Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Karina mengikuti langkah Demian, pria itu membawanya semakin dalam masuk markas tersebut.
Saat pintu terbuka, Karina terkejut ternyata di belakang bangunan itu terdapat Danau buatan, ada hewan rusa yang berkeliaran disana.
"kau membuat ini?" tanya Karina, saat menatap sekeliling, dan ada tembok pembatas yang menjulang tinggi.
Demian mengangguk.
"wow ini sunguh luar biasa, semua ini tampak alami Demian, pohon yang rimbun, Danau, rumput yang sangat hijau dan subur, luar biasa kau membuat ini di tengah tengah perkotaan" ucap Karina dengan penuh kekaguman membuat Demian mengangkat sudut bibirnya.
Demian melangkah maju dan memeluk Karina dari belakang. Menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher wanita itu, menghirup aroma yang menenangkan dan sekarang sudah menjadi aroma favoritenya.
Karina tersenyum mengusap lembut tangan kekar yang melingkari tubuhnya itu. Karina sangat menyukai moment yang saat ini terjadi, bersama Demian ia bisa melupakan permasalahan dan pertengkarannya dengan Malvin.
"Demian aku sangat menyukai ini" bisik Karina, ia menolehkan kepalanya, Jarak wajah mereka sangat dekat, bahkan hidung mereka saling bersentuhan.
cup,..,
"Terima kasih menunjukan pemandangan seindah ini" bisik Karina setelah mengecup bibir Demian.
"aku membuat ini untuk melepas penat, menatap pemandangan hijau salah satu terapi untuk membuatku tenang"
"ayo aku akan ajak kau berkeliling" ucap Demian melepas pelukannya, dan membawa tangan Karina untuk ia genggam.
Demian mengajak Karina berjalan kaki mengelilingi Danau dengan tangan saling bertautan, tidak ada pembicaraan antar keduanya. terasa sangat menikmati moment tersebut meski tidak ada kata yang terucap.
Genggaman tangan Demian semakin erat, terkadang tangannya berpindah merangkul pundak Karina atau memeluk pinggang wanita itu, bibirnya sesekali melabuhkan kecupan hangat pada kepala Karina, membuat wanita itu tersenyum, hatinya menghangat penuh dengan perasaan bahagia.
Setelah berkeliling, Demian kembali mengajak Karina kembali masuk.
"kau tidak mengajaku berkeliling sebelah utara?
"Disana di balik kaca bening itu ada singa dan Harimau dan semua aku lepas tidak aku rantai, kau ingin kesana?" tanya Demian membuat Karina bergidik ngeri.
"tidak terimakasih" ucap Karina memeluk lengan Demian, membuat pria itu terkekeh melihat rasa takut karina.
"tenang saja mereka sudah jika padaku" ucap Demian mengelus rambut Karina.
"mereka hanya jinak padamu, bukan aku Demian, aku masih waras untuk tidak dijadikan santapan makan siang oleh mereka" ucap Karina menggeleng semakin membuat Demian gemas mengecup tanga Karina yang ia genggam.
"ayo kedalam" Demian menarik tanga Karina kembali masuk ke markas.
Sebuah hidangan sudah siap tersaji di meja, Demian menyuruh Karina untuk duduk.
"makanlah" ucap Demian, Karina mengangguk, mereka berdua menikmati hidangan dalam diam sebelum pada akhirnya Demian memulai pembicaraan.
"aku tidak tahu bahwa selama ini Dean memiliki seorang adik perempuan" ucap Demian.
"aku terkejut saat melihatmu bersama Dean saat di klub malam itu" lanjutnya menatap Karina.
"apa kak Dean selama ini tidak pernah bercerita mengenai keluarganya?
"tidak, kami lebih sering membahas pekerjaan" jawab Demian.
"Dan juga selama aku tinggal di paris aku tidak pernah melihat Dean dikunjungi oleh keluarganya"
"oh ternyata selama ini kau tinggal di paris, seperti kak Dean?
