Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.
Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.
Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??
Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Salah sasaran.
"Selamat bersenang-senang, sayang..!!" Kata Mama Delia mengantar anak.dan menantunya sampai di depan rumah.
"Mama Papa mau apa kalau Nindy pulang nanti?" Tanya Nindy.
"Cucu..!!" Jawab Papa Harso dan Mama Delia bersamaan.
Bang Danar hanya membuang nafas kasar mendengar permintaan orang tuanya.
Nindy menoleh menatap wajah Bang Danar sekilas. "Insya Allah ya, Ma. Kalau Abang mau."
"Tak mungkin laki kau ini tak mau. Pucuk matanya sudah hampir lepas melirikmu..!!" Sambar Papa Harso.
Seketika Bang Danar membuang pandangan, ia menghisap rokok nya kemudian masuk ke dalam mobil sport nya.
"Jangan terlalu malam pulangnya..!! Nindy masih harus banyak istirahat..!!" Pesan Papa Harso.
...
"Ini boleh??" Tanya Nindy sambil menunjukan sebuah cincin yang cantik karena Bang Danar membawanya ke toko perhiasan.
"Ambil..!!" Jawab Bang Danar sambil menghisap rokoknya lalu menguarkannya ke sembarang arah.
"Mahal Bang. Kalau yang ini??" Tanya Nindy lagi.
"Mbak.. tolong apa yang di pegang istri saya, di bungkus saja..!!" Perintah Bang Danar.
Sontak Nindy langsung melepaskannya karena Nindy sudah menyentuh enam buah cincin dan tiga buah gelang sedangkan di rumah, dirinya sudah punya dua set perhiasan.
"Baik, Pak." Jawab pegawai toko emas tersebut.
"Bang, tapi..... maksud Nindy bukan begini, Bang..!!" Nindy kebingungan saat pegawai toko emas segera membungkus pilihan Nindy.
"Kamu meremehkan Abang?? Apa ada laki-laki yang seketika jatuh miskin karena membelanjakan barang untuk istrinya??" Ujar Bang Danar.
Nindy menunduk tidak bisa menjawabnya lagi. Tiba-tiba Nindy menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Perutnya terasa berguncang. Nindy merasa mual dan keluar dari toko emas.
Bang Danar mengikuti langkah Nindy, perasaannya pun ikut cemas. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya.
"Masa sakitnya kemarin masuk angin nya sekarang, Neng. Mama juga sudah kasih obat." Ujar Bang Danar.
Nindy hanya mengibaskan tangan, tak juga paham kenapa malam ini tubuhnya serasa lemas tanpa tenaga.
Beberapa saat lamanya membantu Nindy, tagihan total perhiasan emas pun turun. Setelah Nindy mulai merasa lebih baik, Bang Danar segera membayarnya.
:
Drama mual masih belum usai. Drama pertama di mulai Nindy meminta bakso tapi setelah bakso pesanannya datang, Nindy kembali muntah. Alhasil Bang Danar yang menghabiskan bakso tersebut.
Drama kedua, Nindy meminta nasi uduk ayam dan hal yang sama pun terjadi, disini Bang Danar juga menghabiskan nasi uduk tersebut.
Drama ketiga, Nindy meminta sate ayam. Lagi-lagi Nindy di serang rasa mual. Bang Danar pun kehilangan kesabaran.
"Abang sudah nggk sanggup makan lagi ya dek. Sebenarnya kamu mau makan apa??? Daritadi mual terus." Ucap Bang Danar kesal.
"Ya sudah, Nindy nggak minta apa-apa lagi. Kita pulang saja." Ujar Nindy.
Mengingat besok adalah hari Sabtu, Bang Danar langsung mengarahkan mobilnya menuju sebuah penginapan. Sejak kemarin Nindy tidak bisa berbuat apapun meskipun tau tujuan utama suaminya.
