S 3
Jangan boom like/lompat baca /nabung bab
Diusahakan baca setiap kali update. 🙏🙏🙏
_________________________________________
Kehadiranmu dalam Takdirku adalah bagian dari skenario Tuhan. Aku tidak marah atau bahkan balas dendam kepadamu. Sebab aku tahu betul sebelum hari ini kau pernah menjadi penyebab bahagiaku. Sekarang mungkin waktunya saja yang telah usai. Perihal lukaku ini biar menjadi tanggung jawabku sendiri, sebab dari awal aku yang terlalu dalam menempatkanmu di hatiku. Doaku semoga hari-harimu bahagia tanpa aku. Dengan siapapun kamu semoga dia adalah wanita yang bisa memahamimu, menyayangimu dan membuatmu bahagia lebih dari apa yang pernah aku berikan untukmu." ~ Elmira...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. PEMAKSA
'Baiklah, kalau kamu masih ragu, tidak usah menjawabnya sekarang. Aku akan memberimu waktu tapi hanya selama masa Iddah mu saja, setelah itu kau harus menjawab iya dan aku akan mempersiapkan pernikahan kita. Titik! Dan satu lagi, selama masa Iddah mu, jangan pernah berusaha untuk menghindar dariku. Tetaplah bersamaku karena hanya dengan begitu kamu akan terbiasa denganku. Paham!?'
Elmira menggeleng pelan ketika mengingat ucapan Farzan dua hari lalu. Ternyata pria itu cukup pemaksa, ia baru tahu akan hal itu. Entah memang begitu wataknya, atau karena tidak ingin melepaskannya. Sungguh ini membuatnya cukup terkejut, karena selama bekerja menjadi sekretaris Farzan, yang ia tahu sikap bosnya itu sangat ramah dan lemah lembut kepada siapapun.
Sudut bibirnya tertarik membentuk senyum tipis sembari menatap awan awan tebal dari kaca disampingnya. Yah, saat ini ia dan Farzan sedang berada didalam pesawat. Dan ini adalah pengalaman pertamanya menaiki burung besi itu.
Farzan memilih menggunakan transportasi udara dari Palembang menuju Jakarta agar cepat sampai, hanya membutuhkan waktu 1 jam 9 menit untuk sampai di ibukota. Mereka hanya pulang berdua, sedang bu Sri masih tetap tinggal di desa untuk mengurus anaknya yang sedang sakit.
Merasakan tangannya digenggam, Elmira pun mengalihkan perhatiannya dari awan-awan yang putih nan tebal itu pada jari-jari kekar yang dengan berani menyelinap ke sela-sela jari mungilnya. Kemudian ia mengangkat pandangan menatap pria disampingnya yang terlihat santai dengan memejamkan mata.
Elmira mencoba menarik tangannya, sungguh ia merasa tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Walaupun Farzan sudah mengungkapkan seluruh isi hatinya, dan menegaskan ia harus menjadi miliknya meski ia tidak memberikan jawaban, tapi tetap saja rasanya tidak pantas jika harus sedekat ini mengingat statusnya yang baru beberapa hari menyandang gelar janda.
Namun, usahanya untuk melepaskan tangannya dari genggaman pria itu berujung kesialan yang tak terelakkan. Bukannya melepaskan genggamannya, Farzan justru menarik tubuhnya dan merangkul pinggangnya dengan erat.
"Jangan banyak bergerak, tidurlah." Ujar Farzan seraya menekan kepala Elmira agar bersandar dipundaknya.
"Aku bilang tidur!" Tekan pria itu ketika merasakan wanitanya berusaha mengangkat kepala dari pundaknya.
"Aku akan tidur, Pak. Tapi tidak begini?" Ujar Elmira masih mencoba menjauhkan tubuhnya.
"Lalu bagaimana? Apa begini?" Tanya Farzan ketika berhasil menjatuhkan Elmira berbaring dengan kepala wanita itu berada diatas di pangkuannya.
"Bukan juga Pak," ujar Elmira dengan perasan yang benar-benar tidak nyaman. "Aku akan tidur dengan posisi duduk seperti Bapak." Ia masih berusaha untuk menjauhi pria itu, tapi Farzan tak membiarkannya bangkit. Duduk di kursi kelas bisnis yang ukurannya luas, membuat Farzan jadi leluasa untuk mengekang Elmira tetap berada didekatnya tanpa jarak. Dengan tujuan agar wanitanya itu menjadi terbiasa didekatnya, tapi ia tidak tahu saja bahwa Elmira benar-benar merasa tidak nyaman dengan posisi seperti itu.
"El, bisa tidak jangan membantah. Anggap saja ini perintah dari bosmu!" Ujar Farzan dengan terus menahan kepala wanitanya itu agar tetap berbaring dipangkuan nya.
"Tapi Pak,"
"Tidurlah Elmira!" Suara Farzan sedikit meninggi.
Dan akhirnya Elmira pun pasrah. Ia terdiam dengan posisi yang tidak nyaman itu. Farzan benar-benar menunjukkan sisi lainnya sebagai pemaksa.
Merasakan Elmira sudah tak bergerak lagi, Farzan pun membuka matanya. Meski posisi Elmira berbaring miring tapi ia bisa melihat jika wanita itu tidak tidur. Iapun menegakkan tubuhnya untuk membuka jas, kemudian melebarkan jasnya itu menyelimuti tubuh Elmira.
Hal itu sontak membuat Elmira mendongak menatap bosnya itu.
"Tidurlah, nanti aku akan membangun kamu jika sudah sampai." Ujar Farzan seraya membenarkan posisi kepala Elmira. Kemudian mengusap-usap pucuk kepala wanitanya itu.
Usapan lembut di pucuk kepalanya yang terasa begitu menenangkan akhirnya membuat Elmira merasa ngantuk, wanita itupun perlahan memejamkan mata hingga akhirnya benar-benar tertidur.
'Maafkan aku, El. Aku tahu aku sudah sangat keterlaluan dengan memaksamu seperti ini. Tapi hanya dengan begini aku bisa terus bersamamu.' Ucap Farzan dalam hati sembari menyingkap anak-anak rambut Elmira sehingga ia bisa melihat dengan jelas wajah wanita yang sangat dicintainya itu.
Farzan menyunggingkan senyum melihat wajah lelap Elmira yang terlihat sangat menggemaskan saat tidur. Rasanya ia sudah tidak sabar menanti hari, dimana saat membuka mata di pagi hari dan orang pertama yang ia lihat adalah Elmira.
.
.
.
Wait... Iklan bentar 🤭🤭🤭