"kami berlima satu universitas" jawab Demian
"sejujurnya aku ingin sekali mengunjungi paris dan menjadi dokter disana, tapi takdir berkata lain, aku mempunyai putri kecil yang tidak bisa tinggal jauh" ucap Karina terdapat rasa getir di dalamnya, Demian menatap mata itu, mata yang banyak menyimpan Rahasia.
"paris tidak seindah di bayangkan" ucap Demian dengan santai.
"kenapa?
Demian terdiam, ia mengatakan itu hanya untuk menenangkan Karina.
syukurlah Leon datang bersama orang orang yang ia kenal.
"loh Karina kau disini?" tanya Dean dengan terkejut, sama halnya Dean, Karina juga terkejut akan kedatangan Dean dan yang lain.
"kami melihat berita, tentang aksi kejar kejaran polisi denagnmu" ucap Daniel.
"kami menghubungi Leon dan dia mengatakan kau tertembak, jadilah kami kesini" ucap Sean ikut duduk bergabung di meja makan.
"aku baik baik saja" jaaab Demian.
Tatapan Dean berpindah pada Karina yang belum menjawab pertanyaanya.
"semalam aku di culik anak buah Demian, demi tuhan itu sangat menakutkan, aku kira aku diculik beneran, ternyata sampai disini untuk mengobati Demian dan yang lain" ucap Karina mengadu pada Dean.
"bukan aku tapi Leon" ucap Demian denagn datar saat Dean menatapnya tajam seakan meminta penjelasan.
Leon yang menjadi tersangka utama hanya meringis dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"kau tahu siapa yang membocorkan transaksimu pada polisi?" tanya Daniel pembicaraan berubah serius.
"aku sedang menyelidikinya" ucap Demian.
"aku sudah mengirim seseorang untuk menjadi penyusup di regu polisi itu" lanjutnya dengan sorot mata tajam.
Karina yang mendengar itu mulai tidak nyaman, mereka pasti akan membicarakan kegiatan ilegal Demian.
"aku rasa aku harus pulang Demian, jangan lupa untuk mengganti perban setiap harinya" ucap Karina.
"ya biar anak buahku yang mengantarkanmu" jaaab Demian.
"baiklah aku akan mengambil tasku dahulu" ucap Karina, namun langkahnya tertuju ke arah Dean.
Wanita itu memeluk Dean sekilas "aku harap kakak punya waktu sebelum jam 3 sore nanti" ucapnya pada Dean.
"ya, nanti kakak akan menghubungimu" ucap Dean mengusap rambut Karina dengan sayang. Interaksi itu tidak luput dari mata Demian dan yang lainnya.
Karina mengangguk dan berlalu pergi menuju kamar Demian untuk mengambil tas, Karina mengecek ponsel yang sejak semalam tidak ia sentuh. Terdapat beberapa panggilan dan pesan dari Malvin, namun untuk saat ini, ia pilih untuk mengabaikannya.
Saat berbalik badan ia terkejut Demian sudah berdiri menjulang di hadapannya.
"Demian.,.
"terimakasih telab mengobatiku dan anak buahku, berikan nomor rekeningmu aku akan mengganti tenagamu itu " ucap Demian dengan sorot mata tajam.
"Demian itu tidak perlu, aku.,.
"sstt aku tidak suka hutang budi" ucap Demian, tatapanya tertuju pada bibir Karina.
"tapi tidak perlu, aku,.
"baiklah aku akan menggantinya dengan malam panas yang akan membuatmu tidak akan lupa" bisik Demian membuat tubuh Karina menegang, mendengar kalimat itu membaut sesuatu dalam diri Karina meminta untuk di lepas
"siapkan dirimu, aku akan menculikmu kembali" bisik Demian membuat kaki Karina lemas, tangan Demian menangkup wajah Karina, dan langsung melabuhkan sebuah ciuman yang panas dan mebahara penuh gairah.