NovelToon NovelToon
Jodohku Di Tangan Kakek

Jodohku Di Tangan Kakek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mamah AllRey..

Aleta seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Gadis ini memiliki wajah yang cantik, dengan sepasang mata yang bening dan indah. Nasib mempertemukannya dengan seorang kakek yang sedang tertabrak mobil.

Karena sifat penolongnya, Aleta dibawa kakek ke kota Bandung dan dinikahkan dengan cucunya yang memiliki tabiat keras. Dengan kelembutan hatinya, pada akhirnya Aleta bisa meluluhkan hati suaminya.

Intrik-intrik yang muncul dalam pernikahannya, akhirnya menjadikan mereka untuk saling menguatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengertian

Selepas adzan Maghrib, Devan sampai di rumah keluarga Cokro. Dia langsung menuju ruang keluarga untuk mencari istrinya.

"Assalamualaikum," Devan mengucapkan salam.

"Wa Alaikum salam," sapa Aleta, Rolland dan kakek Cokro bersamaan.

Melihat kehadiran Devan, Aleta segera berdiri menyambut, kemudian menyalami dan mencium tangannya. Dengan penuh perhatian, Devan mengelus kepala istrinya. Cokro tersenyum melihat keintiman cucu dan istrinya.

"Mandilah dulu Van, baru kita makan malam bersama." kata Cokro.

"Baik kek." jawab Devan kemudian merangkul Aleta dan membawanya ke kamar.

"Mau mandi kenapa harus ajak cucuku." protes kakek Cokro.

"Ehm ..ehm... Bucin ..Bucin." sahut Rolland meledek kakaknya.

"Kayak kakek tidak pernah muda saja." kata Devan dengan mencium kepala istrinya.

Aleta tersipu malu, dan hanya pasrah mengikuti suaminya masuk ke dalam kamar. Setelah menutup pintu kamar, Devan tiba-tiba memeluk erat tubuh Aleta seperti takut ditinggalkan. Aleta merasa sesak, dengan lembut dia mendorong tubuh Devan.

"Sesak mas, tubuhmu kotor. Ayuk mandi dulu." kata Aleta.

"Sebentar sayang, ijinkan aku memelukmu sebentar saja." ucap Devan lirih sambil mencium kening, mata, pipi dan berakhir di bibir Aleta. Aleta hanya pasrah mengikuti arus yang dipimpin suaminya. Tapi saat tangan suaminya mulai berlarian tak terkendali, Aleta kembali mengingatkan suaminya.

"Mas, mas Devan..., mandilah dulu biar segar. Kakek sama Rolland menunggu kita untuk makan malam." bisik Aleta.

Devan seperti tidak rela melepaskan Aleta, tapi akal sehatnya kembali mengingatkan.

"Aku akan mandi dulu, tunggu sebentar. Kita keluar bersama-sama." kata Devan.

Aleta menganggukkan kepala, kemudian berjalan menuju walk in Closed untuk menyiapkan baju ganti suaminya.

Setelah sepuluh menit, Devan keluar dari kamar mandi. Melihat tubuh kekar Devan yang hanya mengenakan handuk, dengan tetesan air mengalir di dadanya yang bidang, Aleta berusaha memejamkan matanya. Darahnya seperti berdesir dan merasa ada sesuatu yang ingin dipuaskan dari dalam tubuhnya.

"Tok..tok...tok...," tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu.

"Tuan Devan, non Aleta..., sudah ditunggu Tuan Besar dan Tuan Rolland di meja makan." seru Bibi Puji dari luar kamar.

"Iya Bi, kami segera keluar." sahut Aleta sambil tergagap.

Tiba-tiba Devan tertawa lirih, kemudian memberikan kecupan singkat di bibir Aleta.

"Ngiler ya lihat tubuh suamimu." bisik Devan di telinga Aleta. Aleta dengan muka merah kemudian membalikkan badannya.

"Ayolah mas, gak enak kita sudah ditunggu dari tadi "

"Iya..iya.., ini aku juga baru mau pakai baju."

