SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menjalankan rencana.
Setelah selesai sarapan paginya, Syafira dan Alfaro pun berangkat ke caffe untuk mengantarkan Syafira bekerja.
"Kamu masih ingat kan rencana kita sayang?" Tanya Alfaro memastikan karna kini mobil mereka sudah terparkir di parkiran caffe.
"Masih kak, kakak tenang aja." Jawab Syafira mantap.
"Hmm, sepertinya kamu harus mengganti panggilan kamu ke aku sayang," ucap Alfaro sembari mengelus pipi lembut Syafira.
"Emang kenapa kak?" Tanya Syafira yang merasa bingung.
"Karna aku itu kekasih kamu, bukan kakak kamu" jawab Alfaro sembari tersenyum manis menatap Syafira.
"Terus apa salahnya?, aku gak faham kak" ucap Syafira sambil mengedipkan matanya beberapa kali karna masih tak mengerti.
"Aku gak mau orang lain ngiranya kita saudara, bukan kekasih" ucap Alfaro menjelaskan.
"Emmm.... Baiklah, aku akan menggatinya" ucap Syafira sambil tersenyum mengerti.
"Kamu akan panggil aku apa hmm?" Tanya Alfaro sangat antusias.
"Emm... Om!" Jawab Syafira sengaja membuat Alfaro kesal sambil tersenyum meledek.
Dan benar saja, wajah Alfaro yang awalnya tersenyum antusias Karna Syafira akan menggati panggilannya, namun seketika berubah lesu dan kusut saat mendengar Syafira menggatinya dengan panggilan om itu.
Alfaro langsung melipat tangannya di dada dan memalingkan wajahnya ke samping, menunjukan bahwa iya sedang kesal dan marah pada Syafira.
Syafira yang melihat itu malah tersenyum gemas melihat Alfaro yang sepertinya sedang ngambek padanya, dia di buat semakin gemas saat melihat wajah Alfaro yang sedang ngambek dari samping.
"Ish jangan ngambek gitu dong, hey... Hey....udah dong... Aku cuma becanda tau." Ucap Syafira sembari menggoyangkan tangan Alfaro, sesekali ia mencolek colek pipi Alfaro dengan telunjuknya, sungguh Syafira sangat gemas dengan tingkah Alfaro yang sedang ngambek itu.
Alfaro tak menghiraukan bujukan Syafira, dia masih diam seribu bahasa dan tak menoleh sedikitpun pada Syafira.
"Udah dong ngambeknya, jangan lama lama." Bujuk Syafira sembari bergelayut manja di tangan Alfaro. Namun Alfaro masih tak menghiraukan bujukan itu.
Cup...
"Sayang udah yang ngambeknya," ucap Syafira dengan nada manja setelah mengecup pipi Alfaro.
"Sebelah lagi belum" ucap Alfaro sembari menunjuk pipi kanannya yang belum tercium oleh Syafira. Dia menutupi senyumnya agar tak terlihat oleh Syafira bahwa iya sangat senang karna sudah di panggil sayang.
Syafira tersenyum melihat tingkah Alfaro yang mudah sekali ia luluhkan di saat ngambek. Dengan segera Syafira mengecup pipi Alfaro sekali lagi.
Cup...
"Sudah, jangan marah lagi yah" ucap Syafira sembari tersenyum manis menatap Alfaro. Alfaro hanya mengangguk dan tersenyum manis menatap Syafira sebagai jawaban.
"Jangan rubah lagi yah panggilan sayangnya, aku suka kamu panggil aku seperti itu." Ucap Alfaro sembari tersenyum menatap Syafira.
"Iya, sayang!. Yasudah aku masuk dulu buat kerja yah," pamit Syafira.
"Yaudah, jangan lupa pakai masker ini yah dan jangan pernah kamu lepas hati ini" ucap Alfaro sembari menyodorkan masker hitam kepada Syafira.
"Iya sayang" ucap Syafira mengangguk faham.
Cup...
Satu kecupan melayang tepat di dahi Syafira, setelah itu Syafira langsung keluar mobil dan berjalan menuju pintu masuk caffe. Saat Syafira berjalan melewati pos scurity, seperti biasa Syafira akan ditanya oleh scurity yang pertama ia jumpa saat ingin bekerja di sini.
"Selamat pagi non!... Tumben pake masker, lagi sakit apa gimana non!." Tanya scurity itu bertanya dengan halus.
"Pagi juga pak Komar.... Iya nih pak, lagi flu." Jawab Syafira dengan lembut dan kembali melanjutkan jalannya memasuki caffe.
Setalah mamastikan Syafira sudah masuk kedalam caffe, Alfaro pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantor.
Sedangkan Syafira, setelah memasuki caffe ai langsung mencari Raniya untuk mengintrogasinya, ia ingin mendapatkan penjelasan langsung dari Raniya.
