intan, Intan yang kesal dengan kejahilan Aris mencubit pipi Aris lebih kencang keduanya tertawa bahagia ,membuat beberapa orang di sana iri dengan kebahagian mereka berdua.
..
"Farhan ,aku pamit pulang dulu yah , belum mandi nih,nanti sore aku datang lagi "
Annisa pamit untuk pulang, sebenar nya ia masih ingin berada disini, namun Annisa harus membicarakan sesuatu dengan Ustadzah Halimah.
"baiklah , hati - hati di jalan yah, kamu sama siapa datang kesini?" ujar Farhan seraya bertanya khawatir Annisa datang sendirian.
"sama kak Aris dan istrinya , mereka lagi berobat dibawah"
Annisa sudah menceritakan tentang Aris yang menikah, Farhan mengangguk ,senang karena Annisa tak sendirian.
..
Annisa tersenyum kala ia melihat Aris dan Intan yang sedang asyik bercanda , Annisa melihat Intan tengah memegang sebuah kertas , mungkin hasil pemeriksaan kesehatan mereka pikir Annisa , Annisa berlari kecil menghampiri Aris dan Intan.
"Hai kakak - kakak ku !"
Aris dan Intan cukup terkejut dengan kehadiran Annisa yang tak mereka sadari, Aris dan Intan terburu - buru untuk berdiri ,namun sial foto hasil usg bayi mereka terjatuh tepat di bawah kaki Annisa.
"eh apa ini kak?"
Annisa membungkukan tubuh nya ,berniat untuk mengambil foto yang terjatuh itu.
"bukan nya ini bayi? "
Annisa bertanya dengan ekspresi nya yang bingung, ia bertanya - tanya ,mengapa Aris dan intan membawa foto hasil usg tersebut.
" eh anu ca ,itu "
Aris menggaruk kepalanya walau tak gatal, mencoba tenang dan memikirkan jawaban.
"ini bayi kak Anton?"
Annisa berasumsi sendiri , ia sama sekali tak curiga dengan Aris dan Intan , Annisa justru menganggap itu adalah foto usg milik Anton dan Mirna.
"Emm, iya Ca ! "
Aris terpaksa berbohong , ia masih belum siap ,dan tak tahu harus bagaimana menceritakan semua nya kepada Annisa , disisi lain , Aris juga tak ingin adik perempuan nya itu merasa kecewa dan takut Annisa akan membencinya jika ia memberitahu Annisa.
Intan mengangguk untuk mendukung alasan Aris , Intan tak ingin berbohong , namun Intan akan ikut apapun rencana Aris.
"yaudah pulang yuk"
Aris mengambil foto itu dari Annisa ,lalu memberikan nya kepada Intan, dan mereka pun berjalan bersama menuju mobil untuk pulang.
"kalian ingin cepet punya anak kayak kak Anton dan kak Mirna kan?"
Intan dan Aris mengangguk dengan canggung, sementara Annisa justru senang, ia membayangkan akan memiliki keponakan dari Anton dan Aris.