Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Omongan tak enak didengar
Jam enam pagi, Ryo sudah berada di depan gedung Aira. ia menunggu Aira lagi pagi itu. Aira melihat keluar jendela. Ada Ryo yang sudah ada disana. Ia merasa kasian. Ia teringat Ryo yang tertidur kemarin karena menjemputnya begitu pagi.
Aira selesai membuat sarapan yang terdiri dai hanya ada nasi putih dan telur dadar. Aira melihat kembali sarapan yang sudah tersaji dan memikirkan Ryo yang berada di bawah sedang menunggunya.
Ia berpikir menawarkan itu ke Ryo, tapi pasti memalukan. Berbeda dengan Bams yang menikmati makanan apapun, karena ia terbiasa dengan makanan biasa seperti itu. Lama Aira melihat sajian sarapan di meja itu.
Aku tawarin gak ya? Tapi kan Cuma gini? Apa bisa dia makan gini? Gak usah ah! Tapi dia pasti belum sarapan! Benaknya berkecamuk
Akhirnya Aira mengambil ponsel. Ia memotret sajian mejanya. Dan mengirim ke Ryo.
📲 ‘aku sarapan dulu!’ kirimnya. Ia berharap Ryo tidak akan mengajak ia sarapan hari ini.
Ini pesan pertama yang Aira kirim untuk Ryo.
Ting!
Suara pesan masuk dan terlihat foto yang dikirim dari Aira. Ryo yang bersandar santai menjadi semangat membuka pesan dari Aira. Ia sangat senang.
Akhirnya ada pesan dari kamu! benaknya melihat pesan itu tersenyum
📲 ‘aku gak ditawarin?’ balasnya lagi
Nah kan?
📲 ‘emang kamu bisa makan kaya gini?’ Aira membalas pesan itu
📲 ‘bisa donk, aku langsung ke atas!’ Ryo bergegas keluar dari mobil dan menaiki tangga dengan cepat ke tempat Aira
Tok tok tok.
Ia mengetuk pintu Aira. Aira membuka dengan malas. Ia melihat Ryo lama tanpa meminta masuk. Sedang Ryo menatap mata Aira langsung dengan senyuman.
“aku lapar!” ucapnya manja dengan wajah dan ekspresi imut.
Dengan berat Aira membuka lebar pintunya. Ryo pun masuk dengan semangat. Ada meja kecil dengan sajian yang sudah siap. Tapi hanya satu porsi nasi saja. Ia duduk berhadapan dengan sajian yang sudah Aira siapkan.
“bentar aku ambil nasi dulu!” Aira mengambil nasi untuk Ryo dan menggoreng telur untuknya.
Ryo melihat sekitar tempat Aira. Tempat yang sempit, tapi sangat bersih. Gedung itu memang tua, tapi terlihat bersih karena diurus dengan baik oleh Aira. Ada sebuah foto keluarga Aira ketika ia masih kecil. Terpampang jelas empat orang disana. Ryo berdiri lagi melihat foto itu. Ia tersenyum melihat foto lucu Aira waktu kecil. Aira datang dengan piring telur untuk Ryo.
“Keluarga kamu tinggal dimana?” Ryo menanyakan foto itu
“Di kampung” jawabnya duduk kembali
“Pernah gak bapak ibu kesini?” tanya Ryo lagi
Aira tersenyum kecut
“Mereka udah gak ada...” Jawabnya lagi
“sorry...” ucap Ryo dengan wajah kurang nyaman mendengar itu. ia merasa bersalah dengan Aira
“ayo..sarapan dulu!” Aira mengajaknya makan bersama
Ryo sangat senang pagi itu. Jantungnya terus berdansa di dalam dadanya, bahkan mungkin memekik karena terlalu senang. Perasaan seperti ia akan menaiki panggung saat dulu pertama kali melakukan debut.
Apa aku akhirnya bisa meluluhkan hati kamu, Aira? benak Ryo menatap Aira yang memulai menikmati sarapannya
“aku mau ngomong sama kamu!” ucap Aira di tengah tengah mereka sedang menikmati sarapan dan memecah kesunyian diantara mereka.
“Jangan!!” larang Ryo yang mamandangnya sambil makan
“heh?” Aira kaget dengan jawaban Ryo
“omongan kamu gak pernah enak didengar... kamu pasti mau larang aku jemput kamu, perhatian ma kamu, deketin kamu.. iya kan?” sambung Ryo
Aira terdiam, memang itu yang ingin ia bicarakan. Ia jadi serba salah karena barusan ‘tertangkap kamera’ oleh Ryo.
“kamu selalu bilang kita beda.. kamu gak cocok sama aku..kamu selalu gitu” Ryo mengulang ucapan Aira
“emang kamu manusia aku monyet?” candanya
Aira terkekeh mendengar ucapa Ryo. melihat itu Ryo senang, ia ikut tersenyum. Mata mereka saling menatap sesaat.
“jangan ngomong kalo kamu mau ngomong itu, mending diam!” ucapnya menatap Aira dengan tatapan yang terasa masuk langsung ke dalam hati Aira
‘deb’
jantung Aira berdebar melihat tatapan Ryo padanya.