Secepatnya Bang Danar memarkir mobilnya lalu melakukan registrasi. Setelah mendapatkan kunci kamar, Bang Danar segera menggandeng Nindy dan naik ke lantai atas.
~
Setelah pintu tertutup rapat, Bang Danar menarik pinggang Nindy dalam dekapannya. "Berapa kali kamu kerjain Abang?"
"Maaf, Bang."
"Terima hukumanmu, sayang..!!" Bang Danar menyambar bibir Nindy tanpa basa basi. Sudah beberapa waktu ini dirinya belum lagi mengungkapkan rasa rindunya pada sang istri.
Dengan liarnya dan nafas memburu, Bang Danar 'menyerang' Nindy tanpa ampun. Mau tidak mau Nindy pun mengimbangi keinginan suaminya.
Merasa ada respon balasan, Bang Danar semakin hilang kendali. Tak menunggu waktu lama, Bang Danar segera melaksanakan pembebasan ladang tanam.
Tidak ingin egois. Bang Danar memberikan 'rasa cinta' pada Nindy hingga Nindy mampu merasakan rasa yang setara dan menikmati indahnya malam ini.
"Nindy nggak apa-apa, kan?? Abang sudah mentok, dek. Nggak bisa tahan lagi??" Tanya Bang Danar tetap meminta ijin.
Nindy mengangguk dan kembali mengecup bibir Bang Danar. Suaminya itu mulai terbuai, dan mulai membenamkan diri namun baru saja menyentuh, suara ketukan pintu yang keras membuat Bang Danar terkejut.
Nindy kehilangan konsentrasi, tapi Bang Danar bagai tidak mau tau. "Ada orang, Bang..!!"
"Biar saja, apa mereka tidak tau aturan??" Jawab Bang Danar.
Nindy ingin lepas tapi Bang Danar tidak melepas dekapannya. Konsentrasinya pun sedikit goyah. Nindy yang ingin lepas darinya membuatnya jengkel setengah mati. Bang Danar kembali membenamkan diri.
braaaakk..
Pintu terbuka lebar. Bang Rico berbalik badan di ikuti yang lain kemudian menutup pintu dan memberi ruang pada sahabatnya untuk membenahi diri.
"B*****t..!!!!!!" Tak terkira amarah Bang Danar saat itu. Malu, kesal, sakit hati bercampur aduk ia rasakan. Kepalanya terasa berat berdenyut hingga rasa mual seketika menyerangnya.
:
"Kau ini apa-apaan. Kau tidak lihat mobilku ada di depan parkiran???? Aku disini dengan istriku, istri sah ku. Bukan dengan l***e." Bentak Bang Danar.
"Sorry, Kang. Aku benar nggak sengaja..!! Aku kira mobilmu hanya satu." Jawab Bang Rico di hari pertamanya masuk dalam staff Intel karena tugas Bang Danar di bekukan sementara waktu akibat kasus pelanggaran disiplin asus*la.
"Lihat dulu infonya..!!! Pergerakan hari ini utamakan tempat hiburan malam..!! Ya masa kamu buntuti saya dengan istri. Info dari siapa, Kang????????" Tegur Bang Danar.
Bang Rico tidak bisa beralasan lagi. Permasalahannya dengan Keinan membuat pikirannya juga berantakan.
Nindy begitu malu. Ia hanya bisa menangis dan menyembunyikan wajah di sisi pinggang Bang Danar yang terus mengusap rambutnya sejak tadi.
"Kau tampar saja wajahku..!!! Anggotaku sendiri melihat urusan kamarku dengan istriku. Masalahnya mereka juga melihat istriku. Mau di letakan dimana wajahku ini???????" Tak usainya rasa geram Bang Danar. Jelas dirinya tidak terima jika istrinya terekspos dan menjadi tontonan anggotanya. "Astagfirullah..!!" Bang Danar mengusap dada merasakan peliknya hari ini.
.
.
.
.
hayo kak remake tokoh²nya