Setalah bertemu dengan Raniya, Syafira langsung menarik dan membawa Raniya ke ruang ganti wanita, tak lupa ia juga mengunci pintu ruangan tersebut.
"Sekarang kamu harus jelasin semuanya sama aku Ran!" Ucap Syafira sambil menatap tajam kepada raniya.
"Je–jelasih apa dulu, lagian gak perlu liat gua kaya gitu kali" ucap Raniya yang merasa sedikit ketakutan dengan tatapan Syafira.
"Sekarang kamu jelasin semuanya ke aku tentang kamu dan kak Rian, terus hubungan kak Rian sama tuan Alfaro!" Ucap Syafira memcerca Raniya dengan beberapa pertanyaan.
"Iya iya gua jelasin, gua itu saudara angkat kak Rian, kak Rian itu anak buah tuan Alfaro yang paling di percaya, lagian lu ngapain pake panggil tuan Alfaro pake kakak segala di hadapan gua, emangnya gua kaga tau gitu." Ucap Raniya sambil memutar bola matanya malas.
"Hah!, jadi kamu..." Ucap Syafira terkejut sambil menunjuk Raniya.
"Iya gua tau semua, kak Rian sudah bilang ke gua, cuman gua pura pura gak tau aja." Ucap Raniya mengatakan semuanya dengan jujur.
Mereka pun terus berbincang di ruang tersebut untuk saling jujur satu sama lain dan mengetahui satu sama lain. Sedangkan di tempat lain Alfaro yang sudah tiba di kantornya pun langsung pergi ke ruangannya. Setelah berapa saat dia sampai di ruangannya, Leon pun masuk di temani Rian di belakangnya.
"Selamat pagi yang udah nganterin ayang bebnya ketempat kerja" ucap Leon yang mengharu Alfaro di kursi kerjanya sambil menyindir.
Alfaro tak menghiraukan sindiran dari Leon, dia terus fokus membaca dokumen di tangannya. Sedangkan Rian hanya bisa tersenyum menanggapi sindiran Leon kepada Alfaro.
"Bagaimana, apa semua sudah siap?" Tanya Alfaro dengan nada datarnya.
"Sudah siap Al, tinggal tunggu mangsa masuk perangkap aja" ucap Leon seraya mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Lalu, mengapa kau tidak di caffe Rian?" Tanya Alfaro kepada Rian.
"Saya baru selesai memastikan markas mana yang akan di gunakan target tuan, saya kesini untuk melaporkan semua kepada tuan, dan saya juga sudah menyuruh beberapa pengintai dan penyusup handal untuk masuk ke semua markas target kita." Ucap Rian menjelaskan.
"Memangnya berapa markas musuh?" Tanya Alfaro yang memalingkan pandangannya dari laptop di hadapannya.
"Hanya tiga tuan!, dan saya sudah pastikan target ada di markas mana." Jelas Rian.
Alfaro tak menyahut lagi ucapan Rian, dia hanya mengangguk kepalanya sambil terus fokus ke laptop di hadapannya.
*******
Waktu terus berjalan dan tak terasa sore hari pun tiba, Alfaro dan Leon sudah siap di tempat persembunyiannya, untuk memantau dari kejauhan aksi target yang akan di lancarkannya di depan caffe.
Syafira dan Raniya juga sudah bertukar posisi, mereka sudah memakai pakaian yang sama sesuai dengan rencana, dan Raniya juga akan keluar caffe sesuai jadwal Syafira.
Di sisi lain musuh juga sudah siap melancarkan aksinya, namun mereka tak menyadari bahwa mereka sudah di awasi dari kejauhan, mereka mengira bahwa Alfaro tak menyadari dan tak akan mengira bahawa apa yang mereka rencanakan akan terjadi.
Setelah beberapa saat, Raniya sudah keluar dari caffe dengan penampilan yang sama persis seperti Syafira saat datang tadi pagi. Dan benar saja saat Raniya berjalan ke luar gerbang caffe, tiba-tiba mobil jip hitam berhenti tepat di depan Raniya dan membawanya secara paksa kedalam mobil tersebut.
Alfaro yang menyaksikan semua itu dari kejauhan hanya tersenyum.
"Dasar bodoh, begitu mudahnya kau kelabui" gumam Alfaro sambil tersenyum tipis.
"Baiklah ikuti mereka" printah Alfaro kepada Leon. Leon pun hanya mengangguk. Dan akan segera melajukan mobilnya kembali. Namun sebelum mobil mereka melaju tiba tiba Alfaro memberhentikannya.
"Tunggu dulu." Ucap Alfaro tiba-tiba.
"Ada apa?" Tanya Leon.
"Syafira menelpon." Jawab Alfaro singkat.
"Halah dasar bucin." Ketus Leon sambil memutar bola matanya malas.