Kok jantung aku jadi gini ya? Benak Aira
“aku ngelarang kamu karena aku gak mau orang orang tau!” lanjut Aira
Ryo menyuap pelan makannya
“aku takut ada yang mengetahui sikap kamu ke aku, terus mereka akan nanya nanya kamu, terus nanti ada yang ngomong di medsos.. kamu bukan orang biasa .. kamu tau itu!” jelas Aira
“OKE! kalo kamu mau kita secara diam diam aja” Ryo semangat
“bukan itu maksudku..” Aira menyergah ucapan Ryo
“jangan dilanjutin!” jawab Ryo lagi
“aku ngerti sekarang kenapa kamu ngelarang aku... cukup itu aja.. jangan kamu terusin kata kata kamu Ai..” pinta Ryo masih memegang sendoknya
“kalo kamu terus ngomong... aku takut gak bisa ngabisin sarapan ini” ucapnya sedih
Aira terdiam. Mereka pun meneruskan sarapan hanya mendengarkan suara sendok dan piring yang beradu
Ryo terus menyantap sarapannya dengan senang, lahap hingga menghabiskan isi piringnya. Aira hanya melihat Ryo yang mendadak kehilangan raut wajah senangnya.
Ryo membuka pintu mobil untuk Aira. Mereka berangkat dalam diam seakan meresapi perasaan mereka sendiri.
Saat akan memasuki halaman belakang gedung ME, ada Bams yang turun dari sebuah mobil berwarna merah. Dia diantar Kiky pagi itu yang berarti mereka telah menghabiskan malam bersama.
Ryo melirik ke arah Aira yang melihat itu. Aira memalingkan wajahnya ke kiri seakan tak ingin melihat itu. Saat itu Bams melihat mereka yang baru memasuki halaman disana. Ryo bergegas turun. Aira yang sibuk merapikan tas melihat Ryo yang membuka pintu untuknya.
“Thanks” ucapannya seperti biasa turun dari mobil mewah itu.
“aku akan lebih hati hati!” ucap Ryo menoleh pada Aira saat di dalam lift. Tapi Aira hanya diam.
Mereka berpisah di persimpangan koridor gedung lantai itu.
Hari itu Bams tidak fokus latihan. Ia beberapa kali di tegur agar fokus. Ryo mengejeknya karena mengetahui pagi tadi dia diantar oleh Kiky
“lo kanapa? Gak bisa fokus ya?” Ryo mengejeknya saat break makan siang. Mereka minum bersama.
“masih kebayang?” lanjut Ryo lagi sambil terkekeh menggoda Bams
Bams meminum minumannya dan melihat serius ke Ryo.
Ryo tidak terlihat cemburu. Tapi malah terlihat sangat happy hari ini.
“Aira!” ucap Bams tiba tiba dan meminum minuman.
Ryo yang tadinya terlihat senang, menoleh melihat Bams serius yang menyebut nama Aira
“why?” Bams menanyakan lagi
Ryo tersenyum santai dan meminum minumannya
“dia bukan cewek yang bisa lo mainin yo?” ucap Bams
Mendengar itu Ryo menoleh kesal.
“dia beda sama cewek cewek loe yang lain” Ucap Bams serius
“mendingan jangan dia!” lanjut Bams
Ryo kesal dengan ucapan Bams kali ini. Kata katanya seolah sama dengan apa yang Aira ucapkan. Menganggapnya hanya bermain.
“kalau yang lain gue masih bisa biarin, tapi kalau dia, gue gak bisa biarin lo lakuin itu!” Bams benar benar serius.
“terus? lo mau ngapain?” tantang Ryo
Bams hanya menatap dingin Ryo.
“lo lakuin apa yang lo mau, urus aja hubungan lo sendiri! Gue hanya akan jalanin hubungan gue!
"jangan mainin dia Yo, dia bukan orang yang tepat buat lo mainin" lanjut Bams
"kok omongan lo gak enak di denger ya? emang lo tau apa tentang dia?” ucap Ryo meninggalkan Bams disana.
Bams meneruskan minumnya sendiri. Ia khawatir dengan Aira. gadis itu terlalu banyak terluka, gimana jadinya nanti jika dia akan di serang oleh pers?
Dia punya trauma.. benak Bams
Siang itu Ryo latihan begitu dekat dengan Aira. Aira merasakan perubahan Ryo yang membuatnya risih. Ryo seakan menghenyakkan tubuh Aira ke pelukannya. Saat latihan itu Ryo menunjukan ke Bams kalau dia dan Aira memiliki kemistri.
Saat pulang sore itu.
“kok kamu mau aja antar jemput aku, padahal kan arah pulang kita berlawanan arah?” ucap Aira
“karena aku suka, dan juga, kalo kamu naik sepeda, capek mu jadi double, itu gak baik buat kamu” jelasnya lagi
Aira menatap Ryo lama sekali. Ia tidak menyangka Ryo sampai sejauh itu jika ia menginginkan seorang gadis.
Ryo menoleh ke Aira yang menatapnya dengan senyuman yang akan meluluhkan hati semua orang. Aira pun berdebar ketika Ryo menatapnya seperti itu.
Aduh.. jantung kok gini lagi ya? Kenapa sih nih jantung? Benak Aira memalingkan wajahnya
“makasih udah ngantar aku” ucap Aira ingin keluar
“besok aku sarapan disini lagi ya?” ucap Ryo
“sorry.. gak bisa!” ucap Aira berpaling pergi
Ryo hanya menggaruk belakang kepalanya sebentar dan tersenyum karena menganggap penolakan Aira yang menggemaskan baginya.
\~\~\~\~\~\~\~\~
Terima kasih buat semua yang sudah dukung novel ini..
jangan lupa tinggalkan jejak dan komentarnya ya...
love you all..