Setelah selesai mengenakan pakaian dan menyisir rambut, Devan menggandeng Aleta menemui keluarganya di meja makan.

*****

Keluarga Cokro menikmati kebersamaan mereka, dengan makan malam dan bercengkerama sampai pukul 22.00. Melihat Aleta yang sudah berkali-kali menguap, Devan menyarankan istrinya untuk beristirahat.

"Pergilah dulu ke kamar, malam ini kita akan menginap disini." kata Devan lembut pada istrinya.

"Iya kak, tidur saja dulu. Kami masih ingin ngobrol, mungkin sampai malam." sahut Rolland.

Aleta memandang kakek Cokro, dan setelah melihat beliau mengangguk, Aleta beranjak dari tempat duduknya dan segera masuk kamar.

Setelah Aleta masuk kamar, Cokro mulai mengajak bicara Devan.

"Devan... bagaimana perasaanmu pada istrimu sekarang."

"Apakah kamu sudah bisa menerimanya, dan memiliki tekad untuk menjadikan Aleta Istrimu seumur hidup."

"Kenapa kakek tiba-tiba bertanya seperti itu." tanya Devan penuh selidik.

"Jawab dulu pertanyaan kakek, jangan kamu malah balik bertanya." sahut Cokro.

"Tidak tahu kek, Devan belum bisa memahami perasaan Devan sendiri."

"Terkadang muncul perasaan antara ingin menguasai, mendominasi, menjaga hati Aleta. itu keinginan yang saat ini Devan rasakan."

"Devan..., usiamu tidak muda lagi. Usia Aleta belom genap 20 tahun, pola pikir, pola pergaulan kalian akan berbeda."

"Dia masih memiliki keinginan seperti gadis-gadis seusianya, yang mungkin akan menjadi tidak masuk akal untuk orang seusiamu."

"Jika hal itu terjadi, kakek minta, mengalahlah sementara untuknya, jangan kamu kekang kebebasannya. Kakek yakin, pelan-pelan dia akan memahami siapa dan bagaimana posisinya." kata Cokro menasehati Devan.

Rolland ikut terdiam mendengarkan nasehat kakek untuk kakaknya.

"Kek..., kenapa kakek tiba-tiba mengundang Devan kesini. Kemudian kakek mengajakku untuk membicarakan hal ini." tanya Devan tiba-tiba.

Cokro menghela nafas, kemudian menjawab pertanyaan Devan.

"Kakek sangat menyayangi anak itu. Dia memiliki sifat-sifat baik tanpa pamrih, aku ingin sifatnya mengalir pada darah keturunanku. Dia selalu memandang hidup sangat simpel, tidak memiliki pamrih apapun di masa depan."

"Pernah melihatmu tanpa daya karena ditinggal Helena, hatiku sangat sakit. Kakek yakin Aleta yang akan menjadi penyembuhmu." ucap Cokro dengan pikiran menerawang.

"Jangan sakiti Alena, Devan. Mengalahlah untuknya, atau lakukanlah semua untuk ku."

Devan terdiam, dia seakan mengingat kembali saat dia terpuruk karena ditinggalkan Helena beberapa tahun yang lalu. Dia merasa aneh, rasa nyeri dan sakit tatkala mengingat nama itu kembali, saat ini sudah tidak dia rasakan lagi.

"Apa karena munculnya Aleta dalam hidupku saat ini." Devan bertanya dalam hati.

Tiba-tiba dia membayangkan kepolosan Aleta, keimutan saat pipinya merah merona, kata-katanya yang meledak-ledak saat melampiaskan isi hatinya. Hatinya terasa hangat, dan tanpa disadari dia tersenyum mengingat semua.

Tapi ketika dia mengingat kembali kejadian tadi siang, rasa sakit muncul kembali di hatinya. Mama Rengganis mengirim foto Aleta yang tampak berbinar bahagia sedang menikmati makanan di atas pohon. Di depannya ada laki-laki muda yang sedang mengusap lelehan saos di bibir istrinya. Sesak kembali dia rasakan saat ini.

Cokro memperhatikan perubahan ekspresi cucunya.

"Apa yang sedang kamu rasakan saat ini Devan." tanya Cokro pelan.

"Apa bukan seharusnya Devan yang bertanya pada kakek, untuk apa tiba-tiba kakek mengajak Devan untuk bicara tentang Aleta." Devan balik bertanya.

"Aku akan menceritakan kepadamu, tapi ingatlah apa yang baru saja aku nasehatkan."

Akhirnya Cokro menceritakan tentang perasaan Aleta, dan kepergiannya tadi siang dengan teman laki-laki di Dago. Setelah selesai, Cokro memperhatikan respon emosional cucunya. Kemudian dia melanjutkan lagi perkataannya.

"Devan..., Kakek yakin. Aleta tidak berniat sedikitpun untuk membohongimu, dia masih labil untuk gadis seumuran dia. Pahamilah."

"Bahkan Aleta bilang, sampai saat ini nomor ponselmu saja dia tidak memilikinya."

Devan sontak terkejut, dia melupakan hal-hal kecil yang seharusnya penting dan menjadi sesuatu yang utama.

"Jika Aleta memiliki niat untuk mengkhianatimu, dia tidak akan dengan polosnya bercerita pada kakek tentang kepergiannya dengan anak laki-laki itu."

"Hanya kakek pesan, tetaplah hati-hati untuk menjaga tanpa menyakiti hatinya. Sepertinya anak laki-laki itu menaruh hati pada istrimu."

"Sudahlah, sudah malam. Kembalilah ke kamar, temani istrimu."

"Ya kek, Devan akan selalu mengingat apa yang kakek sampaikan. Selamat malam, Devan kembali ke kamar."

Suasana malam menjadi hening, akhirnya Rolland dan Cokro mengikuti Devan dan kembali ke kamarnya masing-masing.

*******

1
Fitri Zalfa
hilang respect dgn Aleta stelah tdi duluan nyosor ciuman ke Ferdy😌
Hasanah
ksian juga si renganis jdi istri yg tak di anggap.
Selamet Turipno
baguslah dinikahkan daripada terus berbuat maksiat
Selamet Turipno
cerita perempuan murahan rupanya pepeknya sdh gatal utk dikentot
Murti Yatni
maosok di kediaman Cokro ga ada CCTV Nya untuk mengawasi perilaku Rengganis
Murti Yatni
Karena harta Rengganis dan kakaknya menjadi penjahat kriminal dan tega dengan Devan .. jangan-jangan Devan bukan anak kandung Rengganis
Murti Yatni
nyesal kan Aleta kabur tanpa mendengar penjelasan suami dan kakeknya Devan
Murti Yatni
Aleta salah .. seberapa besar masalah jangan sampai meninggalkan rumah dan diumbar masalah rumah tangga ke pria lain .. itu akan membuka pintu dosa .. apalagi Ferdinand adalah cinta pertama Nya
Alfia Amira
kalo gk salah di awal2 bab Aleta masih di panti asuhan ,Rolland umurnya sdh 27 tahun
Alfia Amira
nikah siri pak , setau saya nikah siri itu kalau sdh 3bln hrs memperbarui nikah nya lagi , mau nikah agama atau tidak , setau saya lho yah , jadi ada jangka waktu , nikah siri kan diperlukan untuk jala darurat sebenernya , tpi kalo skrng malah buat menghalal kan maksiat
Alfia Amira
bawa apa Bu Lastri ?? martabak telur sama martabak manis yah 🤭🤭
Nurul Umilhuda
sangat bagus
Jeankoeh Tuuk
alur ceritanya bagusss
Jeankoeh Tuuk
lanjutttt
Jeankoeh Tuuk
kasian Aleta & Bu rosna
🏠⃟રuyzzᵍᵉⁿᵃᵖ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🤎㊍㊍
hahahaha
Jeankoeh Tuuk
semoga nasib aleta bahagia
Marc Lina Aczenk Lolo
hatinya Raditya......sakit...merana ..
lanjut Thor
tri susanti
lanjut thor semangat..... 💪💪💪
tri susanti
jadi senyum senyum sendiri bacanya .... lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!